Teks Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Jumat yang Diridhai oleh Allah Swt
Islam adalah agama yang diturunkan untuk memberikan maslahat ke umat manusia. Islam memerintahkan umatnya untuk menjadi khalifah di atas muka bumi. Sebagaimana Allah sampaikan dalam surat Al-Baqarah ayat 30:
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: “Ingatlah, Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'”
Khalifah tidak hanya berarti pemimpin. Menjadi khalifah berarti manusia ikut bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di atas muka bumi. Sementara itu, bumi ini telah rusak disebabkan oleh tangan manusia. Sebagaimana surat Ar-Rum ayat 41:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, mikroplastik ditemukan di dalam paru-paru manusia hidup. Mikroplastik adalah potongan-potongan plastik yang sangat kecil. Ukurannya kurang dari 0,5 milimeter. Hull York Medical School, Inggris melaporkan penemuan itu. Dari 13 pasien yang diteliti, 11 di antaranya memiliki kandungan mikroplastik di paru-paru.
Sebelumnya, dalam sebuah penelitian pada tahun 2021 di New York City, diketahui bahwa mikroplastik telah terdapat pada feses bayi berusia satu tahun. Bahkan, jumlah mikroplastik pada feses bayi lebih banyak dari orang dewasa di daerah yang sama. Peralatan makan plastik, dot, gelas, dan mainan plastik diduga menjadi penyebab utama masuknya mikroplastik ke tubuh bayi.
Sementara itu, di Indonesia, dari 63 sampel feses yang diteliti oleh Ecoton, semuanya positif mengandung mikroplastik. Sampel itu diambil dari masyarakat Jawa dan Bali. Penelitian itu menjelaskan beberapa cara mikroplastik masuk ke tubuh manusia. Yaitu melalui makanan, minuman, dan pernafasan.
Berbagai hasil penelitian di atas layak membuat kita bergidik. Hasil penelitian di atas hanya menyimpulkan satu hal, yaitu bahwa tubuh kita telah dipenuhi oleh plastik. Artinya, lingkungan hidup kita juga telah dipenuhi oleh plastik. Baik lingkungan hidup di darat maupun di laut.
Jamaah Jumat yang Senantiasa Dirahmati Allah
Berkaca pada hal itu, sebagai manifestasi dari khalifah di atas muka bumi, manusia perlu melakukan upaya yang lebih serius untuk menghentikan produksi plastik yang begitu masif. Mengingat, tingkat daur ulang sampah plastik di dunia tidak sampai 10%. Rendah sekali. Hal itu bisa jadi disebabkan oleh biaya produksi plastik yang jauh lebih murah daripada biaya daur ulang sampah plastik. Sehingga industri terus tergiur untuk memproduksi plastik tanpa henti. Industri tidak melihat -atau pura-pura tidak melihat- dampak buruk plastik bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Sayangnya, bagi pemerintah, pembuatan peraturan yang pro lingkungan seperti larangan pemakaian plastik sekali pakai bukan hal yang prioritas. Hingga hari ini, hanya ada beberapa daerah yang memiliki perda tentang pembatasan plastik. Antara lain Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Balikpapan, Bogor, Bekasi, dan Semarang. Sayangnya lagi, aturan-aturan itu bersifat parsial. Tidak bisa menyentuh larangan plastik di pasar tradisional dan tidak bisa menghentikan produksi kemasan plastik dari industri.
Belakangan, praktik beragama masyarakat menjadi semakin humanis. Agama mulai memperhatikan isu-isu yang lebih membumi. Agama tidak terus-menerus berbicara tentang surga dan neraka.
Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia
Pada tahun 2017, pemimpin agama tingkat dunia dan tokoh masyarakat berkumpul untuk melindungi hutan dan mengatasi isu-isu lingkungan. Pertemuan yang diberi nama Interfaith Rainforest Initiative tersebut digelar di Oslo pada 19 Juni 2017. Prof. Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Abdon Nababan, Wakil Ketua Dewan Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara hadir dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan tersebut menjadi penegasan di tingkat dunia bahwa agama turut hadir dalam menyelesaikan persoalan lingkungan. Sementara, di Indonesia, dua organisasi keagamaan terbesar telah memiliki perhatian kepada lingkungan jauh-jauh hari sejak sebelum pertemuan Oslo.
Muktamar Nahdlatul Ulama ke-29 di Cipasung tahun 1994 menegaskan bahwa pembangunan industri yang tidak berpihak pada kepentingan umum merupakan perbuatan maksiat yang diancam dengan hukuman.
Sementara itu, Muhammadiyah meluncurkan buku Teologi Lingkungan, Fikih Air, dan Fikih Kebencanaan pada Muktamar Muhammadiyah 2010 di Yogyakarta. Sepuluh tahun sebelumnya, Muhammadiyah mengesahkan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang menganjurkan warga Muhammadiyah untuk melakukan konservasi SDA dan ekosistemnya.
Apa yang sudah dimulai oleh tokoh-tokoh di atas harus kita teruskan sebagai upaya untuk menjaga kelestarian bumi. Hal ini bukan sama sekali perkara duniawi, melainkan perkara ukhrawi yang secara tegas diperintahkan oleh agama. Menjaga kelestarian bumi berarti menjaga kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Selain itu, hal ini juga bisa membuat nyaman kita dalam beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada orang lain.
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Jumat Kedua
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.