Feature

Brief on my “Peace Tour” to Europe

2 Mins read

Oleh: Imam Shamsi Ali

Sebagaimana pernah saya sampaikan bahwa dari tanggal 9-24 Februari ini saya keliling di beberapa negara/kota Eropa untuk silaturrahim dan sharing pengalaman/ilmu dengan teman-teman, Muslim/non Musmin/Indonesia/non Indonesia. Alhamdulillah, secara umum peace tour lancar, aman, sukses, dan tentunya semoga manfaat dan barakah. Hingga saat ini saya telah menyelesaikan perjalanan di kota-kota berikut: Frankfurt, Bonn, Berlin, Utrecht, Den Haag, Brussels, Wina, dan Bratislava.

***

Saat ini sedang menunggu boarding untuk terbang ke Hamburg, Jerman, untuk 5 acara. Selain khutbah Jumat esok hari, juga ada kajian dengan ibu-Ibu, Dialog Kebangsaan di KJRI, bedah buku “Sons of Abraham” di Komunitas An-Nur, dan Tablig akbar dengan tema “peranan Diaspora Indonesia di Hamburg.”

Setelah dua hari di Hamburg saya akan terbang ke Belgrade untuk memberikan public lecture di Faculty of Orthodoxy Theology University of Belgrade dengan tema “The role of interfaith on sustainable peace and harmony.” Acara terakhir tanggal 24 adalah sebuah talk show di Kedutaan RI di Belgrade dengan tema: “Wajah Islam Indonesia dalam Keragaman Budaya, Etnis, dan Agama di Indonesia.”

Saya senang karena penyambutan warga, baik Indonesia maupun non Indoensia, Muslim maupun non Muslim, sangat hangat dan antusias. Di Bratislava, misalnya, mantan Menlu Slovakia secara spontan meminta saya untuk hadir kembali dan dia sendiri bersedia menfasilitasi acara-acara di Universitas Slovakia, khususnya di Fakultas Theologi. Tentu, untuk Eropa ini adalah awal yang baik. Komitmen saya ke depan adalah lebih proaktif untuk mempromosikan wajah Islam yang sesungguhnya lewat peace tour. Yaitu, Islam yang damai, ramah, sejuk, bersahabat, dan merangkul semua manusia.

Masanya stigma Islam yang berkembang selama ini, bahwa Islam itu penuh kekerasan, kebencian, teror, tidak menghormati HAM dan wanita, diubah. Bukan sekedar dengan kata dan ceramah. Tapi dengan aksi dan interaksi langsung dengan masyarakat dunia. Saya Senang karena walau secara khusus perjalanan saya di sponsori oleh teman-teman PCIM Eropa, khususnya Jerman Raya, hampir semua organisasi massa ikut menjadi co-sponsor. Termasuk di dalamnya PCINU dan PPI Eropa.

Baca Juga  Anomali Wajah Politik-Agama

***

Saya secara khusus berbahagia bahwa di mana-mana perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri menyambut dan mendukung secara penuh acara peace tour ini. Saya yakin, usaha kecil ini menjadi bagian penting dari diplomasi publik Kementrian Luar Negeri.

Masanya Indonesia dikenalkan secara baik sebagai negara besar, khususnya dalam keagamaan dan lebih khusus lagi sebagai negara Muslim terbesar dunia. Bukan saja secara kuantitas. Tapi yang lebih penting dunia harus melihat Indonesia sebagai “role model” dalam membangun harmonisasi agama dan nilai-nilai modernitas dan kemajuan.

Dengan sendirinya, Indonesia harus berada di garda depan untuk mengubah persepsi yang salah tentang Islam. Karena memang bangsa ini punya potensi dan integritas untuk menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil-alamin. Semoga!

* Presiden Nusantara Foundaiton

Editor: Arif

Avatar
45 posts

About author
Direktur Jamaica Muslim Center NY/ Presiden Nusantara Foundation
Articles
Related posts
Feature

Sidang Isbat dan Kalender Islam Global

6 Mins read
Dalam sejarah pemikiran hisab rukyat di Indonesia, diskusi seputar Sidang Isbat dalam penentuan awal bulan kamariah telah lama berjalan. Pada era Orde…
Feature

Tarawih di Masjid Sayyidah Nafisah, Guru Perempuan Imam Syafi’i

3 Mins read
Sore itu, sambil menunggu waktu buka, saya mendengarkan sebuah nasyid yang disenandungkan oleh orang shaidi -warga mesir selatan- terkenal, namanya Yasin al-Tuhami….
Feature

Warrior dan Praktik Diskriminasi

4 Mins read
Cerita fiksi ini mengangkat sisi kehidupan warga kota San Fransisco pada akhir abad 19. Kehidupan mereka diangkat dalam Film seri “Warrior”, tayang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *