Perspektif

Awal Ramadhan 1445 H di Indonesia, Mungkinkah Serentak?

3 Mins read

Penetapan Ramadhan 1445 Muhammadiyah

Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1445 jatuh pada hari Senin tanggal 11 Maret 2023. Penetapan tersebut dituangkan dalam maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2024. Maklumat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum (Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.) dan Sekretaris (Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D.) tertanggal 30 Jumadilakhir 1445 H bertepatan dengan tanggal 12 Januari 2024.

Sebagaimana telah kita pahami bersama, bahwa dalam penetapan tersebut, Muhammadiyah berpedoman pada hisab haqiqi wujudul hilal. Bagaimana ketentuannya? Ketentuannya adalah jika di penghujung hari ke-29 bulan hijriyah terpenuhi tiga syarat yakni pertama, telah terjadi ijtimak; kedua, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam; dan ketiga, pada saat matahari terbenam, jika piringan Bulan berada di atas ufuk, maka sejak waktu maghrib tiba, wilayah tersebut telah masuk bulan baru.

Dalam maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2024 tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan bahwa ijtimak jelang Ramadhan 1445 H terjadi pada hari Ahad tanggal 10 Maret 2024 pukul 16:07:42 WIB di Yogyakarta. Berdasarkan penghitungan (hisab), saat Matahari terbenam pada hari dan tanggal tersebut, di Yogyakarta, hilal sudah wujud dengan ketinggian +00° 56′ 28”. Pada saat Matahari terbenam, pada hari Ahad tanggal 10 Maret 2024 M, di wilayah Indonesia, Bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) kecuali wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya. Berdasarkan data tersebut, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H untuk wilayah Indonesia jatuh pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam memahami nash-nash Al-Qur’an dan Hadis Nabi Saw, Muhammadiyah (Majelis Tarjih dan Tajdid) menggunakan metode tarjih. Dalil-dalil naqli tentang penentuan awal bulan Hijriyah termasuk bulan Ramadhan, jika dibaca dengan metode tarjih maka hasilnya adalah penggunaan metode hisab dalam penentuan awal bulan Hijriyah.

Baca Juga  Sains dan Agama dalam Menghadapi Corona: Bersinergi atau Bertentangan?

Penetapan Ramadhan 1445 Pemerintah

Sementara itu, Pemerintah RI melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menetapkan 1 Ramadhan 1445 H melalui sidang isbat pada hari Ahad tanggal 10 Maret 2024. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa dalam penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah, Kemenag RI berpedoman pada hasil rukyat. Walaupun Kemenag RI juga tidak meninggalkan hisab imkamur rukyat, namun keputusan akhir tetap mengacu pada hasil rukyat. Hal tersebut bisa dimaklumi karena pembacaan terhadap dalil-dalil tentang penentuan awal bulan Ramadhan dilakukan dengan metode al-jam’u wa al-taufiq.

Berbeda dengan Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab haqiqi wujudul hilal, Kemenag RI berpedoman pada metode hisab haqiqi imkanur rukyat. Kemenag RI berpedoman pada kesepakatan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yakni pola 3 dan 6,4 (Susiknan Azhari, 2022). Tinggi hilal di atas ufuk minimal 3°, sedangkan sudut elongasi (jarak lengkung Bulan dan Matahari) minimal 6,4°. Kedua syarat tersebut bersifat kumulatif, artinya harus terpenuhi semuanya.

Bagaimana jika kriteria MABIMS tersebut diimplementasikan di Indonesia dalam penentuan awal bulan Ramadhan 1445 H?

Kalender Hijriah Indonesia Tahun 1445 H yang diterbitkan oleh Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag RI menginformasikan bahwa 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024. Pada kalender tersebut tidak dilampirkan data hasil hisab. Data hisabnya dapat kita lihat pada informasi prakiraan hilal saat Matahari terbenam yang dirilis oleh BMKG, salah satunya.

***

Informasi BMKG menyatakan bahwa ijtimak sebagai penanda akhir bulan Sya’ban 1445 H terjadi pada hari Ahad tanggal 10 Maret 2024 M pukul 15.00.18 WIB. Ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024 berkisar antara -0,33° (di Jayapura, Papua) hingga 0,87° (di Tua Pejat, Sumatera Barat). Adapun elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara 1,64° (di Denpasar, Bali) sampai dengan 2,08° (di Jayapura, Papua).

Baca Juga  Gelar Bimtek, Petugas Diminta Fokus Melayani Jemaah Haji

Jika data ketinggian hilal yang dirilis oleh BMKG di atas dibandingkan dengan standar MABIMS (minimal 3°), maka tidak memenuhi. Oleh karenanya, bilangan bulan Sya’ban 1445 H akan dibulatkan/digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Ramadhan 1445 H akan jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024.

Selanjutnya, jika data sudut elongasi yang dirilis oleh BMKG di atas dibandingkan dengan standar MABIMS (6,4°), maka tidak memenuhi pula. Oleh karenanya, bilangan bulan Sya’ban 1445 H akan dibulatkan/digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Ramadhan 1445 H akan jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024.

Pelaksanaan Sidang Isbat Kemenag

Namun demikian, Kemenag RI akan memutuskan tanggal 1 Ramadhan 1445 H melalui sidang isbat yang akan digelar pada hari Ahad tanggal 10 Maret 2024 petang, in sya Allah. Sidang isbat tersebut, biasanya akan diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag.

Sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, dilansir dari kemenag.go.id, Ahad (25/02/2024), bahwa keputusan akhir tentang awal Ramadhan 1445 H bergantung pada hasil rukyat. Walaupun, Kemenag RI tidak menafikan hasil hisab sebagai informasi awal.

Kementerian Agama (Kemenag) akan menyelenggarakan Rukyatul Hilal (pemantauan hilal) awal Ramadhan pada 29 Sya’ban 1445 H atau bertepatan dengan tanggal10 Maret 2024. Di seluruh Indonesia, rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan di 134 titik. Semoga dari 134 titik pantau hilal tersebut, terdapat minimal 1 titik yang berhasil, sehingga 1 Ramadhan 1445 H akan ditetapkan jatuh pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024. Jika ini yang terjadi, maka awal Ramadhan 1445 H di Indonesia akan serentak.

Jika Tak Serentak, Saling Menghormati dan Menghargai

Namun demikian, jika tidak ada satupun titik pantau yang berhasil melihat hilal 1 Ramadhan 1445 H, maka bilangan bulan Sya’ban 1445 H akan digenapkan menjadi 30 hari. Dengan begitu, 1 Ramadhan 1445 akan ditetapkan oleh Kemenag RI jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024. Jika ini yang terjadi, maka awal Ramadhan 1445 H di Indonesia tidak akan serentak.

Baca Juga  KOMPETISI

Manakala nantinya terjadi ketidakserentakan awal Ramadhan 1445 H di Indonesia, maka sikap yang perlu ditumbuh-kembangkan adalah saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Pihak yang mengawali puasa Ramadhan 1445 H pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 harus menghormati dan menghargai pihak yang mengawali puasa Ramadhan 1445 H terlebih dahulu (hari Senin tanggal 11 Maret 2024). Begitu pula sebaliknya, pihak yang mengawali puasa Ramadhan 1445 H pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024 harus pula menghormati  dan menghargai pihak yang mengawali puasa keesokan harinya (hari Selasa tanggal 12 Maret 2024).

Wa Allah a’lamu bi al-shawab.

Semoga bermanfaat.

Editor: Soleh

Avatar
35 posts

About author
Staf Pengajar UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Sains dan Teknologi. Santri Pondok Pesantren Islam al-Mukmin Ngruki Tahun 1991-1997.
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds