Di bawah ini adalah teks khotbah Jumat tentang Nabi Ibrahim dan dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat di masjid-masjid di seluruh Indonesia secara umum. Tema yang dimuat dalam teks khotbah Jumat ini adalah tentang karakter cinta Nabi Ibrahim. Teks khotbah Jumat tentang Karakter Cinta Nabi Ibrahim ini cukup komplit karena memuat khutbah pertama dan kedua.
Khotbah Jumat: Karakter Cinta Nabi Ibrahim
Khotbah Jumat: Khotbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ نَوَّرَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِالْمَعْرِفَةِ فَاطْمَأَنَّتْ قُلُوْبُهُمْ بِالتَّوْحِيْدِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَهُوَ الرَّقِيْبُ الْمَجِيْدُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَنَارَ الْوُجُوْدَ بِنُوْرِ دِيْنِهِ وَشَرِيْعَتِهِ إِلَى يَوْمِ الْوَعِيْدِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِلَى يَوْمِ الْمَوْعُوْدِ.
أَمَّا بَعْدُ؛
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لأنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (121)
120. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),
Jamaah Ahlush Shalat Jum’at yang dimulyakan Allah
Dalam Al-Qur’an ayat 120-123), Allah memuji Nabi Ibrahim dengan perkara yaitu sebagai a) umatun qanitan (hamba yang patuh) kepada Allah, b) seorang yang hanif (lurus aqidahnya), c) dia bukan seorang yang musyrik (menyekutukan Tuhan), d) seorang yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, e) orang yang pilihan Allah, f) dan orang yang benar-benar dipilih Allah. Oleh karena itu, Allah mewahyukan/ Allah memerintahkan Rasulullah beserta umatnya untuk mengikuti dan meneladani agama beliau.
Banyak pengalaman beliau yang patut diteladani. Di antara pengalaman beliau abadi yang mencerminkan enam karakteristik di adalah kerelaan berqurban yang tinggi untuk Allah. Tidak ada pengorbanan untuk Sesembahan yang lebih tinggi daripada pengorbanan beliau dengan putra tercintanya yang benama Ismail As,
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104)
103. tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). 104. Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,
Bukti Cinta yang Lurus Aqidahnya (Hanif)
Diriwayatkan dalam Kitab Misykatul Anwar, suatu ketika Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1.000 ekor domba, 300 ekor lembu, 100 ekor unta. Suatu jumlah yang orang pada saat itu adalah tergolong miliuner. Suatu ketika, Nabi Ibrahim ditanya oleh seseorang ‘milik siapakah ternak sebanyak itu?” Maka beliau menjawab, “Kepunyaan Allah, tetapi kini milikku. Sewaktu-waktu Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku, niscaya aku serahkan juga.”
Maka nabi Ibrahim pun ketrucut kalimat, “Jangankan ternak. Bila Allah meminta anak kesayanganku, niscaya aku serahkan.” Lelaki itu terkagum-kagum akan kehebatan Nabi Ibrahim. Ia pun membuka jati dirinya, bahwa ia bukan manusia tetapi malaikat yang diizinkan untuk menguji kehebatan Nabi Ibrahim. “Kambing ini saya kembalikan kepadamu, karena aku tidak butuh kekayaan dunia.”
Inilah yang mengagumkan para Malaikat bahwa Nabi Ibrahim tidak materialisme. Sedekahnya berlimpah karena Allah.
Ummatan Qanitan Pilihan Allah
Jamaah Ahlush Shalat Jum’at yang dimulyakan Allah
Ummatan qanitan adalah umat yang taat. Nabi Ibrahim digelari Khalilullah karena cintanya kepada Allah melebihi cintanya kepada anak istri.
Nabi Ibrahim memiliki seorang anak yang dia cintai yaitu nabi Ismail. Anak itu sangat manis dan menyenangkan. Ismail masih berusia belasan tahun. Ke mana Ibrahim pergi anak kesayangannya itu selalu diajak. Seperti dikisahkan dalam Q.S. Ash-Shaffaat ayat 102.
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”. (Qs. Asha-Shafat: 102)
Tiba-tiba Nabi Ibrahim mendapat perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya itu melalui mimpi yang terus menerus. Hari pertama Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih putranya bertepatn dengan tanggal 8 Dzulhijah.. Hari ini diberi nama hari Tarwiyah. Malam kedua ia bermimpi lagi yang serupa. Hari kedua ini diberi nama hari Arafah yaitu bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijah. Malam berikutnya, bermimpi lagi yang serupa.
Maka esok paginya tanpa ragu-ragu Nabi Ibrahim melaksanakan perintah itu. Anak kesayangannya Nabi Ismail kecil itu diberitahu. “Anakku, semalam saya bermimpi menyembelih kamu. Bagaimana pendapatmu?”
Dengan gagah nabi Ismail menjawab, “Ya, ayahku. Laksanakanlah perintah Allah itu. Dan insyaallah ayah akan tahu bahwa saya ini anak yang shalih.”
Perintah itu dilaksanakan oleh ayah dan anaknya dengan jiwa yang pasrah dan ikhlas. Akhirnya disaat yang paling kritis, Allah menggantikan dengan seekor kambing gibas yang besar. Seperti tercatat dalam ayat berikut:
Artinya: Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. (Qs. Asha-Shafat: 106-107)
Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari Raya Haji
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khotbah Jumat: Khotbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
ِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
***
Demikian teks khotbah Jumat tentang karakter cinta Nabi Ibrahim dari IBTimes.ID. Teks khutbah jumat lain dapat diakses dalam rubrik khutbah. Semoga teks khotbah jumat tentang karakter cinta Nabi Ibrahim ini bermanfaat.
Editor: Nabhan