Semut merupakan serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Ia memiliki lebih dari 12.000 spesies di dunia, semut dapat ditemukan hampir di mana saja di muka bumi ini, termasuk Gurun Sahara. Ternyata, ada beberapa keistimewaan semut yang patut kita contoh dalam kehidupan kita.
Sebagai bagian utama dari habitat di seluruh dunia, serangga kecil ini memiliki peran besar. Ukuran semut beragam, ada semut kecil yang hampir tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Ada juga yang berukuran besar. Di samping itu, warna dan bentuknya pun beragam. Di mana pun mereka tinggal, mereka selalu berjumlah besar.
Empat Keistimewaan Semut
Setidaknya ada empat keistimewaan semut yang patut kita contoh, yaitu:
Pertama, Semut itu memiliki ukhuwah yang erat diantara mereka. Dalam koloninya, semut memiliki sistem atau struktur kemasyarakatan yang lengkap beserta dengan pembagian tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya, semut bekerja secara berkelompok. Sehingga sangat jarang sekali kita menemukan satu semut, tanpa rombongannya.
Satu semut itu sangat rapuh, namun akan menjadi sangat kuat jika bekerja sama. Ikatan yang kuat diantara merekalah yang dapat membuatnya dapat bekerja sama dengan baik. Sifat gotong royong dan saling membantu inilah yang perlu kita teladani dari semut. Dimana ketika kita bersama-sama (berjamaah), kita dapat mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Kedua, Semut sangat patuh terhadap ratunya. Semut itu mengenal sistem peperangan yang kolektif. Sekelompok semut itu berperang dibawah perintah ratunya, untuk melawan sekelompok semut dengan ratu yang lain. Mereka pun mengenal harakiri, bila paceklik mereka akan mengorbankan dirinya untuk di makan sang ratu.
Ketiga, Memegang amanah. Dalam masyarakat semut, terdapat strata sosial. Seperti, kelas penjaga ratu, pekerja, tentara, dan ratu. Setiap kelas itu menjalankan tugas yang diamanahkan padanya. Tidak ada satupun semut yang menjalankan tugas di luar dari yang diamanahkan padanya.
Keempat, Cerdas. Semut itu memiliki kecerdasan. Buktinya, dalam kisah Nabi Sulaiman dan semut, seekor semut itu dapat menyelamatkan kawanannya dengan mengabari kawanannya untuk masuk ke dalam sarang agar tidak terinjak. Semut juga dapat menyelesaikan permasalahan.
Misalnya, apabila makanannya terkena air dan dikhawatirkan akan rusak, maka ia membawanya keluar dan menjemurnya di bawah matahari dan membawanya kembali setelah kering. Oleh karena itulah, terkadang kita mendapatkan tumpukan potongan biji-bijian di sekitar liang semut, namun dalam tempo yang tidak begitu lama segera hilang tanpa sisa.
Sistem Kehidupan Semut
Semut mengenal adanya sistem kasta. Dalam hal ini ada sistem kasta adalah reproduksi dan non-reproduksi. Sistem kasta reproduksi ini ditempati oleh ratu dan pejantan, sedangkan di kasta non-reproduksi ini ada semut yang biasa disebut dengan semut prajurit dan semut pekerja.
1. Kasta pertama
Kasta ini diduduki oleh ratu dan pejantan. Dalam satu koloni didapati satu ratu atau lebih, berbeda dari lebah yang hanya memiliki satu ratu dalam tiap sarang. Satu-satunya tugas ratu semut adalah bereproduksi.
Sang ratu mengeluarkan telur yang nantinya akan menjadi bakal ratu, pejantan serta semut pekerja. Ratu semut mampu mengeluarkan telur sebanyak 100.000 butir dalam seminggu. Ukuran tubuh ratu lebih besar dari pada semut lainnya. Sementara itu, pejantan adalah semut jantan subur yang bertugas mengawini ratu, kebanyakan pejantan akan mati setelah melakukan tugasnya ini.
2. Kasta kedua
Ditempati oleh semut prajurit. Mereka memiliki tugas masing-masing, diantara tugas mereka adalah berburu, mencari daerah baru untuk tempat tinggal, membangun sarang, mengumpulkan makanan dan lain-lain.
3. Kasta ketiga
Mereka adalah semut pekerja, yang semuanya merupakan betina mandul, tugas primer semut pekerja adalah melayani (membersihkan dan memberi makan) ratu dan larva. Mereka juga mencari makan dan membersihkan sarang sebagai tugas tambahan.
Kadang mereka juga bertugas memperluas sarang apabila hal itu dirasa perlu, kasta prajurit dan pekerja mempunyai beberapa tingkatan dibawahnya, tiap sub kelompok mempunyai tugas yang jelas. Misalnya satu kelompok bertugas melawan musuh, satu kelompok berburu, kelompok lain membangun sarang, yang lain bagi memelihara sarang dan seterusnya.
Mereka tidak mempersoalkan posisi dan pekerjaan yang harus mereka jalani, karena berkelanjutan koloni adalah hal yang paling penting bagi mereka, jelas tidak ada istilah atasan-bawahan dalam sistem yang dianut oleh kelompok semut. Sistem komando dalam koloni semut diketahui tidak terpusat, namun bagaimana kegiatan disana tidak simpang siur dan saling tumpang tindih, belum dapat diungkapkan oleh ilmu pengetahuan.
Editor : Safira Akmalun N