Feature

Kita Boleh Terluka, Tapi Jangan Pernah Patah

2 Mins read

Selain putus cinta, saya pernah memiliki perasaan sedih yang hingga membawa saya menangis dalam sujud. Kesedihan itu begitu mendalam hingga semesta tampak sangat kelam. Matahari tiba-tiba mati. Udara entah ke mana hingga setiap hirupan nafas yang terasa hanya menyesakkan dada.

Kesedihan yang teramat kelam itu terjadi di tahun 1991, saat saya tidak diterima di IKIP Negeri Malang. Kegagalan itu sungguh melukaiku. Kegagalan itu terasa menutup seluruh masa depanku, bahkan hidupku. Detik demi detik dalam seluruh persiapan dan saat tes masuk, hanya ada satu cita-cita termegah: menjadi guru Bahasa Indonesia.

Ketika keputusan itu diumumkan dan namaku tidak di sana, bisa kamu bayangkan kehancuran hatiku? Aku berwudhu, shalat, dan menangiskannya pada Tuhanku. Bukan tangis berserah, lebih banyak protes dari hamba yang tak berdaya. “Ya Allah, aku tak minta banyak, aku hanya ingin jadi guru Bahasa Indonesia. Mengapa Engkau tidak menolongku, ya Allah. Mengapa…huhuhu”

Sekalipun begitu, dalam kesedihan dan kelukaan, kegagalan itu tidak pernah mematahkanku. Aku mempersiapkan diri untuk ikut tes masuk IAIN Sunan Ampel Malang. Aku diterima. Senang. Bersyukur. 

Di sana aku menenun masa-masa mahasiswa: kuliah, diskusi, organisasi, demonstrasi, nonton, ngeband, dan tentu saja pacaran. Semua aku lakukan dengan sungguh-sungguh. Dari ini semua aku arungi sungai kehidupan. Mengalir bersama airnya.

Apa yang ingin aku sampaikan adalah pesan Allah dalam surat al-Baqarah 216, yang artinya, “Bisa jadi engkau tidak menyukai sesuatu, padahal ia baik bagimu. Bisa jadi engkau menyukai sesuatu, padahal ia  buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Saat-saat ini mungkin banyak lulusan SLTA yang sedang sedih dan terluka hatinya karena tidak diterima di PT impiannya. Mungkin juga diterima tapi tidak jadi daftar ulang karena alasan-alasan lain. Ijinkan saya sebagai kakak atau bahkan orang tua menasihatimu. 

Baca Juga  Penting

“Engkau berhak sedih. Hatimu boleh terluka. Manusia mana yang tidak merasakannya. Itu manusiawi. Tapi jangan patah. Jika engkau sudah mempersiapkan sungguh-sungguh, engkau tinggal butuh mengajari hatimu untuk menerima apapun hasilnya. Ikhlaskan yang terjadi, tapi jangan frustasi.

Bisa jadi kegagalanmu memasuki kampus favoritmu karena Tuhan menyiapkan skenario lain yang lebih megah untukmu. Tidak ada yang tahu. Hanya Tuhan yang tahu. Yang dibutuhkan hanyalah jangan hentikan langkah. Teruslah melangkah dengan kesungguhan sebagaimana engkau telah melakukannya. Jangan biarkan ada satu kampus yang menghancurkan mentalmu. 

Jika engkau bertanya, ‘Emang kamu siapa berani-beraninya menasihatiku seperti ini?’ Aku katakan padamu bahwa aku adalah orang yang pernah terluka sepertimu. Tapi aku tak pernah membiarkan kegagalan merenggut hidupku. Jika aku katakan bahwa sekarang aku seorang direktur yang mengurusi bidang pendidikan, demi Allah, ini bukan bermaksud untuk sombong. Aku hanya ingin katakan bahwa bisa jadi apa yang kita inginkan, tidak baik untuk kita. Begitu juga sebaliknya. Hanya Allah yang Maha Tahu. Kita hanya butuh untuk terus melangkah, biarkan Tuhan yang menentukan posisi kita kelak di mana.”

Ahmad Zainul Hamdi
27 posts

About author
Pimpinan Umum Arrahim.id; Direktur Moderate Muslim Institute; Senior Advisor Jaringan GUSDURian Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI
Articles
Related posts
Feature

Tahtib: Seni Bela Diri Warisan Mesir Kuno

2 Mins read
Mesir adalah salah satu negara yang menyimpan banyak sekali warisan budaya, baik berupa adat istiadat yang dilaksanakan secara turun temurun ataupun warisan…
Feature

Air Kata Joko Pinurbo: Sebuah Obituari

4 Mins read
JOKO PINURBO bersedia tampil di acara “Wisata Sastra” di Jogja beberapa tahun lalu, dengan syarat: satu-dua nama penyair/cerpenis — yang ia duga…
Feature

Kedekatan Maulana Muhammad Ali dengan Para Tokoh Indonesia

3 Mins read
Ketika kita melakukan penelusuran terhadap nama Maulana Muhammad Ali, terdapat dua kemungkinan yang muncul, yakni Maulana Muhammad Ali Ahmadiyah Lahore dan Maulana…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *