News

Bineka Fest, Festival Dua Dekade Maarif Institute dan Merawat Pemikiran Buya Syafii

3 Mins read

IBTimes.ID, Jakarta – Dalam rangka mensyukuri dua dekade MAARIF Institute dan mengenang satu tahun wafatnya Buya Syafii, MAARIF Institute menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang bertajuk Bineka Fest. Acara ini meliputi kajian pemikiran Buya Syafii tentang isu-isu keislaman dan kebangsaan, panggung budaya, panggung musik, dan panggung komedi. Acara ini berlangsung pada Rabu, 30 Agustus 2023, di POSBLOC Jakarta,Jl. Pos No.2, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta.

Sejumlah narasumber dan komunitas budayawan nasional hadir dalam acara ini, antara lain: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, Penyair legendaris, D. Zawawi Imron, Direktur PT. Pos, Faizal Rohmad Djomadi,  Penerima MAARIF Award, Rudi Fofid, seniman nasional Panji Sakti, Sakdiyah Makruf, dan host millennial, Inayah Wulandari Wahid, dan Yusril Fahriza.

Muhadjir Effendy, Pembina MAARIF Institute yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), dalam sambutan pembukaannya menyambut baik acara Bineka Fest ini. Anak-anak muda, katanya, dapat menjadikan Buya Syafii sebagai teladan dan inspirasi untuk melahirkan gagasan-gagasan kebangsaan yang kritis.

“Pemikiran dan keteladanan Buya Syafii sudah mencapai derajat tertinggi bagi seseorang yang sudah selesai dengan dirinya, yaitu kemanusiaan universal. Buya memiliki komitmen kebangsaan yang sangat kuat. Pemikiran dan pandangan yang disampaikan demi masa depan bangsa. Pemikirannya melampaui sekat-sekat yang membatasi hubungan kemanusiaan. Beliau sudah tidak membedakan siapa-siapa,” jelas Muhadjir.

Senada dengan Muhadjir, Clara Juwono yang juga Pembina MAARIF Institute, menyampaikan tentang pentingnya generasi muda meneladani sosok Buya Syafii yang hidupnya sangat bersahaja. Juga, pemikiran-pemikiran kritisnya tentang kebangsaan dan kemanusiaan. “Pemikiran Buya Syafii tentang kebangsaan sangat relevan di tengah isu korupsi dan ketidakadilan, karena itu tidak hanya disosialisasikan, tetapi harus diaktualisasikan,” jelas Clara.

Baca Juga  Sekolah Muhammadiyah di Australia Kembangkan Lahan Hingga 1,3 Hektar

Sementara Abd. Rohim Ghazali, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, mengatakan bahwa acara Bineka Fest ini digelar untuk mengenang setahun wafatnya Buya Syafii. Kemudian menyemarakkan dua dekade MAARIF Institute. Mengapa kebinekaan harus difestivalkan? Menurut Rohim, di negeri Indonesia, kebinekaan adalah keniscayaan dan anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa, yang seharusnya disyukuri dan dinikmati secara baik, dan bukan untuk diperdebatkan atau dipertentangkan.

“Kebinekaan harus kita jadikan sebagai anugerah dengan cara menjaga dan merayakannya. Dalam festival ini, unsur-unsur yang menjadi bagian signifikan kebinekaan, seperti kelompok minoritas, misalnya, kita berikan ruang testimonial agar mereka bisa bebas bercerita tentang keberadaan dan peran dirinya di tengah orkestra dan taman pelangi kebangsaan. Kita tumbuhkan kesadaran, bahwa kebinekaanlah yang membuat negeri ini elok indah rupawan,” tegas Rohim.

Di segmen pertama, Bincang Kearifan yang dipandu oleh Moh. Shofan, narasumber pertama K.H. Nasaruddin Umar, dalam pemaparannya menyampaikan, bahwa Buya Syafii adalah ulama lintas generasi. Menurutnya, Buya Syafii paham betul tentang perkembangan sejarah, politik dan keislaman di negeri ini. Karya-karyanya adalah warisan yang ternilai harganya untuk dipelajari anak-anak bangsa. Menjelang wafatnya, Buya Syafii berharap agar NU dan Muhammadiyah bisa menjadi representasi wajah Islam yang ramah, toleran, damai, mengayomi dan berwatak inklusif.  

“Masyarakat pluralis tidak hanya sebatas mengakui dan menerima kenyataan kemajemukan masyarakat. Tetapi pluralisme harus dipahami sebagai suatu ikatan dan pertalian sejati sebagaimana disimbolkan dalam Bhinneka Tunggal Ika (bercerai-berai tetapi tetap satu). Pemikiran plural juga harus disertai dengan sikap yang tulus menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai hikmah yang positif,” jelasnya.

Sementara Direktur Utama PT. Pos Indonesia, Faizal Rohmad Djomadi, berharap akan lahir tokoh-tokoh umat yang mempunyai pribadi layaknya pribadi Buya Syafii. Faizal mendorong anak-anak muda untuk mempelajari pemikiran Buya Syafii yang moderat terkait isu-isu keislaman dan kebangsaan dan mempraktikkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Anak-anak muda harus mampu mewarisi pemikiran Buya Syafii, serta menjadi influencer dan berani bergerak membawa virus positif bagi segenap masyarakat”. 

Baca Juga  MAARIF Institute Apresiasi Pemerintah Australia tentang Ibukota Israel

Acara Bineka Fest ini, juga menyajikan talkshow, yang dipandu oleh Inayah Wulandari Wahid, dan Yusril Fahriza, dan monolog yang dibawakan oleh Sakdiyah Ma’ruf yang menggambarkan jejak langkah dan titik kisar perjalanan Buya Syafii yang menyimpan peristiwa-peristiwa penting hingga menjadi tokoh nasional yang dikenal dunia. Acara ini juga disemarakkan dengan kehadiran Penyair legendaris, D. Zawawi Imron, yang membacakan puisi di sela-sela acara yang digelar dari siang hingga malam. Di samping itu, acara ini juga diramaikan dengan Talkshow, dan panggung musik yang menampilkan Panji Sakti.

Deni Murdiani, Ketua Panitia acara Bineka Fest 2023 memaparkan bahwa penyelenggaraan acara Bineka Fest 2023 ini dimaksudkan untuk mengenang setahun wafatnya Buya Syafii dan memperluas radius perjumpaan di kalangan generasi muda, tokoh lintas agama, dan lintas budaya.

Acara yang dihadiri tidak kurang dari 200 orang peserta ini diharapkan bisa menjadi energi baru dalam upaya mensosialisasikan gagasan dan cita-cita sosial Buya Syafii, baik di ranah keislaman, kebangsaan yang mengusung nilai-nilai keterbukaan, kesetaraan dan kebinekaan yang dapat diwariskan kepada anak-anak bangsa.

(Soleh)

Avatar
1455 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Festival Moderasi Keindonesiaan: Menyemai Moderasi Beragama di Kalangan Milenial dan Gen-Z

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta (15/12/24) — Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia (PUNDI) bekerja sama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan acara Festival Moderasi Keindonesiaan yang…
News

Sikap Maarif Institute Terhadap Pelarangan Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (5/12/24) – Hak Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia kembali dicederai oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Kuningan yang melarang penyelenggaraan…
News

Pemerintah Harus Menjamin dan Melindungi Pelaksanaan Jalsah Salanah Jemaat Ahmadiyah 2024

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (5/12/24) – Terjadi penolakan oleh kelompok intoleran atas penyelenggaraan Jalsah Salanah oleh Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Manislor, Kuningan, Jawa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds