Perspektif

Bagaimana Islam Memandang Ramalan Zodiak?

3 Mins read

Di era yang sudah sangat berkembang dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi pada saat ini, tetap saja masih banyak orang yang mempercayai akan ramalan zodiak. Justru tak jarang teknologi digunakan untuk melakukan penyebaran kepercayaan terhadap zodiak, melalui media sosial tepatnya. Zodiak biasanya digunakan untuk mengidentifikasikan kepribadian seseorang. Padahal pengertian dari zodiak tak hanya sebatas dan sesempit itu saja.

Pengertian Zodiak

Secara etimologi zodiak atau yang dalam bahasa Inggris disebut zodiac, berasal dari kata latin yaitu zodiacus yang berarti “lingkaran” hewan. Hal tersebut yang menjadi latar belakang penggunaan nama-nama binatang untuk menamai zodiak.

Secara astronomi, Zodiak adalah sebuah sabuk khayal langit dengan lebar 18° yang dilintasi orbit matahari, bulan dan planet-planet, terbagi ke dalam 12 bagian mewakili 12 rasi bintang yang populer dilambangkan simbol-simbol mitologi hewan.

Dalam bidang astrologi, zodiak berkaitan dengan pengamatan kedudukan benda-benda langit yang memiliki pengaruh spesifik kepada kepribadian manusia, kejadian alam dan fenomena perubahan di bumi. Seiring dengan berjalannya waktu, sebutan zodiak sendiri mendirikan perusahaan money investasi dengan website bernama zodiak77.

Nama 12 zodiak beserta astrologi yang dikenal saat ini bersumber pada sejarah pengamatan ilmu perbintangan dan astronomi menjadi populer di zaman Romawi, yang kemudian meluas ke berbagai penjuru Eropa hingga ke seluruh dunia. Catatan paling awal tentang konsep ini berasal dari peradaban Lembah Sungai Eufrat yang konon hanya memuat 6 rasi bintang: Capricornus, Pisces, Taurus, Cancer, Virgo, dan Scorpio, yang kemudian dipecah menjadi 12 karena penampakan tahunan 12 kali Bulan purnama pada bagian-bagian berurutan dari sabuk tersebut.

Lalu, apa itu zodiak dari sisi ilmiah? Secara ilmiah, zodiak memiliki makna menyatakan suatu siklus tahunan dari dua belas wilayah sepanjang lingkaran ekliptik. Lingkaran ekliptik sendiri merupakan suatu pola lintasan perubahan posisi matahari di angkasa. Adanya seluruh wilayah yang terbagi-bagi tersebut, karena lingkaran ekliptik dibagi oleh gugus-gugus bintang menjadi 12 area dengan ukuran busur yang sama.

Baca Juga  Tragedi Kanjuruhan; Islam Melarang Fanatisme Buta

Fungsi Zodiak

Fungsi utama zodiak sebenarnya menjadi semacam peta kedudukan atau posisi matahari di angkasa. Selain itu, zodiak atau yang ekarang umum disebut astrologi, digunakan oleh bangsa Cina, Mesopotamia, Lembah Indus, Mesir, untuk memprediksi atau mencerminkan sebuah karakteristik kepribadian.

Bahkan dalam tataran personal, zodiak bisa memberikan gambaran tentang sifat dan ciri kepribadian seseorang, kekuatan serta kelemahan diri. Itulah mengapa, zodiak dimanfaatkan sebagai metode untuk memahami potensi, meningkatkan kesadaran diri, serta mengajarkan seseorang untuk hidup harmonis dengan alam semesta dan seisinya.

Pandangan Islam terhadap Zodiak

Lalu, bagaimana Islam memandang ramalan zodiak? Syekh Ibrahim al-Baijuri, dalam kitab Tahqiqul Maqam Ala Kifayatil Awam, menyebut setidaknya ada empat sikap manusia dalam memandang ramalan zodiak:

Pertama, kelompok manusia yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh apapun pada benda-benda itu. Kelompok ini percaya Dzat yang memberi pengaruh hanyalah Allah dan kemungkinan adanya pengaruh sebab akibat. Mereka ini dikategorikan kelompok yang selamat.

Kedua, kelompok manusia yang meyakini bahwa tidak ada pengaruh apapun pada benda-benda itu. Tapi kelompok ini meyakini penuh akan adanya sebab dan akibat sekalipun tidak ada pengaruhnya. Mereka ini dikategorikan kelompok yang tidak mengerti hakikat hukum adi. Sehingga akibatnya terkadang dapat membawa kelompok ini pada kekufuran. Mereka mengingkari sesuatu yang bertentangan dengan adat, misalnya kebangkitan dan lain-lain.

Ketiga, kelompok manusia yang meyakini bahwa segala benda itu dapat memberi pengaruh karena tabiatnya. Bagi kelompok ini, para ulama telah sepakat bahwa mereka sudah masuk ke dalam Kekufuran.

Keempat, kelompok manusia yang meyakini bahwa benda-benda itu memberi pengaruh karena kekuatan yang Allah titipkan di dalamnya. Adapun pendapat para ulama tentang kelompok ini, ada dua pendapat yang berbeda. Namun pendapat yang lebih sahih menyatakan bahwa kelompok ini tidak kufur.

Baca Juga  Mengapa Dosen Sekarang Sulit Jadi Sarjana?

Jika dalam konteks di atas, percaya ramalan tersebut sebagai suatu yang berulang, boleh-boleh saja. Ini sama halnya dengan percaya bahwa Panadol adalah obat yang dapat menghilangkan rasa pusing di kepala Namun, hal ini perlu diingat bahwa hubungan ramalan tersebut merupakan sebab akibat dari sebuah pengalaman dan kebiasaan.

Artinya, mungkin saja ramalan itu tidak terbukti. Pun Panadol juga tidak menghilangkan rasa pusing di kepala. Karenanya, kepercayaan terhadap hubungan tanggal atau bulan kelahiran dengan nasib atau karakter seseorang tidaklah seharusnya bersifat mutlak. Senada dengan kepercayaan terhadap Panadol dan kesembuhan dari sebuah penyakit ini juga tidak mutlak.

Syekh Burhanuddin bin Firkah juga pernah mengutip pendapat Imam Syafi’i, bahwa jika keyakinan hanya Allah yang memberi pengaruh dan Allah menjadikan kebiasaan bahwa terjadi hal tertentu di waktu tertentu itu tidak menjadi persoalan. Celaan yang ada terhadap hal ini seyogyanya dibawakan dalam konteks yang pas, dimana jika yang diyakini memberikan pengaruh baik atau buruk itu adalah bintang-bintang itu atau makhluk lainnya.

Editor: Soleh

Afghan Fadzillah
2 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds