Review

Belajar Filsafat itu Tidak Akan Pernah Selesai!

2 Mins read

Di bagian akhir, Russell mengatakan jika filsafat bagi orang yang tidak paham seolah memikirkan hal yang tidak penting. Hanya orang-orang yang tidak cuek terhadap kontemplasi filosofis yang dapat memahami bagaimana filsafat bekerja.

Di kalangan kita, filsafat masih mempunyai semacam ruang gap dan jarak. Namun, sebagian besar masih menerima produk dan hasil dari perenungan filosofis itu sendiri, meski secara subjek tidak lagi dinamai dengan filsafat.

Ambil contoh akal budi manusia yang dulu bagian dari filsafat dan kemudian menjadi indipenden dengan sebutan psikologi. Hal-hal yang sudah pasti, sudah masuk ke ranah lain, sementara pertanyaan yang semu masih dalam residu filsafat.

Membincang Filsafat Tak akan Pernah Selesai

Membincang filsafat memang tidak akan pernah selesai pada satu titik yang jelas. Bangunan-bangun prinsipil dan teoritik selalu saja diruntuhkan. Dalam arti, selalu menolak untuk sampai pada batas di mana hal tersebut menjadi sesuatu yang pakem.

Makanya, dalam filsafat, pertarungan kritis adalah sebuah entitas yang tidak akan pernah terlepas. Selalu menolak sebuah kemapanan yang sudah bercokol. Inilah mengapa kadangkala filsafat justru dianggap memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu lagi direfleksikan.

Aspek-aspek yang sering ditemukan dalam filsafat tidak lain adalah data spekulatif. Selain hal itu, ada banyak sekali permasalahan di dalam filsafat yang secara sengaja dikemukakan.

Beberapa Persoalan tentang Filsafat

Di sini, Russell berusaha untuk menyajikan beberapa persoalan-persoalan tentang filsafat. Mulai dari objek dari filsafat itu sendiri sampai metode dari sebuah pengetahuan. Russell mengemukakan bagaimana metode induksi membentuk sebuah penegetahuan. Di saat yang bersamaan pula, ia menyajikan sebuah kritik terhadap metode ini.

Ia menyatakan jika proses induksi ini adalah sebuah hukum yang kemungkinan besar berlanjut di masa depan. Sebagai sebuah alasan, karena banyaknya sampel yang telah ditemukan di masa lalu. Keyakinan bahwa matahari akan terbit besok hari karena beberapa sampel hari-hari sebelumnya. Meski, tidak menutup kemungkinan bahwa matahari tidak terbit besok.

Baca Juga  Nalar Kritis Keberagamaan

Ia juga memaparkan bagaimana eksistensi materi terhadap indera. Data-indera yang diperoleh apakah sepenuhnya karena melihat hal-hal yang tampak atau justru karena detum-indera itu sendiri. Hal ini yang dibahas oleh Russell di bagian tengah buku.

Ia menyajikan pula ihwal yang bersangkutan dengan pengetahuan dan kesalahan. Apakah setiap pengetahuan tentang kebenaran sama tentang pengetahuan tentang benda. Russell mengungkapkan jika pengetahuan yang pertama justru membutuhkan oposisi, tidak untuk yang terakhir.

Maka, ketika mendapati pengetahuan tentang kebenaran (knowledge of truths), kita harus mencapai pengetahuan tentang kesalahan. Makanya, ia membedakan antara pengetahuan tentang kebenaran dan pengetahuan tentang benda (knowledge of things). Hal itu yang selanjutnya dibahas pada bab 13 tentang kebenaran, kesalahan, dan pendapat yang mungkin.

Seluk Beluk Penulisan Buku

Intinya, buku yang ditulis dengan beragam judul ini mengarah pada pandangan Russel tentang banyak hal dalam filsafat. Antara penampakan dan kenyataan, keberadaan dan sifat materi, bahkan pengetahuan melalui deskripsi.

Ia juga memberi batasan tentang pengatahuan dan kontemplasi filsofis. Bisa dilihat di bagaian akhir buku. Ini semakin memperjelas bahwa filsafat tidak akan pernah selesai, kecuali orang-orang sudah menolak memikirkannya.

Selama ia masih tetap seperti ini, selama itu pula filsafat tidak akan pernah mati. Ini juga bisa dijakan sebuah pengantar menuju persoalan-persoalan filosofis yang lebih rumit.

Meski sebagai sebuah pengantar, untuk memahami isi dari buku ini tidak sepenuhnya mudah. Akan ditemukan banyak sekali istilah dan asosiasi yang bahkan asing di telinga. Tetapi, di antara banyak buku yang menyajikan tentang filsafat, buku ini bisa dianggap masih di bawa rata-rata.

Dalam hal kesulitan tentu buku ini tidak akan seberapa jika dibanding banyak buku lain sebelumnya. Dan sebagai sebuah pengantar, menjatuhkan pilihan terhadap buku ini bukan perkara yang salah.

Baca Juga  Saat "Laut Bercerita" tentang Kejamnya Pemerintah Orde Baru

Secara jujur, saya akan mengatakan jika kesulitan untuk memahami ini tetap akan banyak ditemukan di berbagai titik. Memang, untuk memahami filsafat secara utuh tidak akan pernah mudah, karena dengan begitu kita akan terus mengulangnya. Dengan demikian pula, filsafat tidak akan pernah selesai. Tidak akan benar-benar selesai!

Judul Buku : Persoalan-Persoalan Filsafat
Penulis : Bertrand Russell
ISBN : 978-623-669-957-7
Tahun : April, 2021
Penerbit: IRCiSoD

Editor: Yahya FR

Avatar
10 posts

About author
Pegiat literasi dan berdomisili di Garawiksa Institute Yogyakarta. Anggitannya telah tersebar di pelbagai media cetak dan online antara lain; Tempo, Kedaulatan Rakyat, Tribun Jateng, Minggu Pagi, Harian Merapi, Harian Rakyat Sultra, Bali Pos, Analisa, Duta Masyarakat, Pos Bali, Suara Merdeka, Banjarmasin Post, dll. Bisa ditemui di surel [email protected] atau instagram @rofqil_bazikh
Articles
Related posts
Review

Ketika Agama Tak Berdaya di Hadapan Kapitalisme

4 Mins read
Globalisasi merupakan revolusi terbesar dalam sejarah kehidupan manusia. Dalam buku berjudul Beragama dalam Belenggu Kapitalisme karya Fachrizal A. Halim dijelaskan bahwa globalisasi…
Review

Kitab An-Naja, Warisan Filsafat Ibnu Sina

4 Mins read
Kitab An-Naja adalah salah satu karya penting dalam filsafat Islam yang berisi tentang gagasan besar seorang filsuf bernama Ibnu Sina, yang juga…
Review

Kitab Al-Fasl Ibnu Hazm: Mahakarya Filologi Intelektual Islam Klasik

3 Mins read
Ibnu Hazm (994–1064 M), seorang cendekiawan Andalusia, dikenal sebagai salah satu pemikir paling produktif dan brilian dalam sejarah intelektual Islam. Karya-karyanya mencakup…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds