Perspektif

Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020, Pertanda Kiamat?

4 Mins read

Keterangan di beragam portal berita menyebutkan bahwa gerhana matahari cincin terjadi pada 21 Juni 2020 bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1441 H. Sebagian wilayah Indonesia akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian.

Gerhana

Gerhana (eclipse) adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sebuah benda langit menutupi benda langit lain. Dalam konteks Islam ada dua gerhana yang memiliki kaitan dengan ibadah. Yaitu gerhana bulan dan gerhana matahari. Gerhana bulan (al-khususf) atau lunar eclipse terjadi saat sebagian atau seluruh penampangan bulan tertutup oleh bayangan bumi. Sedangkan gerhana Matahari (alkusuf) atau solar eclipse terjadi ketika posisi bulan terletak antara bumi dan matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh sinar matahari.

Kendati bulan lebih kecil, namun bayangan bulan mampu menghalangi sinar matahari. Hal ini karena bulan berjarak rata-rata 384. 400 kilometer dari bumi lebih dekat dibanding matahari yang berjarak sekitar 149. 680.000 kilometer. Secara astronomis terjadinya gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana matahari adalah akibat dari revolusi bulan mengelilingi bumi dan revolusi bumi mengelilingi matahari.

Gerhana dalam Islam

Terminologi gerhana dalam bahasa Arab ada dua istilah “al-khusuf” berasal dari kata “kha-sa-fa” yang bermakna tertutup (khasafa, inkhasafa) dan hilang (ghaba). Dan “al-kusuf” berasal dari kata “ka-sa-fa” yang bermakna bagian dari langit (qath’an mis as-sama). Adakalanya kata “al-khusuf” dikhusukan untuk gerhana bulan dan “al-kusuf” untuk gerhana matahari.

Hal in terdapat dalam (Q.S Al-Qashas : 81-82), (Q.S Al-Ankabut : 40), (Q.S Saba’ : 9), (Q.S Al-Mulk: 16), dan (Q.S Al-Qiyamah : 7-9). Sementara kata “kasafa” atau seakarnya disebutkan antara lain: (Q.S Asy-Syu’ara: 187), (Q.S Ath-Thur : 44), dan (Q.S ar-Rum: 48).

Ibn Katsir menjelaskan kata “fa idza bariq al-bashar” (maka apabila mata terbelak). Sebagaimana mata yang terkagum, terpesona, sekaligus mengherankan beserta hal-hal luar biasa lainnya tatkalah melihat fenomena itu yang mana hal ini terjadi pada hari kiamat.

Baca Juga  Tragedi Terbakarnya Perpustakaan Alexandria di Mesir

Shalat gerhana merupakan shalat sunnah Muakkadah sebagaimana kesepakatan para jumhur ulama. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW: Dari Mughirah bin Syu’bah, ia berkata,

“Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW yaitu pada hari wafatnya Ibrahim (putra nabi). Kemudian orang-orang berkata, “Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatnya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah” (Shahih Al-Bukhari, I:228 No. 1043)

Menurut Astronomi

Dalam studi astronomi, gerhana matahari terbilang lebih istimewa dibanding dengan gerhana bulan. Hal ini disebabkan karena kedua benda langit ini, matahari memiliki lebih banyak objek kajian. Namun dalam Islam keduanya mendapat apresiasi yang sama.

Secara astronomi gerhana matahari terjadi tatkala umbra dan panumbra bulan jatuh ke permukaan bumi. Oleh karena bulan lebih kecil dari matahari maka bayang-bayangan bulan yang jatuh mengenai permukaan bumi hanya melingkup kawasan yang sempit saja. Secara umum ada tiga jenis gerhana matahari yaitu :

Pertama, Gerhana Matahari total (al-kusuf al-kully) yaitu piringan matahari tertutup sepenuhnya oleh piringan bulan.

Kedua, Gerhana Matahari sebagian atau parsial (al-kusuf al-juz’iy) yaitu ketika piringan bulan pada saat gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari.

Ketiga, Gerhana Matahari cicin yaitu ketika piringan bulan saat gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari yang mana ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga ketika piringan bulan berada di hadapan piringan matahari tidak seluruhnya tertutup oleh piringan bulan. Gerhana matahari cicin terjadi ketika Bulan terlalu jauh dari Bumi sehingga tidak sepenuhnya menutup Matahari. Peristiwa ini menghasilkan cicin cahaya disekitar bulan yang gelap.

Baca Juga  Tetap Sehat dari Rumah Selama Pandemi Covid-19

Keempat, Gerhana Matahari Hibrida yaitu gerhana yang bergeser antara gerhana total dan gerhana cincin, gerhana hibrida ini relatif jarang terjadi.

Gerhana Matahari Cincin Juni 2020

Karena matahari tidak terlihat selama gerhana cicin, jalur akan dimulai di Afrika Tengah dan bergerak melalui Arab Saudi, India Utara dan Tiongkok Selatan sebelum berakhir di Samudra Pasifik. Di Indonesia gerhana ini nantinya bisa dilihat hanya di sebagian wilayah saja. Yakni wilayah Indonesia paling utara. Porsinya pun tidaklah besar.

Gerhana matahari seringkali diikuti oleh salat gerhana. Umat Islam yang dapat mengerjakan salat gerhana adalah mereka yang dikawasannya dilintasi gerhana, sedangkan yang lainnya tidak diwajibkan. Sehubung saat ini tengah terjadi pandemi COVID-19, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan imbauan melalui Surat Edaran Nomor 05/EDR/I.0/E/2020.

Pertanda Kiamat?

Mengutip dari portal daring pikiran rakyat Bekasi, fenomena berakhirnya dunia yang ditunjuk kalender suku maya kini mulai dikaitkan dengan pandemi COVID-19. Sebagaimana kita ketahui, beragam permasalahan akibat virus ini terus bermunculan. Mulai dari keresahan sosial, pemerosotan ekonomi, ketegangan geopolitik, hingga bencana penerbangan.

Dilaporkan Al-Arabiya Kalender Suku Maya mempercayai bahwa tahun 2020 sebagai tahun terburuk bagi banyak orang dalam kehidupannya. Kalender maya adalah sistem alternatif perhitungan waktu untuk kalender Gregorian. Digunakan oleh sebagian besar orang dunia dan sistem lain seperti kalender Islam atau Kalender Julian. Kalender ini dirancang oleh peradaban Maya. Penduduk di Amerika Tengah, Guatemala dan Belize modern, Meksiko Tenggara, Honduras Barat, serta El Savador sebelum kedatangan penjajah dari Benua Biru.

Pada tahun 1990-an, para arkeolog mulai mengumpulkan lebih banyak pengetahuan tentang sistem kalender peradaban. Berbeda dengan kalender Gregorian atau Islam, kalender Maya tidak didasarkan pada siklus bulan atau matahari seecara langsung. Sebagai gantinya mereka memiliki tiga kalender untuk tujuan yang berbeda.

Baca Juga  Hikmah dari Gerhana Bulan

Kalender Maya jangka panjang adalah kalender yang telah menarik perhatian para ahli teori Kiamat, orang-orang yang percaya pada akhir bencana bagi semua kehidupan di Bumi. Sementara prediksi mereka ternyata salah. Minggu lalu ilmuwan yang dituduh sebagai ahli konspirasi memeriksa ulang kalender dan menyarankan bahwa tanggal yang tepat untuk kiamat sebenarnya minggu ini. Namun banyak ahli yang khawatir menggunakan kalender Maya untuk menghitung akhir dunia, telepas dari tanggalanya.

Menurt Emiliano Gallaga Murrieta, Direktur Divisi Negara Bagian Chiapas dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko mengatakan hal ini seperti kalender Tiongkok. Dimana tahun ini adalah Tahun Kelinci, dan tahun berikutnya adalah Tahun Naga, kemudian selanjutnya akan menjadi hewan lainnya.

Sementara itu CEO Astronomi Dubai Hasan Al-Hariri menyatakan bahwa anggapan yang menyebutkan gerhana cicin merupakan akhir dunia ini adalah anggapan yang tidak benar secara ilmiah dan tidak logis. Sains itu elegan dan indah tetapi itu membutuhkan upaya untuk memahami.

Yang Harus Dilakukan

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, terlebih gerhana matahari cincin yaitu dengan:

Pertama, menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan (shalat). Karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari kiamat. Karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.

Kedua, memperbanyak dzikir memuji Allah Swt, memperbanyak amal, bersedekah dan meningkatkan kepedulian sosial.  

Demikan ulasan singkat ini, Semoga dengan memahami wawasan islam dan mengimplementasikan nilai-nilai islam di dunia kita mendapatkan balasan pahala di akhirat. Semoga dengan ujian-ujian yang diberikan Allah SWT ini menambah kualitas dan kuantitas keimanan kita. Aamiin.

Wa Allah a’alamu bi al-shawab

Editor: Sri/Nabhan

Avatar
12 posts

About author
Mahasiswa IAIN Surakarta Hukum Keluarga Islam
Articles
Related posts
Perspektif

Tidak Bermadzhab itu Bid’ah, Masa?

3 Mins read
Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz berceramah tentang urgensi bermadzhab. Namun ceramahnya menuai banyak komentar dari berbagai kalangan. Ia mengatakan bahwa kelompok…
Perspektif

Psikologi Sosial dalam Buku "Muslim Tanpa Masjid"

3 Mins read
Dalam buku Muslim Tanpa Masjid, Kuntowijoyo meramalkan pergeseran signifikan dalam cara pandang umat Islam terhadap agama dan keilmuan. Sekarang, ramalan tersebut semakin…
Perspektif

Paradoks Budaya Korupsi Masyarakat Religius

2 Mins read
Korupsi yang tumbuh di masyarakat yang dikenal religius memang menjadi paradoks. Di masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama, mestinya kejujuran, integritas, dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds