Perspektif

Benarkah Al-Qur’an Peduli dengan Kesehatan?

3 Mins read

Kesehatan merupakan salah satu komponen paling penting dalam kehidupan. Hal paling mendasar yang harus dijaga. Sebab segala aktivitas dapat dilakukan secara optimal apabila badan dalam keadaan sehat. Sudah tentu ibadah kepada Allah yang merupakan tujuan penciptaan-Nya, termasuk di dalamnya. Oleh karena itu, Islam dengan berbagai tujuannya—menjaga agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan—memberikan perhatian yang luar biasa dalam persoalan kesehatan. Lalu, bagaimanakah pembahasan tentang kesehatan yang terdapat dalam Al-Qur’an?  

Sihah dan ‘Afiyah, Dua Istilah Sehat dalam Islam

Dalam Islam, terdapat setidaknya dua istilah yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu sihah dan ‘afiyah. Keduanya seringkali disebutkan secara bersamaan. Beberapa definisi tentang sehat (sihah), yaitu: kesehatan dan keselamatan; terhindar dan selamat dari marabahaya penyakit; tiadanya kesalahan konsepsi dalam pemikiran karena dapat membuktikan dengan pernyataan atau informasi yang benar; pemikiran yang logis; serta penjelasan yang jelas dan mudah dimengerti.

Sedangkan afiat (‘afiyah) memiliki definisi, yakni: sehat dan selamat karena terhindar dari bala; rezeki kebaikan (tidak mesti berbentuk materi) yang dianugerahkan Allah kepada seseorang; orang yang memiliki banyak tamu serta memiliki tradisi suka menjamu tamu; dan kesehatan prima karena terhindar dari kejelekan, keburukan, kemudian memperoleh keselamatan dari penyakit.

Tambahan rujukan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama tahun 1983 merumuskan pengertian kesehatan sebagai ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntutan-Nya), dan memelihara serta mengembangkannya.

***

Meski sering disebut secara bersamaan, keduanya memiliki arti yang berbeda. Terlebih jika dilihat dari struktur kalimat dalam bahasa Arab, al-sihah wa al-‘afiyah. Huruf wa yang berfungsi sebagai kata penghubung juga sebagai penunjuk adanya perbedaan arti antara keduanya.

Baca Juga  Pembelaan Ibnu Rusyd untuk Filsafat

Sebagaimana dalam kamus bahasa Arab, al-sihah berarti sehat. Sementara itu, al-‘afiyah berarti perlindungan, seperti yang terdapat dalam salah satu doa Nabi Muhammad SAW:

اللهم إني أسألك العفو والعافية في الدنيا و الأخر

“Ya Allah, aku mohon ampunan dan perlindungan-Mu di dunia dan akhirat.”

Perlindungan yang dimaksud adalah perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Maka, kata ‘afiyah dapat diartikan sebagai berfungsinya seluruh anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan Sang Pencipta yang sudah tentu hanya bisa didapatkan dengan cara melaksanakan perintah-Nya.

Sebagai contoh ‘afiyah dalam anggota tubuh adalah mata yang bukan hanya berfungsi sebagai indra penglihatan secara normal tanpa alat bantu, melainkan juga digunakan untuk melihat seuatu yang bermanfaat dan mengalihkannya dari objek-objek yang terlarang.

Sehat : Memelihara, Menjaga, dan Meningkatkan

Secara spesifik, tak ada ayat Al-Qur’an yang secara khusus membahas tentang kesehatan. Namun dalam QS. al-Baqarah ayat 222, Allah mendorong hamba-Nya untuk selalu menjaga kesehatan. Hal ini menjadi konsep kesehatan pertama yang Allah sampaikan dalam kitab suci-Nya. Bagian akhir ayat ini, إن الله يحب التوابين و يحب المتطهرين dapat dipahami sebagai bentuk pujian Allah terhadap orang-orang yang senantiasa menjauhkan diri dari segala kemungkaran dan membersihkan diri dari segala kotoran.

Tak hanya berbentuk dorongan, dalam beberapa ayat berikut Allah juga memberi tuntutan kepada hamba-Nya dengan tujuan sehat. Pertama, QS. al-Baqarah ayat 184 yang membahas tentang kewajiban bagi orang sakit dan dalam perjalanan yang membatalkan puasa untuk menggantinya sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan. Tentu Allah bertujuan agar orang yang sakit tersebut segera pulih. Begitu pula dengan orang yang sedang dalam perjalanan, karena dalam keadaan menahan lapar dan haus serta pengeluaran tenaga yang besar akan menyebabkan datangnya sakit.

Baca Juga  Hak Budi, Korupsi, dan Krisis Kesehatan

Kedua, QS. al-Nisa’ ayat 43 yang membahas tentang tayamum sebagai pengganti wudu dan mandi bagi orang sakit. Hampir sama dengan ayat sebelumnya, hal ini ditujukan agar orang yang sakit tersebut segera pulih. Khawatir kondisinya akan semakin parah apabila terkena air. Ketiga, QS. al-Tawbah ayat 108 yang membahas tentang anjuran membersihkan diri juga lingkungan. Keduanya ditujukan sebagai upaya meningkatkan kesehatan. Pendukungnya, terdapat dalam QS. al-Maidah ayat 6 yang menjelaskan secara detail tentang tata cara berwudu.

Lain-Lain Seputar Kesehatan

Selain memelihara, menjaga, dan meningkatkan kesehatan, pembahasan kesehatan dalam Al-Qur’an juga mencakup pengobatan dan keseimbangan kesehatan fisik lahir dan batin.

Pengobatan dalam Al-Qur’an didasarkan pada QS. al-Syu’ara’ ayat 80. Ayat ini berisi perkataan Nabi Ibrahim, “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” Maksudnya, hanya Allah satu-satunya yang berkehendak untuk memberikan kesembuhan dari segala penyakit. Tak peduli seberapa besar usaha yang dilakukan dan seberapa canggih alat yang digunakan, akhirnya tetap Allah-lah yang menentukan.

Di lain ayat, QS. al-A’raf ayat 31, keseimbangan kesehatan fisik lahir dan batin dibahas. Kali ini, Allah melarang hamba-Nya untuk berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Semua cukup dilakukan seperlunya. Kalimat ‘jangan berlebih-lebihan’ sebenarnya mengandung beberapa tafsiran. Salah dua di antaranya adalah larangan berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan. Kenapa ada larangan, sebab berlebihan dalam mengkonsumsi makanan berakibat mendatangkan penyakit. Selain itu, larangan berlebih-lebihan dalam berbelanja, dapat berakibat mendatangkan kerugian.

Wal akhir, Islam dengan berbagai tujuannya terbukti memiliki perhatian yang besar dalam persoalan kesehatan. Dimulai dari makna istilah-istilah kesehatan yang digunakan, lalu konsep kesehatan yang Allah sampaikan dalam QS. al-Baqarah ayat 222 berupa dorongan untuk menjaganya, disertai ayat-ayat lain dengan pembahasan terkait. Semua penjelasan yang ada nyatanya memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mencapai kesehatan yang optimal, dengan akhirnya mewujudkan tujuan kehadiran agama.

Baca Juga  Bukan Healing ke Bali, Inilah Tiga Tips Al-Qur'an untuk Jaga Kesehatan Mental!

Ini hanyalah sebagian potongan kecil mengenai mukjizat Al-Qur’an dalam segi kesehatan. Masih banyak bagian yang perlu dikaji dan diteliti. Sisa potongan yang besar ukurannya itu tentu tak akan cukup dibahas dalam penggalan tulisan ini. Paling akhir, semoga potongan kecil ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Aamiin.

Editor : Revoluna Zyde

Avatar
15 posts

About author
Sekretaris Bidang Pers dan Jurnalistik Badan Eksekutif Siswa Madrasah Aliyah Al-Ishlah (BESMA), 2019/2020; Santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur
Articles
Related posts
Perspektif

Rashdul Kiblat Global, Momentum Meluruskan Arah Kiblat

2 Mins read
Menghadap kiblat merupakan salah satu sarat sah salat. Tentu, hal ini berlaku dalam keadaan normal. Karena terdapat keadaan di mana menghadap kiblat…
Perspektif

Salahkah Jika Non Muslim Ikut Berburu Takjil?

3 Mins read
Seluruh umat Muslim di seluruh dunia beramai-ramai melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Bahkan tidak jarang dari mereka yang melakukan tradisi ngabuburit…
Perspektif

Empat Nilai Puasa Ramadhan yang Membawa Kita Pada Ketakwaan

3 Mins read
Puasa bulan Ramadhan adalah salah satu pilar Islam (rukun Islam). Ia adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Tujuan berpuasa adalah agar para pelakunya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *