Oleh: Pak AR
Seorang hamba Allah (tidak bersedia disebut namanya) dari Kecamatan Gondomanan bertanya kepada Pak AR tentang berzikir yang dilakukan sambil goyang, apakah ada tuntunannya? Pertanyaan tersebut disampaikan oleh seseorang yang tidak bersedia disebutkan namanya, disampaikan dalam Kuliah Subuh yang disiarkan RRI Nusantara II Yogyakarta.
Pertanyaannya sebagai berikut: “Apakah tiap membaca do’a atau berdzikir sesudah shalat itu harus dengan menggoyang-goyangkan badan ke kiri dan kanan bersama yang lain? Sebab, saya sering melihat orang-orang sama melakukan yang demikian itu?”
Seperti biasa, Pak AR menjawab secara singkat dan lugas: “Setahu saya tidak ada perintah dari Allah atau dari Rasulullah yang memerintahkan agar setiap kita berdo’a atau berdzikir supaya menggoyang-goyangkan badan atau kepala kita seperti itu.”
Itulah jawaban ringan dari pertanyaan seputar praktik kehidupan beragama sehari-hari yang oleh Pak AR disebut dengan istilah “Islam enteng-entengan.” Kenapa disebut enteng-entengan? Karena setiap pertanyaan akan dijawab oleh Pak AR tanpa menyebutkan sumber-sumbernya secara eksplisit. Namun materi yang pernah Pak AR sampaikan dalam Kuliah Subuh RRI Nusantara II Yogyakarta tetap merujuk pada kitab-kitab fikih. Memang penyampaiannya singkat, padat, dan lugas.
Pak AR menegaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para jamaah merujuk pada kitab-kitab seperti: Bulughul Marom, Fiqhus Sunnah, Madyur-Rasul, Zadul Ma’ad, Riyadlush Sholihin, dan lain-lain. Apabila terdapat jawaban yang masih samar atau meragukan, Pak AR menyarankan agar penanya bisa merujuk secara langsung ke kitab-kitab tersebut.
Sumber: buku Tanya Jawab Enteng-entengan karya Pak AR. Pemuatan kembali di www.ibtimes.id lewat penyuntingan
Editor: Arif