Konon katanya, ada sebuah bangunan bersejarah yang dibangun jauh sebelum Nabi Ibrahim dan Ismail hijrah ke Makkah. Bangunan itu kini menjadi kiblat utama umat Islam di seluruh dunia, namanya Ka’bah. Sebuah bangunan yang menjadi pusat utama perhatian umat Muslim dalam beribadah kepada Allah Swt.
Ka’bah atau Baitullah adalah rumah ibadah pertama yang dibangun jauh sebelum Nabi Ibrahim AS dan keluarganya hijrah ke lembah Makkah. Sebuah lembah yang gersang, tandus, panas, dan hanya ditumbuhi oleh tumbuhan yang berduri. Ini menjadi sejarah perjuangan Nabi Allah Ibrahim AS, Siti Hajar, dan putranya.
Kendati hidup di tengah lembah yang gersang dan tak ada seorang pun yang tinggal bersamanya. Ditambah lagi kondisi geografis yang benar-benar tidak memungkinan manusia untuk tinggal sana. Tempat itu memang sudah lama tidak dihuni oleh penduduk. Namun Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail meyakinkan diri, sebab itu adalah perintah Allah Swt.
Dari kayakinan dan keimanan yang tertanam kuat dalam keluarga Ibrahim, Allah Swt perlahan-lahan menunjukkan kebesarannya lewat Ismail yang tengah merengek lapar dan haus di tengah malam di lembah yang gersang dan tandus. Siti Hajar kebingungan dan berlari-lari dari bukit Shafa ke Marwah mencari air untuk anaknya. Sebuah keajaiban datang, dengan hentakan kaki Ismail kecil muncullah pancaran air yang penuh keberkahan dan kebaikan beribu-ribu tahun. Air itu adalah air yang kita kenal saat ini dengan sebutan air Zamzam.
Tak hanya itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menunjukkan kepada Nabi Ibrahim bahwa di tengah lembah Makkah, ada gundulan tanah yang berwarna kemerahan dekat dengan mata air Zamzam. Disitulah Nabi Ibrahim dan Ismail diperintahkan oleh Allah untuk membangun rumah-Nya, yakni Ka’bah.
Jauh sebelum itu, bangunan Ka’bah pernah mengalami keruntuhan pada masa Nabi Nuh AS. Sejarah mencatat bahwa banjir bandang yang terjadi di era Nabi Nuh tidak hanya memusnahkan umatnya yang kafir, namun juga bangunan yang ada saat itu, termasuk Ka’bah. Saat itu, yang tersisa dari bangunan Ka’bah hanya gundukan tanah merah di tengah lembah Makkah.
Ka’bah dibangun kembali oleh Ibrahim tepat di lokasi Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Adam AS. Bangunan Ka’bah memiliki tinggi 14 meter, panjang dari arah Multazam 12,84 meter, panjang dari arah Hijir Ismail 12, 28 meter, antara Rukun Yamani, dan Hijir Ismail 12, 11 meter dan antara rukun Yamani dan Hajar Aswad 11, 5 meter (Kemenag, 2020: 236).
Dalam firman Allah Swt juga disebutkan tentang itu;
Artinya: “Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan). Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui’,” (QS. Al-Baqarah: 127).
Di era Nabi Ibrahim lah Ka’bah dicatat dalam tinta pembangunan kembali hingga saat ini.
Ka’bah dikenal sebagai tempat yang suci, aman, untuk berkumpul menunaikan ibadah kepada Allah. Banyak ibadah yang bisa dikerjakan, seperti thawaf, i’tikaf, ruku, sujud, berdzikir dan lain-lain. Selain itu, ada juga beberapa aturan yang perlu kita ketahui. Salah satunya adalah dilarang berbuat kejahatan bagi siapapun di dekat Ka’bah. Sebab Ka’bah adalah tempat yang damai, aman, tentram, nyaman untuk beribadah.
Ka’bah bukan tempat untuk berbuat maksiat dan dosa, melainkan Ka’bah adalah tempat bertaubat bagi seluruh manusia yang ada di bumi. Bangunan Ka’bah adalah milik semua umat Islam dari manapun; negara, suku, rasa di penjuru dunia. Sehingga menjaga dan merawat Ka’bah adalah kewajiban bersama umat Muslim.
Begitupun setiap Muslim diperbolehkan menziarahi Ka’bah. Bahkan salah satu keutamaan Ka’bah yang disebutkan dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kemenag, yaitu memandangnya adalah ibadah. Sebab ia menjadikan hati tentram, jiwa merasa aman, terliNdungi dari rasa takut. Tentu yang tak terlupakan adalah rasa kagum melihat bangunan raksasa hitam itu.
Dalam Islam ketika memandang atau melihat Ka’bah dianjurkan dibarengi dengan dzikir dan doa yang bisa dibaca di dalam hati dan lisan. Bukan hanya karena rasa kagum dengan bangunannya, melainkan Ka’bah adalah rumah Allah, Sang Pemilik Ka’bah.