Akhlak

Doa Nabi-nabi yang Dikabulkan dan Sengaja Ditangguhkan

2 Mins read

Di tengah pandemi Covid-19 yang kian mengkhawatirkan, doa-doa dari penjuru bumi tak henti dilantunkan. Begitulah sejatinya proses penghambaan. Manusia adalah makhluk lemah, yang bisa menggantungkan segalanya hanya pada Tuhan.

Doa Nabi-nabi

Banyak sekali doa-doa yang telah diajarkan para Nabi. Banyak diantaranya terdapat dalam al-Qur’an. Seorang Nabi dan Rasul memiliki doa mustajabnya sendiri. Misalnya saja, doa Nabi Adam yang meminta taubatnya diterima Allah SWT ketika dikelurkan dari surga. Seketika itu Nabi Adam dan Hawa langsung berdoa dan bertaubat kepada Allah SWT. 

“Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf: 23)

Doa mustajab lain yaitu doa Nabi Musa ketika berhadapan dengan Firaun. Beliau berdoa kepada Allah agar dakwahnya dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah SWT.  “Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (QS Thâhâ: 25-28). 

Dari doa tersebut, Nabi Musa akhirnya bisa meluluhkan hati Firaun yang begitu angkuh.

Masih banyak lagi doa-doa mustajab lain yang disebutkan di dalam Alquran. Para nabi tersebut ada kalanya harus bersabar doanya dikabulkan oleh Allah namun ada juga yang langsung dikabulkan seketika itu juga oleh Allah SWT. 

Nabi Muhammad berbeda, beliau memilih doa mustajabnya untuk ditunda oleh Allah SWT. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Bagi setiap Nabi ada satu doa mustajab yang dengannya ia dapat memohon (kepada Allah). Sedangkan aku sendiri ingin agar doaku itu aku simpan untuk menjadi syafaat bagi umatku nanti di akhirat.” (HR Bukhari)

Perhatikanlah! Beliau berdoa supaya bisa memberi syafaat kepada semua umatnya yang beriman. Beliau tidak egois, beliau lebih mengutamakan umatnya. Beliau melihat bahwa mengakhirkan doa mustajabnya akan sangat bermanfaat bagi umatnya. 

Baca Juga  Psikologi Islami (2): Karakter Jiwa dalam Al-Qur'an

Doa yang Ditangguhkan

Lantas bagaimana sikap kita menghadapi pagebluk yang tak kunjung usai ini? Akankah wabah penyakit ini segera berakhir? Kita bukan Nabi apalagi seorang Rosul, apakah doa kita akan segera dikabulkan? 

Ingatlah, bahwa Allah senantiasa memberikan cobaan sesuai dengan porsi hambanya. Mungkin saja doa-doa kita belum dikabulkan oleh Sang Maha Adil lagi Maha Bijaksana. Boleh jadi doa kita tertunda dikabulkan oleh Allah.

Lihatlah ketika Nabi Ayub dicoba dengan penyakitnya selama bertahun-tahun. Iblis iri dengan pencapaian Nabi Ayub, dan meminta Allah untuk mengujinya apakah Ia masih taat atau berpaling dan bermaksiat. Allah akhirnya menguji Nabi Ayub dengan ujian amat berat. Tubuhnya dipenuhi nanah dan darah, serta dihinggapi belatung-belatung.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa penyakitnya hinggap di tubuhnya selama 18 tahun. Konon ia sengaja memungut kembali belatung-belatung ditubuhnya yang terjatuh. Menyerah bukan pilihan Nabi Ayub. 

Doa tak pernah berhenti terucap di bibirnya. Seperti diabadikan dalam Alquran bahwa beliau tetap berusaha dan berdoa meminta kesembuhan. Allah SWT berfirman:

“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS. Al-Anbiya:83)

Penyakit di tubuhnya pun sirna. Ayub ternyata masih taat pada Penciptanya. Meski dalam keadaan berkecukupan atau kala dirinya beradaa dalam kesusahan dan kehinan Ia tetap taat dan beriman. Sungguh, Iblis pun tak habis pikir dengan kesabaran dan ketangguhan Nabi Ayub.

Kelicikan Iblis

Kelicikan Iblis terhadap manusia sudah dimulai sejak sejak proses penciptaan manusia. Iblis yang enggan bersujud terhadap manusia akhirnya dilaknat dan nerakalah imbalannya. Iblis yang ingkar akhirnya meminta penangguhan hukumannya dan meminta agar dipanjangkan umurnya.

Baca Juga  Amal Saleh yang Diterima: Bagaimana Cara Mendeteksinya?

“Ia (Iblis) berkata, Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. “Allah berfirman, (Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan sampai hari yang telah ditentukan (kiamat).” (QS. Al-Hijr : 36-38). 

Seketika itu Iblis berdoa meminta dipanjangkan umurnya hingga hari akhir. Dan terkabulah doa Iblis.

Sesungguhnya manusia lebih tinggi derajatnya dari pada Iblis. Patutlah kita terus melafalkan doa-doa supaya wabah pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Jangan sampai lantunan harapan dan doa kita berakhir. 

Sesunguhnya Rabb kalian, Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dia malu terhadap hamba-Nya, jika hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.” (HR. Abu Daud no. 1488 dan At Tirmidzi no. 3556).

Wallahu a’lam.

Editor: Nabhan

Avatar
1 posts

About author
Angakatan Muda Muhammadiyah Pengajar
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds