Keindahan memang bukan inti dari seni, tetapi keindahan itu merupakan sesuatu yang begitu melekat pada seni. Sebab keindahan bukan hanya terletak pada kesenangan indrawi, tetapi juga memiliki tempat di dalam hati. Keindahan juga acap kali menjadi ukuran sekaligus alat dalam menyampaikan pesan dan ilmu kehidupan. Termasuk dalam hal ini pesan mengenai filsafat.
Lalu, apa yang dimaksud seni? Pertanyaan ini dijawab oleh para filsuf dan ahli estetik filsafat sepanjang masa dengan jawaban yang berbeda-beda. The Liang Gie menjawab lima pengertian mengenai seni, yaitu;
Seni dalam Tradisi Filsafat Kuno
1. Seni sebagai Kemahiran (Skill).
Bangsa Yunani Kuno, memakai kata techne dalam konteks Kemahiran yang sekarang dikenal menjadi Teknik. Jadi dari etimologi art dapat diartikan sebagai suatu Kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Willian Flemming berpendapat bahwa seni dalam artinya yang paling dasar berarti suatu Kemahiran atau kemampuan.
2. Seni sebagai Aktivitas Manusia (Human Activity).
Yaitu sebagai kegiatan manusia. Yaitu sebagai aktivitas yang menghasilkan karya seni apapun. Pengertian seni sebagai kegiatan manusia yang menciptakan suatu objek yang menarik dan menyenangkan. Dalam perspektif filsafat kuno, seni dipandang sebagai objek yang menyenangkan
3. Filsafat Seni sebagai Karya Seni
Karya seni ini merupakan hasil dari kegiatan yang diciptakan oleh manusia. John Hospers berargumen bahwa: “dalam artian yang paling luas, seni mencakup setiap objek yang diciptakan oleh manusia untuk dihadapkan dengan objek-objek ilmiah.
4. Seni sebagai Seni Indah (Fine Art)
Seni dapat didefinisikan sebagai; seni yang terutama berkaitan dengan penciptaan objek-objek yang memiliki nilai estetis, berbeda dengan seni yang ditujukan untuk fungsi praktis. Contoh seni menakjubkan; seni-seni Lukis, pahat, arsiktektur, tari, musik, teater, film, dan lain-lain.
5. Seni sebagai Penglihatan (Visual Art)
Menurut Eugone Johnson bahwa, seni sebagaimana paling umum dipergunakan dewasa ini, seni berarti seni-seni penglihatan, yaitu bidang-bidang kreativitas, seni yang bermaksud mengadakan tata hubungan pertama-tama melalui mata.
Keindahan menurut etimologi berasal dari kata latin “bellum” berasal dari kata “bonum” yang artinya kebaikan. Menurut ruang lingkupnya, keindahan dibedakan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah objek tertentu yang cantik. Dalam filsafat kedua hal tersebut kadang kala disamakan. Jika estetik didefinisikan cabang filsafat yang berhubungan dengan teori keindahan, definisi keindahan memberi tahu setiap individu untuk memahami apa yang dimaksud dengan keindahan dan teori keindahan menguraikan eksistensi keindahan itu.
Seni dalam Kehidupan
Keindahan memiliki peran yang signifikan dalam aspek kehidupan manusia. Masalah mengenai hubungan antara seni dan keindahan telah dijelaskan oleh para filsuf selama berabad-abad. Beberapa filsuf berargumen bahwa seni dan keindahan adalah dua hal yang saling terkait. Sementara itu beberapa yang lain berpendapat bahwa seni tidak selalu cantik atau memiliki tujuan untuk keindahan. Menurut Maumgarten tujuan dari keindahan adalah untuk menyenangkan dan menarik perhatian.
Life is short but art is long. Pepatah klasik ini menunjukkan betapa seni memiliki makna yang abadi serta meluas. Begitulah hidup, seolah setiap manusia memiliki jalan pilihannya masing-masing yang dalam pepatah Masyarakat jawa mengatakan bahwa hidup ini hanya mampir minum. Tetapi tidak dengan seni. Berbicara tentang seni berarti berbicara juga tentang keindahan karena keindahan menjadi esensi dari kesenian itu sendiri.
Filsafat dalam Memandang Seni
Di dunia saat ini, para filsuf seperti Immanuel Kant dan Friedrich Nietzsche melihat seni lebih dalam. Kant berpikir seni adalah semua tentang kreativitas manusia yang melampaui hanya logika, memberi kita pengalaman yang benar-benar dingin. Bagi Nietzsche, seni adalah tentang energi kehidupan yang dalam dan cara untuk menangani kegilaan hidup. Dia melihat seni sebagai cara untuk berpesta dengan keberadaan, bahkan dengan semua kekurangan manusia kita.
Selain itu, seni dianggap oleh filsafat sebagai alat untuk memahami keadaan sosial dan politik. Menurut teori kritis filsuf seperti Theodor Adorno, seni dapat berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kritik terhadap ketidakadilan sosial dan meningkatkan kesadaran kolektif. Seni bukan hanya tentang estetika; itu juga tentang melawan dan mengubah masyarakat.
Filsafat menunjukkan bahwa seni adalah refleksi dari kehidupan manusia yang kompleks. Filsafat memberikan kerangka untuk menggali makna yang lebih dalam dari seni dan memahami perannya dalam kehidupan manusia. Seni bukan sekadar keindahan visual atau emosional, melainkan sebuah dialog terus-menerus antara kreator, penikmat, dan dunia yang mengelilingi mereka.
Editor: Assalimi