Dijelaskan dalam kitab I’anatuth-Tholibin karya Syekh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi, menukil sebuah kisah yang menjelaskan keadaan seseorang yang sudah meninggal.
Kisah Mayit Memungut Pahala
Seseorang bermimpi melihat para mayit di sebuah pemakaman memungut sesuatu yang tidak diketahui, lalu matanya tertuju pada satu mayat yang duduk-duduk tanpa melakukan apa pun.
Kemudian, orang itu mendekati dan bertanya, “Mengapa Anda tidak melakukan seperti yang mereka lakukan?”. Si mayit menjawab, “Mereka memungut pahala doa, bacaan Al-Qur’an, dan sedekah yang dihadiahkan kepada mereka”.
Orang tersebut bertanya lagi, “Mengapa Anda tidak begitu juga?”. Ia menjawab, “Saya tidak butuh itu“. “Mengapa bisa Anda tidak membutuhkannya?”, orang itu keheranan. Mayit itu menjawab, “Setiap hari anakku menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an padaku, sembari dia berniaga di pasar.”
Kemudian orang itu pun terbagun dari tidurnya. Keesokan harinya, ia langsung menuju pasar untuk mencari anak si mayit yang berdagang. Sesampainya di pasar, ia melihat anak si mayit sedang sibuk berdagang sembari mulutnya komat-kamit membaca sesuatu.
Karena penasaran, orang itu mendatangi dan menanyakan, “Mengapa mulut Anda komat-kamit?”. Anak itu menjawab, ”Aku membaca Al-Qur’an dan pahalanya aku hadiahkan pada orang tuaku yang sudah meninggal”.
Selang beberapa lama, lelaki itu bermimpi yang sama dengan mimpi yang awal. Ia terkejut karena melihat mayit yang awalnya duduk santai sekarang ia juga ikut memungut pahala.
Pagi harinya ia pergi ke pasar melihat anak si mayit yang awalnya membaca Al-Qur’an, berzikir sepanjang hari kini telah meninggal dunia.
Tak heran orang tuanya ikut memungut pahala karena anak yang setiap hari mengirim pahala sekarang telah tiada dan tidak dapat transfer pahala lagi.
Kisah ini mengandung dua hikmah yang berharga. Pertama, semua pahala zikir, doa, bacaan Al-Qur’an, maupun sholawat yang dihadiahkan pada orang yang sudah meninggal ternyata sampai pada orang yang sudah meninggal.
Kedua, orang yang meninggal masih tergantung pada orang yang hidup di dunia, dengan kiriman doa dan sholawat bisa membuat mereka bahagia. Begitu pun sebaliknya, mereka akan sedih karena tidak dikirimi zikir, doa.
Editor: Lely N