Ibadah

Bulan Sya’ban: Persiapan Menyambut Kemuliaan Ramadhan

3 Mins read

Hari demi hari berpilin membentuk minggu. Minggu demi minggu menyusun bulan. Waktu terus melesat bagai peluru. Tak terasa kita sudah sampai pada awal bulan Sya’ban. Bulan yang begitu mulia. Bulan yang sama agungnya seperti bulan Rajab dan Ramadhan.

Bulan yang diisyaratkan oleh Rasulullah Saw sebagai bulan yang sangat istimewa. Bulan dimana segala amal perbuatan kita dilaporkan secara langsung oleh para malaikat kepada Allah Swt. Maka, alangkah baiknya jika kita memahami makna dan rahasia bulan mulia ini. Hal ini bertujuan agar kita semua mampu menyusun strategi untuk meningkatkan amal ibadah sebagai langkah awal menyambut berkah Ramadhan.

Makna Bulan Sya’ban

Bulan Sya’ban berasal dari kata “sya’baan”, berarti membentuk kelompok-kelompok kecil yang menyebar di wilayah padang pasir untuk mengumpulkan air sebagai persiapan menyambut bulan yang kondisinya sangat terik dan panas, yaitu bulan Ramadhan.

Masyarakat Arab sendiri menyebut bulan ini sebagai Ramadhan, diambil dari akar kata “ramadha” yang berarti panas, terik, dan membakar. Pada bulan Ramadhan, aktivitas masyarakat Arab umumnya cenderung terbatas dan sumber air berpotensi mengalami kekeringan dikarenakan kondisi yang sangat panas dan terik. Oleh karena itu, satu bulan sebelum datangnya Ramadhan, tepat pada bulan Sya’ban mereka berkelompok dan berpencar mencari cadangan air untuk persediaan.

Menilik dari segi makna kata kedua bulan ini saja kita dapat menyingkap sebuah rahasia sekaligus hikmah bahwa perlu adanya persiapan yang baik dan matang untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Layaknya mengumpulkan air sebagai persediaan, maka seperti itulah hendaknya kita mengumpulkan air spiritual yang mampu menyuburkan hati dan jiwa agar terus tergerak untuk menebar buah kebaikan tanpa henti di bulan-bulan berikutnya.

Baca Juga  Ini Doa Ketika Ziarah Kubur di Bulan Rajab

Bulan Sya’ban adalah momentum yang sangat tepat untuk persiapan mencari air spiritual tersebut. Hal ini dikarenakan pada Sya’ban terdapat satu keistimewaan, yaitu para malaikat melaporkan secara langsung amal perbuatan manusia kepada Allah Swt.

Tidakkah kita menginginkan, saat amal perbuatan disampaikan kepada Allah kita berada dalam kondisi terbaik? Tidakkah kita menginginkan, saat malaikat sedang menyaksikan kemudian mencatat, kita sedang mengerjakan kebajikan dan amal shalih? Lantas apa bimbingan yang diberikan Rasulullah Saw agar kita bisa memposisikan diri menjadi pribadi yang baik saat amal perbuatan kita disampaikan kepada Allah?

Melaksanakan Puasa Sya’ban

Ada satu amalan dimana Rasulullah Saw senantiasa konsisten melakukannya, karena amalan tersebut memiliki pahala yang berlimpah jika benar ditunaikan. Amalan yang wajib dilakukan pada bulan Ramadhan, dan disunnahkan pada bulan-bulan lainnya. Ya, amal ibadah tersebut adalah puasa.

Selain berpuasa wajib pada bulan Ramadhan, Rasulullah Saw juga menganjurkan kita untuk berpuasa sunnah pada bulan tertentu yang memiliki keistimewaan, salah satunya pada bulan Sya’ban.

Sayyidah ‘Aisyah ra. pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw banyak berpuasa di bulan Sya’ban, riwayat tersebut berbunyi: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah Saw berpuasa lebih banyak (selain bulan Ramadhan) daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban selama satu bulan penuh, beliau berpuasa di hampir seluruh harinya kecuali sebagian kecil saja.” (HR. Muslim No. 1156).

Redaksi riwayat tersebut mengonfirmasi kepada kita bahwa Rasulullah Saw meningkatkan intensitas puasa di bulan Sya’ban untuk mempersiapkan diri dan meningkatkan gairah beribadah pada bulan Ramadhan.

Sahabat Usamah bin Zaid ra. bahkan pernah bertanya langsung kepada Rasulullah Saw mengenai alasan spesifik beliau berpuasa di bulan Sya’ban. Rasulullah Saw menjawab: “Bulan Sya’ban itu seringkali diabaikan oleh orang-orang, bulan yang berada diantara Rajab dan Ramadhan. Pada bulan ini amalan seorang hamba akan diangkat kepada Rabb alam semesta, dan aku suka saat amalku diangkat aku dalam keadaan berpuasa.

Baca Juga  "Layangan Putus": Efek Samping Poligami

Sungguh mulia tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah kepada kita. Dengan berpuasa pada bulan Sya’ban, kita berada dalam kondisi terbaik saat amalan kita sampai ke ‘Arsy Allah. Puasa juga mampu membuat segala bentuk amal shalih menjadi mudah dilakukan.

Renungan

Bukankah saat berpuasa kita senang membaca Al-Qur’an? Bukankah saat berpuasa hati kita menjadi lembut sehingga mudah bersedekah dan berbagi? Bukankah saat berpuasa kita selalu berusaha menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa? Puasa seakan memiliki karsa yang mendorong kita agar terus konsisten beramal shalih, dan mencegah kita terjerumus pada amal yang salah. Sungguh luar biasa, bukan?

Maka, marilah kita semua berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meraih kemuliaan itu melalui peningkatan intensitas puasa dan amal ibadah lainnya. Bulan Sya’ban sudah menjadi momentum yang tepat untuk menorehkan pahala sebagai bekal perjalanan abadi kita menuju negeri akhirat kelak.

Banyak buah kebaikan dari amalan berpuasa yang dapat kita petik untuk kita sendiri, bahkan bisa kita bagikan kepada orang lain. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita pada bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkenan mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan. Aaminn.

Editor: Soleh

Avatar
1 posts

About author
S1 Fakultas Ushuluddin Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Universitas Darussalam Gontor sejak 2022
Articles
Related posts
Ibadah

Mengapa Kita Tidak Bisa Khusyuk Saat Salat?

3 Mins read
Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Di dalam Islam, salat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua. Sebab, tanpa terlebih dahulu mengimani…
Ibadah

Empat Tingkatan Orang Mengerjakan Shalat, Kamu yang Mana?

4 Mins read
Salah satu barometer kesalehan seorang hamba dapat dilihat dari shalatnya. Dikatakan oleh para ulama, bahwa shalat itu undangan dari Allah untuk menghadap-Nya….
Ibadah

Sunah Nabi: Hemat Air Sekalipun untuk Ibadah!

3 Mins read
Keutamaan Ibadah Wudu Bagi umat Islam, wudu merupakan bagian dari ibadah harian yang selalu dilakukan terutama ketika akan melaksanakan salat. Menurut syariat,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *