Inspiring

Inilah Wartawan Pertama Muhammadiyah yang Tersandung Delik Pers

2 Mins read

Di antara santri-santri KH Ahmad Dahlan yang memiliki minat dan bakat dalam hal mengarang adalah Haji Fachrodin. Ia mengawali karir di dunia politik dan pergerakan ketika berguru jurnalistik kepada Mas Marco Kartodikromo. Dialah wartawan pertama Muhammadiyah yang mengawali perintisan penerbitan massa di Persyarikatan ini.

Haji Fachrodin Berguru Kepada Mas Marco

Haji Fachrodin muda memang bercita-cita ingin bisa mengarang tulisan dan menerbitkannya di surat kabar. Dalam pikiran Fachrodin, betapa sulitnya mengarang tulisan yang bagus. Sewaktu Mas Marco Kartodikromo menerbitkan surat kabar Doenia Bergerak (1914), ia diminta untuk mengarang artikel atau menulis laporan perkembangan politik di wilayah Yogyakarta (Junus Anis, 1969: 15). Sebelum terjadi kesepakatan untuk menjadi koresponden tetap di Doenia Bergerak, Fachrodin meminta agar Mas Marco bersedia memeriksa, mengedit, dan memperbaiki karangannya.

Setiap kali Fachrodin mengarang artikel atau menulis laporan, dia selalu membuat rangkap dua. Satu karangan akan diserahkan kepada Mas Marco dan satunya lagi disimpan sebagai arsip pribadi. Sewaktu karangannya dimuat di surat kabar Doenia Bergerak, dia dapat mencocokkan dengan arsipnya. Dia pelajari kekurangan dan kesalahan dalam karangannya yang telah diedit oleh Mas Marco itu. Sebab, artikel yang telah dimuat di surat kabar Doenia Bergerak merupakan hasil editan Mas Marco. Dengan cara demikian, Fachrodin menjadi kontributor tulisan Doenia Bergerak dan dia belajar mengasah keahlian di bidang jurnalistik.

Berbekal pengalaman tersebut, Haji Fachrodin kemudian menjadi wartawan pertama Muhammadiyah yang merintis penerbitan berkala di organisasi yang dipimpin oleh KH Ahmad Dahlan kala itu.

Bahasa Melayu Rendah

Fachrodin adalah seorang otodidak yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Bakatnya mengarang tumbuh secara alamiah. Ketika dia harus mengarang artikel atau menulis laporan untuk dikonsumsi publik, sudah barang tentu karangannya harus memenuhi standar jurnalistik pada waktu itu. Fachrodin jelas tidak memahami teori-teori jurnalistik berdasarkan standar umum karena dia memang bukan ”orang sekolahan.”

Baca Juga  Al-Zarnuji: Pakar Pendidikan Islam di Era Klasik

Ciri khas karangan Fachrodin menggunakan bahasa sederhana. Istilah pada waktu itu, Fachrodin mengarang menggunakan bahasa ”Melayu rendah” (Junus Anies, 1930: 7). Istilah ini untuk menyebut bahasa awam yang dipakai khalayak ramai. Ciri-ciri bahasa ”Melayu rendah” adalah campuran antara bahasa ”Melayu tinggi” (cikal bakal bahasa Indonesia) dan bahasa Jawa.

Tersandung Delik Pers

Pada tahun 1919, Fachrodin menerbitkan surat kabar mingguan Srie Diponegoro. Ia pernah menulis artikel di halaman muka surat kabar Srie Diponegoro yang diterbitkan di Yogyakarta ini. Dia mengomentari nasib para petani tebu di Klaten. ”Keboen teboe jang penoeh ditanami di atas tanah kita dengan djalan jang koerang menjenangkan, hingga menjebabkan kelaparannja anak-anak boemi…” demikian sekutip tulisan Fachrodin.

Menurut sumber Yunus Anis (1969: 18), artikel Fachrodin dihiasi dengan gambar ilustrasi seorang lelaki Jawa memakai ikat kepala (blangkon) tanpa mengenakan baju sedang menggenggam keris dan akan menikam seekor harimau. Ternyata, pemuatan artikel ini berbuntut panjang dan berujung pada kasus pers-delicht (delik pers). Residen Yogyakarta memperkarakan artikel yang ditulis oleh Fachrodin sebagai kasus penghasutan terhadap rakyat. Dalam kasus ini, Fachrodin mendapat tuntutan hukuman penjara selama tiga bulan atau membayar denda sebesar f. 300,-.

Editor: Nabhan

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Inspiring

Kisah Fadhl Muhammad Firdaus, Direktur Muda Perusahaan Ternak Ayam Terkemuka

2 Mins read
Tak seperti anak muda pada umumnya, Fadhl Muhammad Firdaus adalah anak muda yang pantas untuk dijadikan role model bagi anak muda lainnya…
Inspiring

Al-Biruni dan Budaya Ilmiah Apropriasi

3 Mins read
Abu Rayhan al-Biruni (w. 1048) adalah seorang ilmuwan jenius Muslim masa keemasan Islam. Seyyed Hossein Nasr (1968) menyatakan bahwa tidak ada seorang…
Inspiring

Mengenal Lebih Dekat Sosok Imam al-Bukhari

4 Mins read
Nama lengkap Imam al-Bukhari adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah. Ia lahir di Bukhara setelah shalat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *