Perspektif

Momentum Tahun Baru dan Kesalehan Terhadap Alam yang Terlupakan

3 Mins read

Bagi sebagian besar masyarakat, tahun baru menjadi salah satu momentum yang berarti. Malam pergantian  tahun biasanya dimanfaatkan dengan berbagai macam kegiatan bersama keluarga atau orang terdekat, makan bersama, refleksi dan doa bersama, atau berkumpul di pusat kota untuk menyaksikan pesta kembang api. Berbagai hal tersebut dilakukan sebagai ekspresi suka cita ataupun rasa syukur karena telah berhasil menjalani satu tahun sebelumnya dan sebagai bentuk wujud harapan agar tahun mendatang menjadi lebih baik.

Kebersihan yang Sering Terlupakan

Ekspresi kebahagiaan tahun baru dirayakan dengan meriah di berbagai penjuru. Namun ketika melakukan kegiatan tersebut, terdapat satu hal penting yang terlupakan yaitu berkaitan dengan kebersihan. Kegiatan perayaan tahun baru pastinya tidak akan lepas dari perilaku konsumsi. Membeli barang ataupun makanan pada sebuah lokasi perayaan menjadi suatu hal yang tidak terlewatkan. Dengan itu, sangat jelas pastinya produksi sampah seperti kemasan makanan dan minuman akan meningkat.

Setelah malam pergantian tahun dirayakan dengan sangat meriah, berbagai media turut menyampaikan informasi banyaknya jumlah sampah yang yang terkumpul pada perayaan malam pergantian tahun di beberapa daerah mencapai puluhan hingga ratusan ton. Bukan hanya itu, sampah-sampah di lokasi perayaan malam pergantian tahun itu berserakan tak beraturan, terlihat tidak seindah pesta kembang api di malam harinya.  

Hal tersebut menjadi bukti belum tercapainya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Padahal jika kita melihat kondisi pada tahun 2023 dengan adanya masalah meningkatnya produksi dan pengelolaan sampah membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan, maka idealnya kita telah berpikir dan bertindak pada upaya untuk mengurangi produksi sampah ataupun melakukan pengelolaan terhadap sampah. Namun pada kenyataanya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya masih menjadi sebuah tugas besar bersama.

Baca Juga  Menjadi Umat Tengah itu Sangat Penting!

Membangun Kesalehan Terhadap Alam

Mensyukuri pergantian tahun dengan berbagai ekspresi yang membawa kebaikan seperti silaturahmi, keakraban, doa bersama, ataupun saling berbagi termasuk bentuk kebaikan yang membawa manfaat. Pergantian tahun tidak jarang dilakukan dengan refleksi dan rencana lebih baik untuk waktu mendatang baik dalam aspek kesehatan, finansial, spiritual, atau berbagai aspek lainnya. Hal berkenaan dengan meningkatkan kesalehan terhadap alam kiranya juga menjadi suatu yang perlu untuk dilakukan.

Melihat kenyataan bahwa telah terjadi berbagai bentuk masalah kerusakan alam, maka sudah saatnya di tahun baru ini menjadi awal untuk menyadari perlunya perilaku kesalehan terhadap alam. Kesalehan manusia dalam beribadah tidak hanya terbatas saat melakukan ritual seperti salat, puasa, ataupun membaca Al-Qur’an, akan tetapi kesalehan seseorang manusia juga perlu tampak dari cara berperilaku terhadap sesamanya sekaligus terhadap alam. Terlebih Allah telah jadikan ajaran Islam merupakan ajaran yang rahmatan lil ‘alamin, maka sudah sepatutnya kesadaran manusia sebagai penduduk bumi sekaligus penganut ajaran tersebut untuk menebarkan kebaikan kepada alam di bumi ini.

***

Perilaku saleh terhadap alam dapat dilakukan melalui langkah-langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari. Membuang sampah pada tempatnya adalah hal dasar dari salah satu contoh perilaku menjaga ekologis. Selain itu, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai juga dapat menjadi salah satu langkah yang perlu untuk segera disadari dan dimulai. Hal tersebut perlu dilakukan karena berbagai masalah yang berkaitan dengan sampah tidak lepas dari sebab meningkatnya jumlah sampah plastik. Masalah sampah plastik turut membawa dampak bagi kehidupan manusia ataupun makhluk lain seperti hewan yang nantinya juga akan dikonsumsi manusia.

Bukan hanya sampah anorganik seperti plastik saja yang menjadi masalah, sampah organik seperti sisa makanan juga dapat menjadi suatu masalah besar. Apabila sisa makanan terbuang tanpa diolah dengan sesuai, maka ketika membusuk akan menghasilkan gas metana yang dapat membentuk gas rumah kaca sehingga memicu terjadinya pemanasan global. Maka dari itu penting untuk makan secukupnya agar tidak terbuang sehingga menjadi limbah yang menyebabkan masalah lebih besar. Apabila terdapat sisa makanan, maka langkah lain yang dapat dilakukan ialah dengan memanfaatkanya untuk makanan ternak ataupun diolah menjadi pupuk organik.

Baca Juga  The Untapped Gold Mine Of PHOTOGRAPHY That Virtually No One Knows About

Beberapa langkah kecil bentuk kesalehan terhadap alam sebagai upaya menjaga bumi merupakan bagian dari ajaran agama yang perlu untuk dimulai pada awal tahun ini. Allah telah menitipkan bumi ini dan manusia sebagai penghuninya memiliki tugas untuk menjaganya. Allah berfirman:

“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf:56).

Teladan Kesalehan Terhadap Alam di Tahun Baru

Setelah perayaan malam pergantian tahun, terdapat salah satu kelompok muslim yang memberikan keteladanan perilaku saleh terhadap alam. Clean The City adalah bentuk kegiatan bersih-bersih lingkungan yang dilakukan oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Kegiatan bersih-bersih tersebut telah dilakukan sejak tahun 2015. Bahkan hingga saat ini telah lebih dari 60 ribu relawan dari berbagai kalangan di lebih dari 50 kota di Indonesia.

Pada hari Senin, 1 Januari 2024, tepat setelah perayaan malam pergantian tahun, Jemaat Ahmadiyah Indonesia diberbagai daerah melakukan aksi Clean The City tersebut. Bogor, Garut, Kuningan, Jakarta, Padang, Banjarnegara, Bontang, Serang, dan beberapa daerah lainnya menjadi lokasi dilakukannya Clean The City. Sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengawali tahun tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap alam dan wujud cinta terhadap tanah air. Kemajuan rohani dan jasmani pada tahun 2024 ini menjadi sebuah harapan yang disampaikan oleh Mln. Mirajuddin sebagai Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia saat mengikuti Clean The City di Bogor.

Editor: Soleh

Kemal Pasha Wijaya
17 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

1 Comment

  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds