Report

Dunia Kehilangan Pemikir Islam: Muhammad Shahrour Meninggal Dunia

1 Mins read

-Abu Dhabi- Kabar duka kembali dialami oleh umat Islam se-dunia. Salah satu pemikir Islam kontemporer yang banyak berkontribusi menyuguhkan pembaruan pemikiran Islam dari Syiria, Dr. Muhammad Shahrour, meninggal dunia pada hari Sabtu (21/12/2019), di Abu Dhabi, Uni Emiret Arab. Shahrour meninggal dunia di usia 81 tahun. Dilansir dari brocarpress.com, Shahrour berwasiat bahwasanya ia ingin jasadnya dikuburkan di kota kelahirannya yaitu Damaskus, Syiria.

Shahrur meninggalkan banyak sekali karya-karya tulis monumental dalam bidang pemikiran Islam. Diantaranya;

Tahun 1990 الكتاب والقرآن – قراءة معاصرة –

Tahun 1994 الدولة والمجتمع –

Tahun 1996 الإسلام والإيمان – منظومة القيم –

Tahun 2008 تجفيف منابع الإرهاب –

Tahun 2014 الدين والسلطة – قراءة معاصرة للحاكمية –

Tahun 2014 الإسلام والإيمان – منظومة القيم –

.

Selama hidupnya, Shahrour dikenal sebagai pemikir yang kontroversial. Shahrour tidak bergabung dengan kelompok Islam manapun. Ia juga tak pernah menempuh pelatihan resmi dalam ilmu-ilmu keislaman. Namun, Shahrour adalah profesor (emeritus) Universitas Damaskus di bidang Teknik Sipil yang sering menulis tentang Islam.

Syahrur sempat pulang ke Suriah pada 1964 dan mengabdikan diri di Fakultas Teknik Sipil Universitas Damaskus. Namun, tak lama kemudian, ia pergi ke Eropa lagi. Kali ini Syahrur ke Irlandia untuk menempuh studi magister dan doktoral dalam bidang mekanika pertanahan serta rekayasa fondasi di University College Dublin. 

Kembali ke Suriah tahun 1972, Shahrour menjalani karier yang sukses di sebuah perusahaan teknik sipil. Selain itu, ia juga mengabdi di Universitas Damaskus dan mulai berkutat dengan berbagai pemikiran, termasuk mengenai keislaman. Buku pertamanya berjudul al-Kitab wa al-Qur’an: Qira’ah Mu’asirahatau The Book and the Qur’an: A Contemporary Reading,sebut Dale F. Eickelman melalui tulisan bertajuk “Islamic Liberalism Strikes Back” yang terhimpun dalam Middle East Studies Association Bulletin(1993), laris manis di seluruh dunia Arab setelah diterbitkan pada 1990. 

Baca Juga  Nahdlatul Ulama vs Jokowi: NU Normal?

Shahrour membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk menuntaskan buku perdana setebal 800 halaman ini. Ia mulai menulis buku ini sejak 1967 atau setelah kekalahan Republik Arab Bersatu yang terdiri dari Mesir, Yordania, dan Suriah, dalam Perang Enam Hari melawan Israel. Bagi yang kontra terhadapnya, buku-buku hasil pemikiran Shahrour, khususnya al-Kitab wa al-Qur’an: Qira’ah Mu’asirah, dianggap lebih berbahaya dari karya kontroversial Salman Rushdie yakni The Satanic Verses alias Ayat-Ayat Setan.

.

Reporter: Yahya Fathur Rozy

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Report

Hamim Ilyas: Islam Merupakan Agama yang Fungsional

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut, Islam merupakan agama yang fungsional. Islam tidak terbatas pada…
Report

Haedar Nashir: Lazismu Harus menjadi Leading Sector Sinergi Kebajikan dan Inovasi Sosial

1 Mins read
IBTimes.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan amanah sekaligus membuka agenda Rapat Kerja Nasional Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan…
Report

Hilman Latief: Lazismu Tetap Konsisten dengan Misi SDGs

1 Mins read
IBTimes.ID – Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hilman Latief mengatakan bahwa Lazismu sudah sejak lama dan bertahun-tahun terus konsisten dengan Sustainable Development…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds