Perspektif

Awali Kajian Keislaman dengan Pemahaman Definisi

3 Mins read

Ketika kita membicarakan satu konsep, biasanya kita merujuk awal pada pengertian dasar tentang konsep tersebut.  Kita biasa menyebutkannya dengan pengertian secara etimologis (bahasa), juga terminologi (istilah). Misalnya, kajian tentang salat, kita dapat menjelaskan awal dengan penjelasan mengenai sisi bahasa, lalu penjelasan istilah.

Salat adalah doa (bahasa). Salat adalah perbuatan yang diawali dengan takbiratulihram dan diakhir dengan salam (istilah fikih). Atau kalau digali lebih lanjut, bisa juga ditemukan terminologi lain dari kata salat perspektif ilmu lain.

Ragam ilmu keislaman sarat memuat konsep. Sebagai sebuah penjelasan yang teoritis, beberapa bagian konsep yang ada di dalamnya dapat dibantu dengan pemahaman terminologi. Tak terbayang, begitu banyak ragam konsep yang ada pada satu disiplin ilmu, sementara ilmu agama cukup beragam klasifikasinya.

Kita mengenal ilmu tauhid (kalam), tafsir, hadis, fikih, usul fikih, akhlak tasawuf, tarikh, dan sebagainya. Belum lagi, instrumen ilmu kebahasaan Arab juga cukup banyak. Ilmu nahwu, sharaf, ma’ani, bayan, badi’, isytiqaq, juga yang lainnya.

Dalam ilmu tersebut, dapat ditemukan ragam terminologi. Singkatnya, kalau ingin mendalami ilmu tertentu, awal langkah awal dengan mempelajari terminologi yang terdapat di dalamnya.

Mengapa Definisi Penting Dipahami?

Al-Shabban (1206 H), salah seorang penulis hasyiyah pada Alfiyah Ibn Malik bi Syarh al-‘Asymuni, pernah menyatakan bahwa prinsip memahami ilmu itu diawali dengan had (definisi). Definisi menjadi pembuka dalam mengenal, memahami, membedakan, dan menelaah ragam konsep yang ada dalam ilmu tertentu. Dengan definisi, ciri umum yang ada pada konsep dapat diterangkan dengan jelas menurut pakar sesuai bidang ilmu.

Satu istilah diuraikan makna dasarnya, yang tidak menutup kemungkinan istilah pada satu ilmu akan memiliki makna yang berbeda dengan ilmu lainnya. Setelah dipahami pada satu ilmu, kemudian menjelajah pada ilmu lain, dimungkinkan pula istilah tertentu memiliki kaitan makna antara satu sama lain.

Baca Juga  Wafatnya Ulama, Laksana Bintang yang Padam

Contohnya kata amr dalam usul fikih yang bermakna tuntutan pada perintah yang harus dilaksanakan oleh mukalaf memiliki kaitan makna dengan bentuk kata amr dalam morfologi (sharaf) juga makna tertentu dalam al-tarkib al-nahwi (struktur kalimat). Makna tuntutan yang harus dipatuhi dikuatkan dengan penjelasan bentuk kata yang menunjukkannya.

Definisi akan mengantarkan pembaca pada konsep dasar yang dipelajari. Sebab definisi merupakan kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti) (KBBI, 2022). Definisi pun merupakan rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi, masih menurut KBBI (2022).

***

Dalam Kamus Al-Ma’any, ditemukan makna definisi, yaitu:

تعريف عِلْمٍ: تَقْدِيمُ إِيضَاحٍ حَوْلَ مَاهِيَتِهِ وَمَادَّتِهِ

تعريف الشَّيء: تحديد مفهومه الكلِّيّ بذكر خصائصه ومميّزاته


Definisi ilmu adalah penjelasan awal sekitar hakikat dan materi ilmu. Sedangkan definisi sesuatu (objek) merupakan batasan pemahaman yang menyeluruh dengan menuturkan karakteristik dan perbedaannya dengan yang lain.

Uraian makna di atas meneguhkan pentingnya pemaknaan pada terminologi tertentu. Ia menjadi batasan, objek, dan pembeda makna dari ragam istilah yang dikaji. Dari makna ini, definisi menjadi awal kajian dari setiap objek ilmu yang dipelajari.

Musthalahat atau istilah menjadi melekat pada setiap ilmu. Istilah menjadi pembeda fokus pengertian antara satu ilmu dengan ilmu lainnya. Dalam hal ini, rincian terhadap setiap istilah hendaknya dipahami oleh para pencari dan pemerhati ilmu.

Musthalahat pada Karya Ulama

Kata musthalahat lebih sering didengar dalam ilmu hadis. Sebab, salah satu ilmunya yang cukup tersebar di masyarakat adalah musthalahat al-hadis atau istilah-istilah dalam ilmu hadis. Ilmu ini biasanya pula yang dipelajari awal di ilmu hadis. Seiring dengan perkembangan ilmu, ragam istilah juga dibahas pada ragam ilmu keislaman. Dalam fikih, kita mengenal musthalahat al-fiqh. Dalam ilmu tafsir, kita mengenal musthalahat al-tafsir wa ‘ulum al-qur’an, begitu pun ilmu lainnya.

Baca Juga  Islam Virtual adalah Solusi

Kodifikasi para ulama untuk setiap istilah disusun secara rinci dan alfabetis. Ini pekerjaan yang luar biasa. Entry yang dijelaskan cukup memberikan pemahaman yang pasti pada pembaca.  Belum lagi, entry yang berhubungan dengan idiom kata. Juga istilah teknis lainnya yang hampir setiap ilmu memiliki karakteristrik khusus.

Dalam ilmu fikih misalnya, kita mengenal kitab al-Fawaid al-Makiyyah karya Sayyid ‘Alawi al-Saqaf, yang menyuguhkan ragam pendapat tentang istilah pada fikih. Tidak hanya mengungkap istilah dan pernyataan antara satu sumber ke sumber lain. Kitab ini mengungkap pula kaidah dan maksud pernyataan yang ada pada beberapa kitab muktamad pada fikih. Kitab karya al-Saranji, patut pula dijadikan referensi. Kitab Kasyaf  al-Isthilahat al-Fiqhiyah-nya menyajikan ragam alfabetis istilah fikih.   Begitu pula karya Sayyid Shalih bin Ahmad al-‘Idrus, al-Syafiyah, memuat entry yang alfabetis dan idiomatik pada setiap kajian fikih. Tak hanya itu, kitab al-Syafiyah mengundang pembaca untuk mendalami setiap idiomatik teks pada beberapa kitab muktamad. Nama ringkas, gelar, atau julukan penulis pun disajikan dengan lengkap sesuai dengan nama tulisan dan tahun lahir atau wafatnya.

Penelaahan terhadap referensi musthalahat berbeda dengan kamus bahasa. Pada kamus, biasanya pembaca harus paham dulu kata dasar dari kata yang dicari. Tentu hal ini perlu pengetahuan mumpuni dalam ilmu sharaf.  Pada kamus, kita tidak akan menemukan kata yanshuruna (mereka menolong), kecuali ditemukan kata dasarnya yaitu nashara. Berbeda dengan membuka buku istilah, urutan alfabetis pada entry kata sesuai dengan penulis istilahnya, tidak merujuk pada kata dasar. Ini mempermudah pembaca dalam mencari kata yang dimaksud. Namun, ingat, karena penjelasan istilah kebanyakan ditulis dalam bahasa Arab, tentu pembaca perlu pengetahuan dan keterampilan dalam kebahasaan. Wallahu A’lam.

Editor: Yahya FR

Avatar
38 posts

About author
Pembelajar Keislaman, Penulis Beberapa buku, Tim Pengembang Kurikulum PAI dan Diktis
Articles
Related posts
Perspektif

Mengapa Narasi Anti Syiah Masih Ada di Indonesia?

5 Mins read
Akhir-akhir ini kata Syiah tidak hanya menjadi stigma, melainkan menjadi imajinasi tindakan untuk membenci dan melakukan persekusi. Di sini, Syiah seolah-olah memiliki keterhubungan yang…
Perspektif

Kapan Seseorang Wajib Membayar Zakat Penghasilan?

2 Mins read
Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam yang tidak hanya berdimensi keimanan tapi juga berdimensi sosial. Secara individu, zakat merupakan wujud keyakinan…
Perspektif

Gerhana Matahari di Penghujung Ramadan 1445 H

2 Mins read
Ramadan tahun 1445 Hijriah memiliki fenomena langit yang spesial, yakni dua peristiwa gerhana. Gerhana bulan penumbra pada 25 Maret 2024 dan gerhana…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *