Perspektif

Enam Tips Manajemen Waktu ala Rasulullah

4 Mins read

Tak jarang kita sendiri kurang baik dalam memanfaatkan waktu yang ada atau bahkan malah banyak waktu yang terbuang secara sia-sia. Islam mengajarkan bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan waktu yang dengan sebaik mungkin. Maka dari itulah, perlu kiranya kita belajar manajemen waktu dari Rasulullah Saw.

Manajemen waktu ala Rasulullah menjadi salah satu solusi bagi umat muslim yang selama hidupnya kesulitan membagi waktu dalam pekerjaan, pendidikan, ibadah, dan lainnya.

Manajemen waktu adalah sebuah keterampilan diri dalam merencanakan atau melakukan kegiatan berdasarkan waktunya. Keterampilan ini bisa membantu seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan, memprioritaskan hal-hal paling penting, dan bantu mencapai tujuan.

Tips Manajemen Waktu ala Rasulullah

Terdengar sederhana, nyatanya mengatur waktu tidaklah semudah yang dibayangkan. Namun, sebagai umat Muslim tidak perlu khawatir, karena bisa mengikuti enam tips manajemen waktu ala Rasulullah berikut ini:

1. Memiliki Pola Pikir Investasi

Pertama adalah memiliki pola pikir investasi. Di dalam ajaran agama islam, investasi yang dimaksud adalah hasil yang akan didapat berasal dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan.

Misalnya, jika ingin mendapatkan kebaikan semasa hidup, maka taburlah kebaikan kepada semua orang. Sebab, kebaikan kecil akan mendapatkan balasan yang berlipat, begitu juga tentang keburukan.

Pola pikir investasi butuh waktu yang cukup lama. Artinya, butuh proses dan usaha untuk membentuk pola pikir investasi ini. Sama halnya dalam berbuat kebaikan, pasti tidak mudah, karena manusia juga memiliki ego yang terkadang menjadi penghambat.

Tujuan berpikir investasi ini adalah untuk kegiatan yang sifatnya jangka panjang. Hal ini sama seperti yang Rasulullah lakukan, yaitu selalu menebar kebaikan dan hal-hal bermanfaat untuk jangka panjang.

2. Harus Produktif

Tips manajemen waktu ala Rasulullah kedua adalah selalu produktif. Agama islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi waktu, terutama untuk kegiatan baik dan beribadah.

Selama hidupnya, Rasulullah selalu produktif untuk menyebarkan ajaran Islam kepada pengikutnya. Rasulullah melakukan hal ini hingga akhir hayatnya.

Baca Juga  Sejarah Singkat Puasa Ramadhan dalam Islam

Produktivitas bisa mendorong seseorang untuk menyelesaikan segala macam urusan dan pekerjaan dalam satu waktu. Bahkan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyuruh seluruh hamba-Nya untuk terus melanjutkan pekerjaan yang lain, jika pekerjaan sebelumnya sudah selesai.

Seruan tersebut seperti yang tercantum dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala di Al-Quran, Surah Al-Insyirah ayat 7, yang berbunyi:

Maka apabila kamu telah menyelesaikan dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.”

Kesimpulan dari firman di atas adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mau hamba-Nya bermalas-malasan dalam menjalani kehidupan. Begitu pula Rasulullah sebagai suri tauladan umat Muslim yang selalu memanfaatkan setiap waktu untuk terus produktif mengerjakan kebaikan dan beribadah.

3. Manfaatkan Waktu Sebaik Mungkin

Ketiga adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Waktu cepat berlalu dan tidak akan kembali lagi. Oleh karena itu, agar hidup tidak penuh oleh penyesalan, maka sebisa mungkin umat Islam harus memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang baik.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan waktu dan kesempatan kepada seluruh umat-Nya. Berdasarkan penjelasan Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam pernah menasehati seseorang yang berbunyi:

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara ini: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.”

Seseorang sangat dengan mudah menyia-nyiakan waktu. Kebanyakan berpikir bahwa masih ada esok hari untuk menyelesaikan pekerjaan, beribadah, melakukan kebaikan, dan kegiatan lainnya.

Kenyataannya, tidak ada satu orang pun tahu apa yang akan terjadi di esok hari. Oleh karena itu, manajemen waktu ala Rasulullah satu ini adalah bagian penting dalam mengatur waktu dengan tepat.

4. Jangan Menunda-nunda

Selain mengabaikan waktu, menunda-nunda pekerjaan serta kebaikan juga paling sering terjadi. Efeknya pun bisa sangat besar, baik untuk diri sendiri, karier, keluarga, dan orang lain.

Baca Juga  Empat Hikmah Perang Badar yang Perlu Kita Ketahui

Menunda-nunda juga akan membuat seseorang terbiasa untuk melakukan kebiasaan buruk. Kebiasaan yang buruk akan menghasilkan kehidupan yang buruk pula.

Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah pernah bersabda kepada pengikutnya:

Menunda-nunda melakukan kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezaliman.”

Sebagai umat Muslim, tentu tidak ingin terjebak dalam kezaliman yang akan membuat hidup sengsara. Oleh karena itu, jangan menjadi seseorang yang suka menunda-nunda kewajiban dan kebaikan sebagai umat maupun sebagai manusia.

5. Cepat dan Jangan Tergesa-gesa

Selanjutnya adalah cepat, tapi tidak boleh tergesa-gesa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menyukai hamba-Nya terlalu tergesa-gesa atau buru-buru dalam berkegiatan, khususnya saat menjalankan ibadah sholat lima waktu.

Sebuah hadits riwayat dari Anas bin Malik berbunyi:

Karena sifat tergesa-gesa itu berasal dari setan.”

Cepat dan tergesa-gesa adalah dua hal yang berbeda. Kecepatan bisa diartikan seperti kegesitan. Artinya, seseorang menyelesaikan kewajiban sesuai dengan takaran waktu.

Sebaliknya, tergesa-gesa membuat seseorang dengan mudah melakukan kesalahan atau kecerobohan. Sebab, sifat tersebut berasal dari setan.

Contoh penerapan manajemen waktu ala Rasulullah satu ini, yaitu seseorang sudah mengambil wudhu 5 menit sebelum adzan berkumandang. Kemudian siap-siap menuju ke masjid untuk shalat berjamaah.

Kemudian contoh lainnya adalah dalam mengerjakan ibadah shalat. Seseorang melakukan ibadah tepat setelah adzan selesai berkumandang. Ia melakukan ibadah dengan khusyuk dan memahami makna bacaan dalam shalat. Ini adalah contoh dari penerapan cepat atau gesit.

Sebaliknya, seseorang yang tergesa-gesa akan melakukan ibadah shalat dengan gerakan yang cepat tanpa memahami makna bacaan shalat.

6. Rutin Melakukan Evaluasi

Terakhir adalah rutin melakukan sebuah evaluasi. Semua pekerjaan membutuhkan evaluasi. Inilah yang juga dilakukan oleh Rasulullah.

Meski sebagai suri tauladan, nyatanya Rasulullah tetap rutin melakukan evaluasi diri. Hal ini juga tertuang di dalam hadits riwayat Ibnu Hibban yang berbunyi:

Orang yang berakal dan dapat mengendalikan, seharusnya akan memiliki empat waktu: pertama, waktu untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kedua waktu untuk mengintropeksi diri, ketiga waktu untuk memikirkan ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan keempat waktu untuk memenuhi kebutuhan jasmani dari makanan minuman.”

Baca Juga  Dolkun Isa's Actions are Overtly Antagonistic toward Muslims Worldwide

Jadi, jika ingin memiliki waktu yang baik seperti baginda Rasulullah adalah jangan lupa untuk melakukan evaluasi demi menjadi pribadi yang lebih berkualitas, baik dalam pekerjaan, agama, dan kegiatan lainnya.

Manfaat Manajemen Waktu

Menerapkan manajemen waktu ala Rasulullah ternyata memberikan dampak atau manfaat baik dalam banyak hal, yaitu:

Pertama, Meningkatkan Produktivitas

Sebagai suri tauladan, tentu semua ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam memiliki banyak manfaat bagi kehidupan pengikutnya. Salah satu manfaat manajemen waktu yang bisa dirasakan adalah bantu meningkatkan produktivitas.

Manajemen waktu berisi kebiasaan baik yang mengubah kehidupan seseorang jadi lebih baik. Jika kebiasaan ini rutin dilakukan, maka bisa berpengaruh terhadap pola hidup seseorang dalam menyelesaikan kewajiban.

Kedua, Target atau Tujuan Cepat Tercapai

Semua manusia memiliki tujuan hidup, baik dalam berkarir, pendidikan, berkeluarga, dan lainnya. Tujuan-tujuan tersebut bisa tercapai jika bisa mengatur waktu yang baik seperti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Dalam prosesnya, memang tidak mudah mendapatkan tujuan tersebut.

Inilah kenapa banyak orang yang gagal di tengah jalan saat menerapkan manajemen waktu. Solusinya agar tidak mudah gagal adalah mau mengevaluasi kegagalan tersebut.

Ketiga, Meningkatkan Kualitas Diri

Terakhir adalah bantu meningkatkan kualitas diri. Seseorang yang memiliki manajemen waktu yang baik biasanya mudah menyelesaikan berbagai macam masalah.

Setiap permasalahan yang berhasil terlewati akan menambah pengetahuan dan pengalaman. Di sinilah seseorang akan belajar banyak hal, khususnya dalam pengembangan diri.

Sudah siap terapkan manajemen waktu ala Rasulullah?

Menyelesaikan berbagai jenis tanggung jawab dan kewajiban sesuai dengan manajemen waktu akan membuat orang tersebut menjadi pribadi yang disiplin. Kedisiplinan akan membuat seseorang mendapat banyak keuntungan, baik dalam pekerjaan hingga pendidikan.

Editor: Soleh

Rian Pratama
1 posts

About author
S1 Teknik Informatika di Universitas Kahuripan Kediri Direktur Utama PT. Amdin Pratama Multi Teknologi (amdin.co.id)
Articles
Related posts
Perspektif

Tidak Bermadzhab itu Bid’ah, Masa?

3 Mins read
Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz berceramah tentang urgensi bermadzhab. Namun ceramahnya menuai banyak komentar dari berbagai kalangan. Ia mengatakan bahwa kelompok…
Perspektif

Psikologi Sosial dalam Buku "Muslim Tanpa Masjid"

3 Mins read
Dalam buku Muslim Tanpa Masjid, Kuntowijoyo meramalkan pergeseran signifikan dalam cara pandang umat Islam terhadap agama dan keilmuan. Sekarang, ramalan tersebut semakin…
Perspektif

Paradoks Budaya Korupsi Masyarakat Religius

2 Mins read
Korupsi yang tumbuh di masyarakat yang dikenal religius memang menjadi paradoks. Di masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama, mestinya kejujuran, integritas, dan…

4 Comments

  • Avatar
  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds