IBTimes.ID – Dokter Corona Rintawan diamanahi oleh PP Muhammadiyah untuk menjadi ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center. Tim ini bertugas untuk membantu memberikan pertimbangan kepada PP Muhammadiyah terkait penanganan wabah corona. Tim ini juga memberikan rekomendasi ke majelis, amal usaha, ortom, dan lembaga agar menjadi 1 gerakan bersama keluarga besar persyarikatan.
Dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah pada hari Jumat (13/3), dr. Corona menjadi salah satu pembicaranya. Ia mengatakan bahwa bencana adalah urusan bersama seluruh manusia. Masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah saja, namun masyarakat juga harus menjadi pelaku gerakan dalam menangani virus. Apalagi ormas besar seperti Muhammadiyah yang harus memberi dukungan penuh.
Safari Covid-19
Muhammadiyah membentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center. Tim ini setidaknya memiliki 2 tugas utama. Pertama, tim ini akan mengubah mindset masyarakat melalui program safari covid-19. Safari ini adalah singkatan dari “sadar faktor resiko diri sendiri”. Setiap individu harus sadar bahwa ia punya resiko untuk menularkan virus ke orang lain.
Dengan hal tersebut kita berharap masyarakat dapat membentengi dirinya sendiri. Menurut dr. Corona, tim ini sudah memiliki kriteria-kriteria bagi korban virus corona. Tim ini akan membuat panduan ringkas, supaya setiap orang tahu apakah dia menjadi faktor resiko penularan virus atau tidak.
Jika seseorang sudah terkena virus corona, memang tidak ada cara lain selain melakukan isolasi. “Sedangkan terlalu lama jika harus menunggu intruksi pemerintah. Makanya, masyarakat diharapkan dapat melalukan isolasi mandiri. Setiap orang harus menyadari bahwa ia dapat menjadi faktor resiko. Seperti yang dilakukan Tom Hanks. ia merasa terkena virus corona kemudian melakukan isolasi mandiri.” Ujar dr. Corona.
Orang yang dalam pantauan atau korban virus corona tidak boleh berada di tempat keramaian. Hal tersebut bukan berarti ia memalukan, namun konteksnya adalah menghindari bahaya. Justru dengan isolasi mandiri dia melakukan suatu hal yang positif. Ia adalah pahlawan karena tidak ingin orang lain terkena virus sebagaimana dirinya.
Dokter Corona menceritakan bahwa ada satu pemuda yang positif corona, namun ia tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ia tetap pergi keluar rumah, berkumpul dengan teman-temannya, sehingga akhirnya menjadi menular ke yang lain. Kasus ini terjadi di Italia. Maka, stigma bahwa isolasi berarti buruk harus dirubah. Bahwa orang yang berani melakukan isolasi mandiri adalah orang yang hebat, harus diapresiasi.
Baca juga: Himbauan Din Syamsuddin Tentang Corona
GEMES COVID-19
Gemes Covid-19. Gemes adalah singkatan dari “Gerakan memberi masker”. Konteksnya adalah agar masyarakat tidak panic buying. Masyarakat tentu boleh membeli masker, namun tujuannya tidak untuk diri sendiri, melainkan dibagikan dengan orang-orang yang sedang sakit. dr. Corona ingin agar orang-orang yang memiliki masker menyedekahkan masker mereka kepada orang-orang yang batuk agar menggunakan masker. Karena sedekah secara teologis ini memiliki banyak manfaat, termasuk menghindari musibah dan menyembuhkan yang sakit.
Terlepas dari itu, tim yang diketuai oleh dr. Corona ini akan memasifkan gerakan cuci tangan dan erakan pencegahan yang lain. Termasuk akan memberikan pertimbangan kepada sekolah. Setidaknya, ada dua cara yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk mencegah penyebaran virus corona. Pertama, meliburkan total siswa. Kedua, siswa tetap masuk sekolah namun sekolah melakukan gerakan clean in clean out. Clean in clean out adalah melakukan aktivitas di sekolah dengan steril. Siswa sebelum masuk ke kelas wajib mencuci tangan, kemudian setelah keluar dari kelas juga wajib mencuci tangan.
Rekomendasi lain yang akan dikeluarkan oleh tim ini misalnya kepada Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Jika suatu kelompok Tapak Suci latihan 2 kali seminggu, otomatis disitu akan terjadi perkumpulan banyak orang, dimana hal itu dapat menjadi penyebaran virus corona. Maka, mereka punya 2 pilihan. Yaitu istirahat total, atau tetap latihan dengan clean in clean out. Tentunya dengan himbauan kepada yang kurang fit harus menghindari kerumunan orang banyak terlebih dahulu.
Menurut dr. Corona, inilah yang harus dimasifkan, untuk mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. Karena jika ada seorang pasien terkena virus, maka harus ditelusuri siapa saja yang melakukan kontak dengan korban. Ini hal yang tidak mudah, bahkan sampai pemerintah merasa kesulitan.
Kedepan, tim ini akan melibatkan majelis, ortom dan lembaga sehubungan dengan corona. Termasuk persiapan menghadapi Muktamar Muhammadiyah & Aisyiyah di Solo pada awal Juli mendatang.
Reporter: Yusuf R Yanuri
Selengkapnya di sini