Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read

Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada masalah akibat apa yang kita lakukan. Namun, untuk jangka panjang, apa iya tetap demikian?

Anthony de Mello, seorang Imam Yesuit dan penulis terkenal dari Mumbai India, menggambarkan dalam karyanya tentang hal-hal yang dapat menghancurkan umat manusia. Dengan sudut pandang yang penuh pemahaman akan dinamika kehidupan, de Mello mengingatkan kita akan bahaya-bahaya tersembunyi di balik fasad kehidupan modern saat ini.

Politik Tanpa Prinsip

Politik, secara definisi, merupakan seni mempengaruhi orang untuk dapat mencapai tujuan. Politik, dalam konteks kehidupan, merupakan alat untuk mengatur masyarakat dalam mencapai cita-cita bersama, seperti kesejahteraan dan keadilan sosial. Namun, ketika politik dipisahkan dari prinsip-prinsip moral dan etika, ia dapat menjadi alat yang merusak dan membinasakan.

    Menurut Anthony de Mello, politik yang tanpa prinsip cenderung dipenuhi dengan kekuasaan yang korup, manipulasi, dan kesewenang-wenangan. Para pemimpin yang terlibat dalam politik, ketika mengabaikan prinsip-prinsip, cenderung melupakan tanggung jawab etis kepada masyarakat dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Akibatnya, keadilan dan keutuhan sosial menjadi terancam, yang itu mengarah pada ketidakstabilan dan konflik dalam masyarakat.

    Kemajuan Tanpa Cinta

    Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan merupakan hal yang penting bagi perkembangan peradaban manusia. Namun, ketika kemajuan tersebut tidak disertai dengan nilai-nilai moral seperti empati, belas kasihan, dan kepedulian terhadap sesama, hal ini dapat mengarah pada ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia.

    Bagi Anthony de Mello, kemajuan tanpa cinta cenderung memperkuat kesenjangan sosial, memisahkan manusia dari alam dan sesama manusia, serta meningkatkan egoisme dan materialisme. Akibatnya, meskipun manusia mungkin telah mencapai pencapaian teknologi yang luar biasa, tetapi kehidupan mereka kehilangan makna dan kebahagiaan sejatinya. Apalah arti sebuah hidup ketika semuanya telah terasa hampa?

    Baca Juga  Muhasabah: Seni Mengevaluasi Diri dalam Islam

    Kekayaan Tanpa Kerja

    Anthony de Mello mengatakan, kekayaan yang diperoleh tanpa jerih payah dan usaha yang keras cenderung menghasilkan ketidakpuasan dan ketidakadilan sosial. Ketika seseorang memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak jujur seperti korupsi, penipuan, dan/atau eksploitasi, tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga menciptakan ketidakseimbangan dalam masyarakat.

    Kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin membesar, menyebabkan ketegangan sosial dan merongrong fondasi keadilan. Orang-orang yang memperoleh kekayaan dengan cara instan sering kali tidak memahami nilai sebenarnya dari uang dan harta benda, sehingga cenderung menghabiskannya dengan sia-sia dan tanpa perhitungan yang bijaksana. Ketika seseorang memperoleh kekayaan dengan begitu mudahnya, begitu mudahnya pula dirinya merasakan bosan, kehilangan kenikmatan harta, dan kehampaan di depan mata.

    Kekayaan yang diperoleh dengan cara instan tidak membawa kepuasan yang tahan lama karena tidak disertai dengan rasa prestasi dan pencapaian yang dihasilkan melalui usaha keras dan kejujuran. Orang-orang yang tidak menghargai proses dan kerja keras cenderung terjebak dalam siklus konsumsi berlebihan dan pencarian kesenangan instan, yang pada akhirnya hanya meningkatkan tingkat kekosongan spiritual dan kepuasan diri yang dangkal nan menghancurkan.

    Pembelajaran Tanpa Keheningan

    Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan dan distraksi, keheningan menjadi satu hal yang semakin langka. Padahal, keheningan tulis Anthony de Mello, adalah kunci untuk memahami diri sendiri dan alam semesta dengan lebih intim dan mendalam. Tanpa keheningan, pembelajaran menjadi dangkal dan tidaklah berkesan.

    Ketika kita tidak memberikan diri kita waktu untuk merenung dan merasakan keheningan dalam diri kita, kita cenderung terjebak dalam kesibukan yang kosong dan kegelisahan yang tidak pernah terpuaskan. Dalam kesibukan yang tiada henti, kegelisahan kita dapat senantiasa mengganggu dan berkembang tanpa solusi yang mendalam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyisihkan waktu untuk mengalami keheningan dan refleksi dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak, jangan heran kalau pembelajaran kita hanya membawa pada kekhawatiran dan juga kegelisahan.

    Baca Juga  Cherry Picking: Kecacatan Logika yang Sebaiknya Dihindari

    Agama Tanpa Rasa Takut

    Agama yang benar seharusnya membawa kedamaian dan kebijaksanaan bagi umat manusia. Rasa takut dalam beragama diperlukan untuk menjaga nilai-nilai keagamaan supaya tidak disalahgunakan. Ketika agama disalahgunakan untuk tujuan tak selaras seperti politik atau kekuasaan, hal ini dapat mengarah pada fanatisme, intoleransi, dan konflik antar umat beragama.

    Anthony de Mello menyebut, agama tanpa rasa takut cenderung menghasilkan keyakinan yang dangkal dan dogmatis, menghalangi pertumbuhan spiritual dan pemahaman yang lebih dalam tentang keberadaan manusia dan alam semesta. Agama bukannya membawa kedamaian dan kebijaksanaan, justru menjadi instrumen penghancuran umat manusia.

    Sebaliknya, ketika kita mempraktikkan agama dengan rasa takut yang sehat akan kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri, kita dapat menemukan kedamaian dan kebijaksanaan yang sejati. Sehalnya Homo sapiens dapat lebih bertahan dibanding Homo neanderthal lantaran rasa takut yang mengontrol dirinya supaya tidak bertindak membabi buta. Ketika aturan agama yang diyakini berasal dari Tuhan diterjang begitu saja, bagaimana tidak mengantarkan manusia pada lembah kehancuran?

    Ibadah Tanpa Kesadaran

    Ibadah yang dilakukan secara mekanis atau rutin tanpa kesadaran akan makna dan tujuan sejatinya cenderung menjadi sia-sia. Ibadah seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan atau realitas yang lebih tinggi, namun jika dilakukan tanpa kesadaran dan penghayatan yang mendalam, ibadah tersebut kehilangan nilai spiritualnya.

    Ibadah tanpa kesadaran juga cenderung memperkuat sikap egois dan hipokritis, di mana seseorang hanya melakukan ibadah sebagai tampilan atau untuk kepentingan pribadi semata. Bukan hal yang mustahil bukan, ketika umat manusia menuju ambang kehancuran, lantaran dirinya bertindak salah tapi tidak menyadari dirinya salah karena merasa dirinya rajin ibadah? Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan ibadah dengan kesadaran penuh akan makna dan tujuannya, sehingga dapat membawa transformasi spiritual yang sejati dalam kehidupan kita.

    Baca Juga  Yusuf Al-Qaradawi, Ulama Moderat yang Menghasilkan Ratusan Karya

    Secara keseluruhan, Anthony de Mello dengan bijaksana mengingatkan kita akan bahaya-bahaya yang mengintai umat manusia dalam perjalanan mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Politik tanpa prinsip, kemajuan tanpa cinta, kekayaan tanpa kerja, pembelajaran tanpa keheningan, agama tanpa rasa takut, dan ibadah tanpa kesadaran, semuanya dapat menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.

    Penting bagi kita untuk memperhatikan nilai-nilai moral dan spiritual dalam setiap aspek kehidupan kita. Sudah semestinya kita dapat menghindari jebakan-jebakan yang menghancurkan diri kita sendiri dan menuju kepada kehidupan yang lebih bermakna dan berarti. Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri berusaha dan mengupayakannya.

    Editor: Ahmad

    Mohamad Khusnial Muhtar
    8 posts

    About author
    Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
    Articles
    Related posts
    Inspiring

    Kenal Dekat dengan Abdul Mu'ti: Begawan Pendidikan Indonesia yang Jadi Menteri Dikdasmen Prabowo

    3 Mins read
    Abdul Mu’ti merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan dan organisasi Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode…
    Inspiring

    Beda Karakter Empat Sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali

    4 Mins read
    Ketika berbicara tentang sosok-sosok terdekat Nabi Muhammad SAW, empat sahabat yang paling sering disebut adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman…
    Inspiring

    Spiritualitas Kemanusiaan Seyyed Hossein Nasr

    3 Mins read
    Islam memiliki keterikatan tali yang erat dengan intelektual dan spiritual. Keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat dan merupakan dua bagian realitas yang…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    This will close in 0 seconds