Khutbah

Khutbah Idul Adha 1445H: Kurban dan Pengorbanan

5 Mins read

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُ

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ: فَإِنْ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin jamaah sholat Idul Adha rahimanii wa rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita semua. Nikmat yang tidak terhingga ini memberi kita kehidupan yang bermakna, petunjuk yang jelas, serta peluang untuk senantiasa meningkatkan kebaikan dalam setiap langkah kita. Dengan rasa syukur yang mendalam, marilah kita gunakan kesempatan ini untuk merefleksikan rasa terima kasih kita kepada-Nya, dan memperkuat tekad untuk mengabdikan hidup kita dalam kebaikan dan kemanfaatan bagi sesama.

Bershalawat kita kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, sebagai tanda cinta dan penghormatan kita kepada beliau yang telah membawa petunjuk bagi umat manusia.

Bertakwa kita semua kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan sebenar benarnya takwa. Ukuran terbaik seorang hamba di sisi Allah adalah terukur sejauh mana tingkat ketakwaannya, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wata’ala,  

Kembali lagi kita dipertemukan oleh Allah menjalankan ibadah ritual tahunan yakni Idul Kurban. Sebuah ibadah yang memiliki makna dan pesan yang tentu bisa kita petik hikmah dan pelajaran yang terkandung dalamnya.

Kurban tidak hanya sekedar ibadah ritual dan simbolis yang hanya memotong hewan seperti sapi, onta, kambing  atau yang sejenisnya, kemudian membaginya kepada masyarakat. Lebih dari itu, banyak hal penting yang perlu terus kita renungkan dan terus kita gali hikmah dan pelajaran. Sehingga mampu kita korelasikan dan kontekstualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kurban seutas satu makna dengan pengorbanan. Kurban dan pengorbanan menjadi satu hal yang tak terpisahkan dalam ibadah tahunan yang memang membutuhkan pengorbanan. Sebagai salah satu cara seorang hamba ingin dekat dengan Tuhannya, maka ia wajib menjalankan apa yang diperintahka-Nya, dan berkurban adalah jalan untuk menggapainya.

Baca Juga  Buletin Jumat: Merawat Tradisi untuk Moderasi

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Kisah Ibrahim alaihissalam dan Ismail alaihissalam beserta keluarganya hajar dan Sarah adalah contoh otentik bagaimana keluarga ini memberikan contoh pengorbanan yang luar biasa. Kisah pengorbanan keluarga Ibrahim inilah yang Allah abadikan dalam Alquran sehingga menjadi ibadah tahunan yang terus kita laksanakan.

Selain nabi Ibrahim, keteladan berupa pengorbanan juga telah dicontohka oleh para nabi dan para rasul yang lain. Ajaran  Islam mampu tersebar ke seantero jagad bumi karena pengorbanan dan ketulusan para rasul dan para umat terdahulu yang menyebarkannya. Demikian pula ajaran Islam yang dianut oleh mayoritas penduduk  kita di tanah air, merupakan buah manis dari pengorbanan dan perjuangan para dai dan muballigh terdahulu.

Negeri kita tercinta mampu menggapai kemerdekaan dan keluar dari belenggu penjajahan, tidak lepas dari peran dan pengorbanan para pahlawan yang telah mengorbankan  tenaga, harta dan bahkan jiwanya. Berkat para pengorbanan merekalah, hari ini kemerdekaan kita nikmati dengan kehidupan yang nyaman, tentram, bahagia, dan penuh dengan kedamaian.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral Muslimin jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati oleh Allah Subhanahu Wata’ala,  

Dalam momentum ibadah kurban, tentu spirit pengorbanan ini mesti terus tergelorakan oleh setiap insan, sekaligus pembuktian diri sebagai seorang hamba yang beriman dan bertakwa. Untuk itu dari mimbar yang mulia ini semangat perjuangan dan pengorbanan kami kobarkan kepada segenap lapisan masyarakat supaya terus terpatri dalam diri, spirit pengorbanan ini kami serukan kepada:

Pertama, Para pemimpin dan pemangku kepentingan bangsa. Bahwasanya sebagai pemimpin yang dipilih oleh rakyat, hendaknya untuk senantiasa mengedepankan semangat pengorbanan dalam menjalankan tugas dan amanah. Kemakmuran sebuah negeri hanya mampu tercapai ketika para pemimpinnya dipenuhi sifat amanah dan dorongan pengorbanan untuk mengabdi memajukan negeri.

Sejarah sudah mencatat bahwa hanya pemimpin yang rela berkorbanlah yang mampu memakmurkan raktyatnya. Nikmat kemerdekaan yang kita rasakan saat ini merupakan hasil dari pengorbanan para pahlawan, tokoh dan pemimpin kita terdahulu. Mereka tercatat dengan tinta emas sebagai pahlawan dan akan terus terkenang segala jasa dan jerih payahnya.

Segala bentuk pengorbanan yang telah diberikan dalam kacamata orang beriman tentu tidak akan pernah ada kerugian. Tidak ada kebaikan yang dilakukan orang beriman kecuali balasannya adalah berupa kebaikan. Meskipun hamba tersebut sudah meninggal dunia. Sebagaimana pesan nabi bahwa akan menjadi salah satu berkah pahala seorang hamba yang tiada putusnya bagi yang memiliki amal jariyah. Sebagaimana sabdanya:


إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ  – رواه مسلم والترمذيّ وأبو داود والنسائيّ وابن حبّان عن أبي هريرة  

Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mau mendoakannya. Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam an-Nasa`i, dan Imam Ibnu Hibban bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah ra.

Baca Juga  Khutbah Jumat: Taat Kepada Pemerintah, Tidak Menuntut Kesempurnaan

Untuk itu kami serukan kepada para pemimpin yang saat ini memegang tampuk kepemimpinan, hendaklah menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab, profesional disertai semangat pengorbanan. Yakinlah dengan segala pengorbanan yang anda berikan saat ini, insya Allah kelak akan menjadi amal jariyah yang akan dirasakan ketika sudah meninggal dunia kelak, dan akan terus dikenang oleh oleh masyarakat dan tentu doa kebaikan akan terus terpanjatkan.

Jangan sampai menjadi pemimpin justru yang diperbuat adalah  dosa jariyah. Tidak ada kebaikan dan  tidak ada pengorbanan yang dilakukan. Menjadi pemimpin hanya ingin dilayani tidak mau melayani. Hanya banyak janji namun tiada ditepati, banyak tipu  dan banyak berbuat curang. Menjadi  pemimpin arogan dan sombong.  Tidak ada pengorbanan untuk rakyatnya,  justru yang ada adalah rakyatnya yang dikorbankan demi keserakahan dan diri, keluarga, kroni dan  kelompoknya.

Kategori pemimpin yang seperti inilah yang tidak akan mendapatkan kebaikan, justru mendapatkan ancaman kehinaan, dunia bahkan hingga akhirat. Sebagaimana peringatan Nabi:

   مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

“Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya. (Muttafaq alaih)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Kedua, Bagi setiap orang tua. Pengorbanan yang tulus yang diberikan oleh orang tua tentu akan memberikan dampak positif kepada anak-anaknya. Di tangan lembutnyalah para ibu serta  tutur kata dan didikan seorang ayah yang mampu membentuk karakter dan kepribadian seorang anak. Generasi terbaik akan lahir dari didikan-didikan terbaik. Anak sholeh akan terlahir dari peran orang tua yang sholeh yang memberikan keteladanan dan penuh ketulusan.

Anak kita yang kelak akan menjadi harapan kebahagiaan di dunia dan akhirat, jangan sampai dirampas oleh kejahatan lingkungan, dirampas oleh keburukan teknologi, dirampas oleh pengaruh negatif HP, hanya disebabkan karena orang tua lalai karena terlalu sibuk bekerja, terlalu sibuk mengejar karier, namun lupa terhadap masa depan anak-anaknya.

Sebagai orang tua penting untuk meluangkan dan mengorbankan waktu untuk mereka. Mereka adalah amanah dari Allah yang mesti kita jaga dengan baik. Setiap orang tua akan dimintai pertanggung jawaban kelak dia akhirat terkait kepemimpinannya dalam membina rumah tangga. Sebagaimana Nabi sabdakan:

إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ أَحَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَ؟ حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ“

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga seseorang ditanya tentang keluarganya” (H.R Bukhari Muslim, Ahmad dari Ibnu Umar)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ketiga, Bagi generasi Muda. Generasi muda adalah masa depan bangsa. Di tangannyalah masa depan sebuah negeri dan sebuah peradaban. Kesuksesan dan keberhasilan sebuah negeri kelak sangat tergantung bagaimana kondisi anak mudanya saat ini.

Baca Juga  Membagikan Daging Qurban kepada Non-Muslim, Bagaimana Hukumnya?

Sebagai generasi penerus, kalian mesti sadar bahwa tanggung jawab masa depan bangsa ada di pundak kalian saat ini. Kalian harus betul-betul mengorbankan waktu, mengikhlaskan diri untuk banyak belajar dan menuntut ilmu. Jangan terjebak dengan pergaulan bebas, terlena dengan hura-hura, jatuh kepada perbuatan maksiat yang setiap malam begadang tanpa tujuan yang jelas.

Teruslah menuntut ilmu, jangan pernah lelah sampai kapanpun dan dimanapun. Barang siapa yang malas menuntut ilmu, ia tidak berhak menjadi pewaris masa depan bangsa. Siapa yang malas belajar hari ini, ia akan menjadi pesakitan di masa depan. Imam Syafi’i pernah berpesan kepada generasi muda untuk terus semangat belajar dan jangan malas, dengan sebuah pesannya yang sangat mendalam:

مَنْ لَمْ يَذُقْ مَرَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً، تَجْرَعَ ذُلَّ الْجَهْلِ طَوْلَ حَيَاتِهِ

“Barangsiapa yang tidak merasakan pahitnya belajar sejenak, ia akan menelan pahitnya kebodohan sepanjang hidupnya.”

Wahai anak muda, Korbankan tenaga kalian, pikiran kalian, waktu terbaik kalian dengan banyak membaca. Membaca buku, membaca kondisi masyarakat, permasalahan apa yang dalam lingkungan dan tampillah sebagai anak muda yang mampu memberi inspirasi dan memberikan solusi. 

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Akhirnya, semoga dengan sedikit risalah khutbah ini dapat memberikan kesadaran dan keinginan bersama untuk menumbuhkan jiwa pengorbanan kepada diri kita semua. Sehingga Bahagia yang dapat menembus dua dimensi, yaitu kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dapat kita gapai bersama. Aamiin.

Di akhir khutbah ini, khotib mengajak diri sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk berdoa kepada Allah subhana wata’ala semoga segala doa yang kita panjatkan diijabah disisi-Nya.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛ قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ،  إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ,

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Furqan Mawardi
17 posts

About author
Dosen Universitas Muhammadiyah Mamuju, Pengasuh Pondok MBS At-Tanwir Muhammadiyah Mamuju
Articles
Related posts
Khutbah

Teks Khutbah Idul Adha: Falsafah Ibadah Kurban

6 Mins read
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ  يَهْدِهِ اللَّهُ…
Khutbah

Khutbah Idul Adha 1445H: Idul Kurban Tonggak Peradaban Berkemajuan

7 Mins read
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ  يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَمُضِلَ…
Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Makna Idul Fitri dan Kemenangan Sejati

5 Mins read
Berikut ini adalah contoh khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds