News

Best Fest GUSDURian Ajak Anak Muda Rayakan Keberagaman

2 Mins read

IBTimes.ID, Yogyakarta – Program Manager Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS), Tri Noviana, menegaskan pentingnya mengkampanyekan gerakan toleransi dan kebebasan beragama secara masif di kalangan anak muda. Hal itu ia sampaikan saat mengisi sesi “Kongkow Bareng GUSDURian Jogja” pada Forum Belajar Festival Beda Setara (Best Fest) di UIN Sunan Kalijaga, Selasa (12/11/2024).

“Kita sebagai anak muda perlu mengkampanyekan gerakan toleransi dan kebebasan beragama dan berkeyakinan secara masif untuk membela hak-hak kelompok rentan, termasuk bagaimana kita bisa membangun kesetaraan antaragama-kepercayaan maupun antarsuku-gender dan sebagainya,” jelasnya.

Ia menyatakan bahwa agama dan kepercayaan merupakan bagian dari keberagaman Indonesia dan tidak perlu menjadi ajang perdebatan yang memicu perpecahan.

“Agama dan kepercayaan itu bagian dari keberagaman yang ada di Indonesia, maka itu tidak perlu diperdebatkan secara sengit karena mereka memiliki nilai-nilai yang sama,” papar dia.

Ia menekankan bahwa gerakan toleransi harus berfokus pada pembelaan hak-hak kelompok rentan dan upaya membangun kesetaraan antaragama, antarkepercayaan, serta di antara suku, gender, dan latar belakang lainnya.

Menurutnya, dalam konteks Indonesia, pembahasan keberagaman agama kerap kali menjadi isu sensitif. “Jika kita bisa mengemasnya sebagai upaya pemenuhan hak warga negara, kita bisa melakukannya secara bersama. Memperdebatkan agama dan kepercayaan itu justru memecah belah masyarakat dan tentu akan berakhir konflik antaragama dan kepercayaan,” jelas Tri.

Tri mengajak generasi muda untuk mulai membangun toleransi dari lingkup terkecil, seperti melalui gerakan pertemanan, komunitas kampus, dan gerakan di daerah masing-masing.

“Hal terkecil apa pun yang bisa kita lakukan untuk membangun toleransi, lakukanlah! Dan akar dari semua ini adalah soal kesetaraan dan kemanusiaan. Kita tidak perlu memperdebatkan bagaimana cara ibadahnya, kitabnya, dan sebagainya karena itu keyakinan masing-masing,” jelasnya.

Baca Juga  INFID dan IRE: RAN PE sebagai Langkah Serius Memerangi Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme

Tri juga menyoroti kebiasaan di Indonesia yang sering kali membawa bahasa agama yang dianut oleh seseorang pada ruang perbincangan. Hal ini berbeda dengan di luar negeri di mana hal itu dianggap tabu.

“Kita tidak berhak mencampuri urusan ide apa, cara beribadahnya bagaimana, tetapi kita punya hak dan kewajiban untuk saling membela karena kita sama-sama manusia dan berada di Indonesia dan penuh dengan keberagaman suku etnis maupun agama dan kepercayaan yang sangat beragam,” ucapnya.

Ia berharap gerakan toleransi dapat menjadi nilai kolektif yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia, sejalan dengan ajaran KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang selalu mendukung keberagaman dan kebebasan beragama. Menurut Tri, saling menghormati perbedaan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang adil, damai, dan harmonis di tengah keberagaman yang ada.

“Ini yang bisa kita lakukan secara bersama secara dan kolektif untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi seperti apa yang sudah diajarkan oleh Gus Dur,” pungkasnya.

Avatar
1457 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

28.536 Guru PAI di Sekolah Ikuti PPG 2024 untuk Tingkatkan Kompetensi dan Kesejahteraan

1 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (20/12/24) – Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, telah sukses melaksanakan Pendidikan Profesi…
News

Adaptif Terhadap Zaman, Dosen Ilmu Komunikasi UNY Adakan Pelatihan Pelayanan Prima di PCM Depok Sleman

2 Mins read
IBTimes.ID – Menghadapi perubahan era yang berjalan sangat cepat dan dinamis, serta membutuhkan adaptasi yang juga cepat, diperlukan keahlian khusus untuk menghadapi…
News

Festival Moderasi Keindonesiaan: Menyemai Moderasi Beragama di Kalangan Milenial dan Gen-Z

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta (15/12/24) — Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia (PUNDI) bekerja sama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan acara Festival Moderasi Keindonesiaan yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds