Tarikh

Keterbukaan Islam dan Kontribusi Bagi Dunia

3 Mins read

Dapat kita pertanyakan realitas dunia Islam dewasa kini. Mulai dari kekerasan, perang sipil, penculikan, pembajakan, penyiksaan, hingga pembunuhan adalah sangat jauh dari keinginan kita. Keterbukaan Islam diperlukan untuk menegaskan kontribusi Islam bagi dunia.

Keterbukaan Islam

Islam sebagai agama damai dan merupakan kode etik umum. Miskinnya pandangan mengenai jihad merupakan benih-benih terjadi kekerasan serta teror di beragam negeri. Dari seluruh tema dan konsep Islam, “jihad” paling banyak disalah tafsirkan dan diputar balikkan secara tidak hati-hati oleh orang-orang non-muslim dan juga kaum muslim apologetik.

Kalau kita perhatikan implementasi jihad yang dikumandangkan oleh para jihadis dalam dekade terkahir ini juga belum memperlihatkan ada sinyal ke arah menciptakan Islam Rahmatan lil ‘alamin. Sebaliknya, sebagaimana diungkapkan oleh Yusuf Qardhawi, bahwa masih banyak kalangan ulama yang memberi makna jihad hanya perang. Sehingga dapat kita temukan umat sekarang dimama-mana saling bermusuh-musuhan secara terus menerus. Baik antara muslim dan non-muslim maupun sesama muslim.

Demikian juga konflik perang yang dibangun oleh mereka tidak terlihat membangun peradaban Islam. Bahkan sebaliknya telah mengakibatkan kemunduran baik dari sisi peradaban yang mampu mengangkat derajat ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan maupun dari sisi moral kehidupan sehari-hari.

Menurut Gus Dur, lahirnya kelompok-kelompok Islam garis keras atau radikal tersebut tidak bisa dipisahkan dari dua sebab. Pertama, para penganut Islam garis keras tersebut mengalami semacam kekecewaan dan alienasi karena “ketertinggalan” umat Islam terhadap kemajuan barat dan penetrasi budayanya dengan segala eksistensinya. Karena ketidakmampuan mereka untuk mengimbangi dampak materialistik budaya barat, akhirnya mereka menggunakan kekerasan untuk menghalangi upaya ofensif materialistik dan penetrasi barat.

Kedua, kemunculan kelompok-kelompok Islam garis keras itu tidak terlepas dari adanya pendangkalan agama dari kalangan umat Islam sendiri, khususnya angkatan mudanya.
Adanya pendangkalan agama terhadap angkatan muda terkhusus penyebaran Islam menggunakan jalur kekerasan, merupakan tindakan yang harus dilawan. Keterbukaan Islam diperlukan.

Baca Juga  Dinasti Ottoman (4): Sultan Murad I, Syahid dan Janisari

Peran Anak Muda Seharusnya

Anak muda yang seharusnya diberi pemahaman optimisme memandang masa depan, bukan malah meninggal karena bom bunuh diri mengatasnamakan Islam. Islam telah memberi kita bimbingan untuk memecahkan masalah-masalah duniawi dengan tidak mengorbankan prinsip-prinsip solidaritas Islam (ukhuwah al-Islamiyyah).

Allah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 103 sebagai berikut :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhmusuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkankamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamumendapat petunjuk.

Surat Al-Anfal ayat 46

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِين

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yangmenyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allahbeserta orang-orang yang sabar.

Surat An-Nisa ayat 59

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Kontribusi Bagi Dunia

Akhirnya, masa depan Islam dan kontribusinya bagi peradaban dunia, juga kehidupan nasional dan regional, akan bergantung kepada kebijaksanaan kita. Di sisi lain, Islam rahmatan lil ‘alamin kita tidak boleh hanya berhenti pada moderasi dan toleransi semata, meninggalkan nilai-nilai keprogresifan.

Baca Juga  Konflik Politik Mesir: Sayyid Qutb vs Muhammad Naser

Umat Islam sudah saatnya kembali kepada fitrahnya sebagai umat yang terbuka dan memiliki spirit tradisi keilmuan. Keterbukaan Islam inilah yang membawa Islam pada puncak peradaban ilmu pengetahuan di masa lalu. Bahkan memiliki kontribusi besar bagi dunia hingga saat ini.

Dalam hal ini, barangkali kenyataan tentang masyarakat Islam masa lalu yang amat perlu ditekankan pembicaraannya ialah semangat keterbukaannya. Semangat keterbukaannya itu adalah wujud nyata rasa keadilan yang diemban umat Islam sebagai “umat penengah” (ummah wasath).

Jika ditinjau dari letak geografis, Islam sebegitu didukung oleh letak geografis Heartland daerah kekuasaannya “Timur Tengah” yang membentang dari Sungai Nil di barat sampai ke Sungai Oxus di timur. Daerah pusat kelahiran peradaban manusia, yang oleh orang-orang Yunani kuno disebut daerah Oikoumene.

Islam dilukiskan oleh Dermenghem, memiliki dasar-dasar sebagai “agama terbuka” dan menawarkan nilai-nilai permanen yang darinya seluruh umat manusia dapat memperoleh faedah. Sebagaimana halnya, dengan semua agama dan sistem moral, Islam juga memiliki hal-hal “parametris” yang tidak bisa diubah.

Semangat keterbukaan itu telah melahirkan sikap-sikap positif orang-orang muslim klasik terhadap kebudayaan asing yang sekiranya tak bertentangan dengan dasar-dasar ajaran Islam, khususnya terhadap ilmu pengetahuan. Karena sikap orang muslim yang positif terhadap berbagai kebudayaan bangsa-bangsa lain, maka peradaban Islamlah yang pertama kali menyatukan khazanah bersama internasional dan kosmopolit.

Sudah saatnya narasi keterbukaan Islam dikumandangkan kembali, suara itu harus senantiasa menggema agar sifat ketertutupan segera berhenti dan Islam kembali menegaskan kontribusi bagi dunia. Kita menyadari taklid buta adalah orang yang tidak dapat mengubah pikirannya dan tidak akan mengubah topik pembicaraannya.

Editor: Nabhan

Avatar
11 posts

About author
Mahasiswa Jurusan Falsafah & Agama, Pengelola Taman Baca Tambo Pustaka, Komunitas Generasi Gemilang dan Aktivis Pelajar Islam Indonesia.
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds