Ibnu Batutah dan Cheng Ho merupakan pelancong Muslim yang terkenal karena perjalanan dan kunjungannya ke berbagai negara di dunia. Ibnu Batutah adalah seorang pelancong dari Maroko yang pernah berkelana ke berbagai pelosok di dunia pada abad pertengahan.
Dalam jangka waktu tiga puluh tahun, Ibnu Batutah menjelajahi sebagian besar Negara Islam dan juga non-Islam. Sedangkan Cheng Ho adalah seorang pelancong yang berasal dari Cina. Dia bukan hanya pelayar besar di dalam sejarah pelayaran Tiongkok, tetapi juga di sepanjang sejarah pelayaran dunia.
Tokoh ini dikenal sebagai seorang laksamana yang memimpin suatu armada besar untuk mengelilingi hampir separuh belahan bumi. Selama 28 tahun dia memimpin armadanya untuk mengunjungi kawasan yang terletak di Asia Tenggara, Samudra Hindia, Laut Merah, Afrika Timur, dan lain-lain.
Sejarah Perjalanan
Setiap penjelajah pasti memiliki alasan untuk berkelana menembus samudera dan daratan yang luas. Marcopolo merupakan seorang pedagang dan Columbus sejatinya seorang petualang. Ibnu Batutah justru seorang teologis, sastrawan puisi dan cendekiawan.
Perjalanan haji pertamanya justru medorongnya untuk memahami begitu luasnya dunia ciptaan-Nya. Hatinya tergerak untuk memulai sebuah penjelajahan terbesar pada saat itu. Penjelajah bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah al-Lawati al-Tanjil ini ia lahir di kota Tangiers, Maroko pada 24 Februari 1304.
Dibesarkan dalam keluarga yang taat menjaga tradisi Islam, Ibnu Batutah justru membenamkan diri pada ilmu-ilmu fiqih dan sastra Arab. Keilmuan yang mendukungnya untuk sebuah penjelajahan seperti astronomi ataupun kelautan lainnya, bisa dikatakan tidak ada sama sekali.
Ibnu Batutah jelas merupakan seorang penjelajah yang luar biasa. Perjalanan yang ditempuhnya meliputi Spanyol, Rusia, Turki, Persia, India, Cina, dan negara Muslim lainnya. Ia selalu mendeskripsikan kondisi spiritual, politik, dan sosial dari setiap negeri yang disinggahinya.
Sedangkan Cheng Ho adalah seorang laksamana yang paling agung yang pernah dimiliki Tiongkok yang hidup pada zaman dinasti Ming. Dia adalah orang kepercayaan dari Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424) kaisar ketiga dari dinasti Ming. Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya.
Cheng Ho adalah penjelajah dengan armada kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar dan terbanyak sepanjang masa sampai saat ini. Selain itu dia adalah pemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armada yang begitu banyaknya dia dan para anak buahnya tidak pernah menjajah negara atau wilayah dimanapun tempat para armadanya merapat (Tan Ta Sen, 2010, p.5). Dalam perjalanan sejarahnya, Cheng Ho telah mengunjungi sekitar 30 negara (kini) di Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Daerah-daerah yang telah disinggahinya antara lain Malaka,Sumatera, Jawa, Kalimantan, Malaysia, Sri Lanka, Campa (Kamboja), Kepulauan Maladewa, India, Teluk Parsi, Arab, Mesir, hingga Selat Mozambique.
***
Ekspedisi Cheng Ho ke Nusantara sebenarnya membawa banyak misi dan agenda. Selain untuk memperkenalkan budaya Tionghoa dan berniaga, Cheng Ho juga melakukan syiar agama Islam dengan pendekatan multikultural.
Multikulturalisme sebagai fakta sosial disadari betul oleh Cheng Ho dalam merajut visi-misi dalam ekspedisi ke berbagai negara, termasuk di Nusantara (Kong Yuanzi, 2000, p.120).
Ibnu Batutah dan Cheng Ho merupakan seorang pelancong yang telah banyak mendatangi berbagai macam negara, baik negara Islam maupun non-Islam.
Di antara perjalanan mereka, Ibnu Batutah maupun Cheng Ho ini juga pernah mendatangi Nusantara. Meskipun tujuan utama mereka datang ke Indonesia berbeda, namun mereka juga sangat berpengaruh terhadap masyarakat Indonesia pada saat itu.
Begitu pun terhadap agama Islam, selain datang ke Indonesia untuk berdagang dan menetap beberapa hari di Indonesia, mereka juga memperkenalkan agama Islam terhadap penduduk setempat seperti Cheng Ho misalnya. (Amin Munir Samsul, 2014, p. 98.)
Sejarah mengatakan mereka datang ke berbagai negara di dunia dengan meninggalkan kesan atau dampak terhadap kehidupan masyarakat disana baik dalam segi budaya maupun agama, tidak terkecuali bagi Indonesia sendiri.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ekspedisi yang dilakukan oleh Ibnu Batutah dan Cheng Ho sangat berpengaruh sekali terutama di wilayah Nusantara. mereka yang mempunyai sifat pendekatan sosial yang bagus, membuatnya dengan mudah menyiarkan agama Islam di berbagai negara dengan menggunakan pendekatan multikultural.