Report

Abdul Munip: Lima Motif Penerjemahan Buku Bahasa Arab

2 Mins read

IBTimes.ID, Yogyakarta– Setelah Prof. Alimatul Qibtiyah, Universitas Negeri Sunan (UIN) Kalijaga kembali mengukuhkan satu lagi Guru Besar. Kali ini yang dikukuhkan ialah Prof. Dr. Abdul Munip, M. Ag sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Studi Islam (Tarjamah). Pengukuhan Guru Besar ini dilaksanakan pada hari Kamis (24/9/2020).

Ketika membacakan teks pidato pengukuhannya, Abdul Munip melihat bahwa kegiatan penerjemahan telah mengalami perkembangan yang bisa dibilang cukup signifikan akhir-akhir ini.

“Studi penerjemahan mengalami perkembangan yang signifikan sekarang ini. Para pakar penerjemahan telah mempublikasikan karya mereka dalam bentuk buku, prosidingmaupun artikel jurnal ilmiah” ujar Munip.

Munip melihat bahwa studi serius tentang tema kajian penerjemahan akhir-akhir ini juga tidak kalah pesat.  

“Tema kajian studi penerjemahan juga berkembang dengan pesat, bergeser dari sekedar petunjuk praktis dalam penerjemahan ke arah kajian serius tentang filsafat dan formulasi teori penerjemahan. Namun demikian, konsentrasi utama studi penerjemahan masih berkisar tentang teks, proses dan hasil penerjemahan” pungkasnya.

Maraknya kegiatan penerjemahan ini, menurut Munip, tak lepas dari motif-motif yang mendorong para penerjemah dan atau penerbit melakukan penerjemahan dan penerbitan buku-buku terjemahan, terutama penerjemahan buku-buku yang berbahasa Arab.

Setidaknya, ada lima motif yang Munip catat.

Pertama, motivasi religius. Munip berkata:

“Para penerjemah ingin agar aktivitas penerjemahannya terhadap buku bahasa Arab dikategorikan sebagai amal shalih yang bermanfaat bagi semua orang dan bisa menjadi penyebab diterimanya pahala dari Allah SWT”.

Kedua, motivasi edukasional. Maksudnya, kegiatan penerjemahan buku-buku berbahasa Arab dilandasi motif untuk pembelajaran masyarakat.

“Penerjemah atau pihak lain yang terkait memandang bahwa isi buku yang hendak diterjemahkan dianggap penting dan relevan untuk diketahui para pembaca. Buku tersebut dianggap bisa memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca” ujar Munip.

Baca Juga  Haedar Nashir: Makna Tajdid Tidak Hanya Purifikasi!

Setidaknya, menurut Munip, ada tiga kategori buku terjemahan dari bahasa Arab yang dipublikasikan karena motif edukatif ini, yakni: (1) buku-buku yang menjadi bahan ajar dalam kurikulum lembaga pendidikan seperti pesantren, sekolah, maupun perguruan tinggi, (2) buku-buku yang dibutuhkan masyarakat terkait tentang ajaran Islam, dan (3) buku-buku terjemahan yang memang berisi tentang aspek kependidikan.

Ketiga, motivasi ekonomis. Menurut Munip, motivasi ini sangat tampak dari keinginan penerjemah dan penerbit untuk mendapatkan keuntungan materi dari penerbitan buku-buku terjemahan dari bahasa Arab.

Keempat, motivasi ideologis. Motivasi ini ditandai dari kegigihan penerjemah dan penerbit untuk menyebakan faham dan ideologi keagamaannya melalui buku-buku terjemahan dari bahasa Arab.

“Motivasi ini mungkin tidak tampak ke permukaan, sehingga kurang bisa diamati secara sepintas kilas. Namun demikian, kadangkala nama penerbit juga sudah menunjukkan keberpihakan pada pemahaman, aliran, atau ideologi Islam tertentu” kata Munip.

Kelima, motivasi stimulatif-provokatif. Menurut Munip, Motivasi ini ditandai dengan diterjemahkannya buku-buku berbahasa Arab karya ilmuwan Timur Tengah kontemporer dengan tujuan memantik diskursus akademik dalam studi Islam. Seperti penerjemahan buku-buku karya akademisi Timur Tengah yang pemikirannya cukup provokatif, seperti Muhammad Arkoun, Hassan Hanafi, Nasr Hamid Abu Zayd, Abdullahi Ahmad an-Na’im, dan Muhammad Syahrur.

“Sehingga, Perdebatan dan pro kontra yang pada awalnya hanya bisa dinikmati oleh sebagian akademisi muslim Indonesia yang memiliki akses membaca buku dalam bahasa Arab, kini bisa juga dinikmati oleh mereka yang tidak memiliki akses atau kompetensi berbahasa Arab” pungkas Munip.

Reporter & Editor: Yahya FR

Avatar
1457 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Hamim Ilyas: Islam Merupakan Agama yang Fungsional

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut, Islam merupakan agama yang fungsional. Islam tidak terbatas pada…
Report

Haedar Nashir: Lazismu Harus menjadi Leading Sector Sinergi Kebajikan dan Inovasi Sosial

1 Mins read
IBTimes.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan amanah sekaligus membuka agenda Rapat Kerja Nasional Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan…
Report

Hilman Latief: Lazismu Tetap Konsisten dengan Misi SDGs

1 Mins read
IBTimes.ID – Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hilman Latief mengatakan bahwa Lazismu sudah sejak lama dan bertahun-tahun terus konsisten dengan Sustainable Development…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds