Ibadah

Apa yang Ma’ruf dan Apa yang Munkar?

2 Mins read

Oleh: KH. Ahmad Azhar Basyir, M.A.*

Di antara sekian banyak hadits Nabi tentang pentingnya amar ma’ruf dan nahi munkar ditegakkan, dapat disebutkan misalnya: ”Tidak seorang Nabi pun yang diutus Allah untuk ummatnya sebelumku, melainkan mempunyai golongan yang menolongnya dari ummatnya dan sahabat-sahabat yang berpegang teguh kepada sunnahnya serta mengikuti segala perintahnya. Setelah itu datang pula pengganti mereka, generasi yang hanya pandai berkata tentang hal-hal yang tidak mereka kerjakan, bahkan mereka kerjakan hal-hal yang tidak diperintahkan. Barangsiapa berjihad terhadap mereka dengan kekuasaanya, dia adalah mukmin. Barangsiapa berjihad terhadap mereka dengan lisannya, dia masih mukmin. Barangsiapa berjihad terhadap mereka dengan hatinya, dia pun masih mukmin. Di belakang itu tidak ada tempat bagi iman sedikit pun juga” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud r.a.).

Pernah sesorang bertanya kepada Nabi tentang macam jihad yang lebih utama, yang oleh beliau dijawab: ”Menyerukan kebenaran di hadapan penguasa yang dzalim” (HR. Nasai dari Thariq bin Syihab Al-Bajali).

Hadits lain riwayat Turmudzi dari sahabat Hudzaifah r.a. Nabi SAW mengatakan: ”Demi Allah yang menguasai diriku, sungguh-sungguh perintahkan kebajikan dan cegahlah kemunkaran, bila tidak Allah akan menurunkan siksa atas kamu semua, kemudian kamu berdoa kepada Allah, tetapi doamu itu tidak dikabulkanNya.

Dari hadis-hadis tersebut dapat kita ketahui bagaimana pentingnya amar ma’ruf nahi munkar itu harus kita tegakkan.

Apa yang Ma’ruf?

Secara garis besar, dapat kita katakan bahwa yang ma’ruf adalah yang baik menurut pandangan agama. Ma’ruf tidak berarti harus yang bernilai wajib, tetapi juga yang bernilai keutamaan-keutamaan.

Misalnya, makan-minum dengan tangan kanan, menutup makanan dan minuman agar jangan terkena debu, berpakaian sopan di waktu bertamu atau menerima tamu, membaca hamdalah setelah bersin, membaca basmalah di waktu akan makan-minum, mendahulukan tangan atau kaki kanan di waktu mengenakan pakaian, sandal atau sepatu, dan mendahulukan yang kiri di waktu melepaskanya, dan sebagainya. Apabila hal-hal yang merupakan keutamaan saja termasuk ma’ruf yang harus diajarkan, apalagi hal-hal yang wajib.

Baca Juga  Dari Rasjidi sampai Hamka: Siapa Penerus Estafet Nahi Munkar Selanjutnya?

Apa yang Munkar?

Yang munkar, dengan secara garis besar, dikatakan oleh Al-Ghazali ialah hal-hal yang dilarang terjadinya oleh syara’. Al-Ghazali tidak mengartikan yang munkar adalah yang berupa ma’shiyah (maksiat). Sebab, munkar lebih umum daripada maksiat. Misalnya, bila seseorang melihat orang gila Muslim minum khamr, wajib melarangnya dan membuang khamr yang ada. Perbuatan orang gila bukan maksiat, tetapi terjadinya orang Islam minum khamr itu tidak dikehendaki syara’. Jadi, dalam hal yang tidak termasuk maksiat pun munkar dapat terjadi.

Bahkan, dalam hal-hal yang berupa ibadah pun munkar dapat terjadi. Misalnya, menyelenggarakan walimah untuk merayakan perkawinan adalah ibadah. Tetapi bila diselenggarakan hanya untuk orang-orang kaya, sedang yang miskin tidak ikut diundang, menjadi walimah yang tercampur munkar.

Makan-minum diperintahkan untuk mempertahankan hidup dan menjadi sarana beribadah, tetapi jangan melampaui batas. Melampaui batas adalah munkar yang harus dicegah. Menghibur diri pada dasarnya dibenarkan syara’, tetapi jangan sampai melalaikan kewajiban-kewajiban. Hiburan yang mengarah kepada melalaikan kewajiban adalah munkar. Permainan catur misalnya, salah satu macam hiburan yang berguna. Tetapi bila sampai melalaikan waktu shalat, sudah merupakan munkar yang harus dicegah.

Permainan musik merupakan salah satu macam hiburan yang amat berguna untuk menghaluskan perasaan. Tetapi bila mengasyikkan hingga melupakan kewajiban-kewajiban, atau diisi dengan hal-hal yang mengarah pada menjauhkan diri dari Allah, menjadi munkar yang harus dicegah.

*) Sumber: SM no. 7/Th. Ke-54/1974 dengan penyuntingan

Editor: Arif

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Ibadah

Mengapa Kita Tidak Bisa Khusyuk Saat Salat?

3 Mins read
Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Di dalam Islam, salat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua. Sebab, tanpa terlebih dahulu mengimani…
Ibadah

Empat Tingkatan Orang Mengerjakan Shalat, Kamu yang Mana?

4 Mins read
Salah satu barometer kesalehan seorang hamba dapat dilihat dari shalatnya. Dikatakan oleh para ulama, bahwa shalat itu undangan dari Allah untuk menghadap-Nya….
Ibadah

Sunah Nabi: Hemat Air Sekalipun untuk Ibadah!

3 Mins read
Keutamaan Ibadah Wudu Bagi umat Islam, wudu merupakan bagian dari ibadah harian yang selalu dilakukan terutama ketika akan melaksanakan salat. Menurut syariat,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds