Review

Inilah Kitab tentang Kepribadian Nabi Karya Hasyim Asy’ari

4 Mins read

Kitab al-Nūr al-Mubīn fī Maḥabbati Sayyid al-Mursalīn. Kitab ini merupakan salah satu karya tulis Hasyim Asy’ari dari berbagai karyanya dalam ragam disiplin ilmu. Kitab yang berisi tentang kepribadian Nabi ini dituliskan oleh Asy’ari secara ringkas namun komprehensif.

Pada karyanya yang dituliskan tidak lebih dari 100 halaman, Asy’ari membuka karyanya dengan mukaddimah singkat yang ia tuliskan dalam dua paragraph. Selanjutnya, ia mengklasifikasikan pembahasan menjadi 29 bab yang dituliskannya dengan istilah faal.  

Fasal-fasal dalam kitab al-Nūr al-Mubīn Karya Hasyim Asy’ari

Dari 85 jumlah halaman kitab, peneliti mengklasifikasikan fasal­-fasal tersebut ke dalam dua bagian. Bagian pertama merukapan fasal-fasal yang terdapat pada halaman 1-42, yaitu; 1). Fī wujūbi al-īmān bihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 2). Fī wujūbi ṭō’atihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 3). Fī wujūbi mutāba’atihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 4). Fī wujūbi munāṣoḥatihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām.

5). Fī wujūbi maḥabbatihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 6). Fī tsawābi man aḥab al-nabiy ṣolla allāhu ‘alaihi wa al-salām. 7). Fīmā ruwiya ‘an al-salafi min maḥabbatihim al-nabiy ṣolla allāhu ‘alaihi wa al-salām. 8). Fī ‘alamāt maḥabbatihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām.

9). Fī wujūbi tauqīrihi wa ta’ẓīmi amrihi wa birrihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām. 10). Fī nasabihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām wa asmā’ihi wa kunyatihi. 11). Fī maulidihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām wa wafātihi wa wafāti wālidaihi. 12). Fī ibtidā’I al-tārikh al-islāmī wa jumlatin min al-umūr al- masyhūrah fī kulli sanatin min sanay al-hijrah ilā wafāti olla allāhu ‘alaihi wa al-salām.

13). Fī muri’atihi wa nasy’atihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām. 14). Fī aulādihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām. 15). Fī A’māmihi (wa ‘amātihi) ‘alaihi al-olātu wa al-salām. 16). Fī Azwājihi olla allāhu ‘alaihi wa al-salām. 17). Fī khuddāmihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām.

bagian kedua berdasarkan pembagian peneliti (halaman 43-85), terdapat 12 fasal, yaitu; 1). Fī mawālihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 2). Fī ḥurrāsihi wa ḥuddātihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 3). Fī muadzīnihi wa khatībihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 4). Fī kuttābihi wa syu’arāihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 5). Fī rusulihi wa umarāihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 6). Fī ṣifatihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām. 7). Fī akhlāqihi ‘alaihi al-ṣolātu wa al-salām.

8). Fī mu’jizatihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām. 9). Fī al-olātu ‘alaihi wa al-taslīm wa ukmu ẑālika wa tafḍīlihi. 10). Fī ziyārati qabrihi wa masjidihi ‘alaihi al-olātu wa al-salām wa faḍīlatihā. 11). Fī al-tawassul wa al-istigātsati al-tasyaffu’ bi al-nabiy olla allāhu ‘alaihi wa al-salām wa al-auliyā’ wa al-ṣāliḥīn raiya Allāhu ‘anhum ajma’īn. 12). Fī al-syafā’ati khattamnā bihā al-kitāb rajā’an an takūna khatimata amrina in syā allāh ta’ālā. (Asy’ari, 1997)

Baca Juga  Kerbau, Saksi Bisu Kisah Cinta Saidjah-Adinda dalam Max Havelaar

Kitab yang diterbitkan di Maktabah al-turats al-islami Ma’had Tebu Ireng Jombang ini selesai ditulis Asy’ari pada tanggal 25 Sya’ban 1346 H (1928 M).

Manuskrip asli dari kitab ini ditemukan dari tangan Muhammad Ilyas bin Muhammad Qolyubi. Sedangkan naskah yang sudah diketik didapati Ahmad Sahal bin Muhammad Mansur al-Jombangi dengan perhatian dari Ahmad sahal al-Fasuruwani.

Naskah tersebut selanjutnya ditulis dan dicetak ulang oleh Muhammad Ma’sum bin Ali al-Jombangi penulis dengan muhaqqiq Muhammad ‘Ashim Haadziq al-Jombangi Muhaqiq pada 13 Jumada tsani 1418 H (1997 M). (Asy’ari, 1997)

Analisis Terhadap Kitab al-Nūr al-Mubīn fī Maḥabbati Sayyid al-Mursalīn

Berdasarkan elaborasi peneliti terhadap kitab al-Nūr al-Mubīn fī Maḥabbati Sayyid al-Mursalīn, terdapat beberapa kesimpulan yang diambil dari karakteristik kitab tersebut. Dimana akan disajikan dalam tiga kategori pembahasan, yaitu kelebihan, kekurangan, dan keunikan serta karakteristik.

Pertama, kelebihan kitab. Di antara beberapa kelebihan kitab ini, yaitu penyajiannya yang dilakukan secara singkat namun komprehensif. Hal ini menjadikan pembaca tidak cepat jenuh untuk memahami kepribadian Nabi melalui kitab ini. Selain itu, bahasa yang dipilih Asy’ari cenderung sederhana, lugas, dan mudah dipahami. Maka tidak heran jika kitab ini dijadikan oleh banyak pesantren.

Kedua, kekurangan kitab. Terlepas dari kelebihan kitab, terdapat beberapa aspek dalam kitab tersebut, yang menurut peneliti perlu diperbaiki, yaitu;

1). Sistematika kitab cenderung belum terstruktur. Hal ini dapat dibuktikan dengan penyajian fasal yang cenderung terlalu banyak dan tidak dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang lebih besar, guna memudahkan pembaca. Selain itu, tidak terdapat daftar isi maupun indeks dalam kitab tersebut, sehingga perpotensi mempersulit pembaca dalam menemukan bagian yang ingin dibaca.

2). Tidak terdapat keterangan kualitas dan sumber hadis. Hal ini menurut penulis merupakan sesuatu yang sangat disayangkan. Dalam hadis tertentu, ditemukan redaksi yang merupakan gabungan dari penggalan beberapa hadis. Bahkan terdapat juga bagian yang bukan merupakan hadis, namun terdapat dalam kitab sirah.

Baca Juga  Syarah: Produktivitas Ilmiah dari Ilmu Keislaman

Ketiga, keunikan dan karakterisitik kitab. Diantara keunikan kitab ini adalah penyebutan Nabi dalam beberapa fasal secara berbeda. Setidaknya peneliti menemukan tiga diksi berbeda, pertama “alaihi al-ṣolātu wa al-salām” dengan kata ganti ḍamīr hi. Term tersebut digunakan dalam mayoritas fasal pada kitab ini. Kedua, “ṣolla allāhu ‘alaihi wa al-salām” dengan kata ganti ḍamīr hi juga. Diksi seperti ini dapat ditemukan di fasal 12 dan 16. Ketiga, “al-nabiy ṣolla allāhu ‘alaihi wa al-salām”. Diksi seperti ini dapat ditemukan di fasal 6, 7, dan 28. Belum diketahui alasan Asy’ari menyebutkan Nabi dengan beberapa diksi. Namun menurut hemat peneliti, hal tersebut merupakan keunikan gaya bahasa dalam kitab ini.

Sedangkan di antara karakter penulisan kitab ini adalah pembedaan penggunaan gaya penulisan ayat Al-Qur’an dan Hadis. Penulisan ayat Al-Qur’an pada kitab ini ditulis dalam tanda kurung bunga, sedangkan Hadis dituliskan dengan tanda kurung biasa. Walaupun sejatinya yang terdapat dalam tanda kurung tidak melulu hadis, sebagaimana yang telah penulis paparkan di atas.

Bibliografi

Asy’ari, H. (1997). al-nūr al-mubīn fī maḥabbati sayyid al-mursalīn (M. ’Ashim Hadziq (ed.)). Maktabah al-turats al-islami Ma’had Tebu Ireng.

Related posts
Review

Ketika Agama Tak Berdaya di Hadapan Kapitalisme

4 Mins read
Globalisasi merupakan revolusi terbesar dalam sejarah kehidupan manusia. Dalam buku berjudul Beragama dalam Belenggu Kapitalisme karya Fachrizal A. Halim dijelaskan bahwa globalisasi…
Review

Kitab An-Naja, Warisan Filsafat Ibnu Sina

4 Mins read
Kitab An-Naja adalah salah satu karya penting dalam filsafat Islam yang berisi tentang gagasan besar seorang filsuf bernama Ibnu Sina, yang juga…
Review

Kitab Al-Fasl Ibnu Hazm: Mahakarya Filologi Intelektual Islam Klasik

3 Mins read
Ibnu Hazm (994–1064 M), seorang cendekiawan Andalusia, dikenal sebagai salah satu pemikir paling produktif dan brilian dalam sejarah intelektual Islam. Karya-karyanya mencakup…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds