Tafsir

Luthf dan Qahr: Nama-Nama Tuhan dalam Pandangan Jalaluddin Rumi

2 Mins read

“Aku adalah khazanah yang tersembunyi (kanzun makhfiy). Aku rindu untuk dikenal. Karena itu aku ciptakan makhluk supaya aku diketahui”. (Hadis qudsi)

Adalah Nabi Daud As yang bertanya kepada Allah Swt, “Duhai, Engkau yang kaya dan tidak membutuhkan apapun? Apa hikmah di balik semua kisah penciptaan ini? Sungguh inilah rahasia yang tak mampu dipahami makhluk mana pun”. Dalam desiran Allah pun bersabda, “Aku adalah khazanah tersembunyi. Aku dipenuhi dengan permata-permata yang tersembunyi dari pandangan ahli permata”.

“Aku ciptakan kemudian beberapa ahli permata. Kuciptakan mereka agar mengungkapkan permata-permata itu. Biar mereka yang menampakkan permata beserta keindahannya. Dengan pandangan mata yang tersingkapkan, keindahan tersembunyi itu menjadi tampak dalam berbagai tempat manifestasi. Setiap keindahan dan kesempurnaan nama-nama menjanjikan bertebaran di seluruh penjuru alam”.

Bagaikan di dalam sebuah peti yang tertutup dan terkunci yang berisi permata-permata kesempurnaan dan keindahan. Permata-permata di sini melambangkan nama-nama dan sifat-sifat Allah. Semuanya “butuh” untuk dikenali.

Semuanya membutuhkan wadah untuk menampakkan diri-Nya. Tak tampaklah maha pengasih-Nya kalau tidak ada yang menerima kasih-Nya. Maka diciptakanlah makhluk untuk menjadi wadah atau sarana manifestasi dari nama dan sifat-sifat-Nya. Agar sesuatu yang tadinya belum dikenali dan dipahami menjadi mudah terhayati dan diketahui.

Tentang Luthf dan Qahr

Mawlana Jalaluddin Rumi adalah salah satu ahli permata yang mencoba menjelaskan nama-nama dan sifat Allah. Rumi dalam ajarannya membagi nama-nama Allah ke dalam kategori yang dikenal dengan sifat kelembutan (luthf) dan kekerasan-Nya (qahr).

Rumi memahami nama luthf seperti nama “Yang Maha Pengasih” dan qahr seperti “Yang Maha Murka”. Menurut sebuah hadis qudsi sebagaimana disampaikan oleh Nabi Saw, Allah berfirman, “Kasih-Ku mendahului murka-Ku”. Bagi Rumi, hal ini sama dengan mengatakan, “nama-nama luthf-Ku mendahului dan lebih diutamakan daripada nama-nama qahr-Ku” (Chittick, 2002).

Baca Juga  Kembali Fitrah, Kembali Ekologis

Kasih sayang, kesenangan, kebahagiaan, dan keindahan, menurut Rumi merupakan sesuatu yang melekat secara menyeluruh dalam diri setiap makhluk dan mendominasi seluruh bentuk, yang berasal dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

Seluruh ciptaan mengejawantahkan luthf dan qahr-Nya, tetapi secara ontologis, luthf mendahului qahr. Kita dapat melihat pengejawantahan qahr atau kemurkaan-Nya, seperti kesengsaraan dan kejahatan, yang kemudian segera disusul oleh lutf atau kasih sayang-Nya.

Tabel: Beberapa nama Allah Qahr dan Luthf

Nama-Nama Dzat Nama-Nama Perbuatan
Raja
Suci
Adil
Pelindung
Cahaya
Pencipta
Hidup
Kekuasaan
Mendengar
Melihat
Berbicara Berkehendak
Nama-Nama Qahr

Yang Maha Memaksa
Yang Maha Merendahkan
Yang Maha Menghinakan
Yang Maha Mematikan Yang Maha Pembalas Yang Maha Pencabut Yang Menghancurkan Yang Maha Menopang



Nama-Nama Luthf

Yang Maha Lembut
Yang Memuliakan
Yang Meninggikan
Yang Maha Memberi
Yang Maha pengampun
Yang Maha Kaya
Yang Maha Dermawan Yang Maha Luas Mengetahui
***

Jalaluddin Rumi pun dalam menjelaskan nama-nama dan sifat itu diungkapkan melalui syairnya yang berbunyi:

Tuhan memiliki dua sifat: qahr dan lutf. Para nabi adalah locus pengejawantahan keduannya, sementara orang-orang yang beriman mengejawantahkan luthf-Nya sedangkan orang-orang kafir mengejawantahkan qahr-Nya. Tawa mengabarkan luthf-Mu, keluh-kesah meratapi qahr-Mu. Di dunia ini keduanya membawa kesan yang terkasih. Orang yang lalai tertipu oleh luthf-Nya, tak ingat Qahr-Nya. Ia terus saja berbuat dosa. Qahr memberikan harapan lain, ia mengantarkan keputusasaan. Cinta datang menjadi penengah di antara dua jiwa yang lengah.

Ketika kau tatap luthf-Nya, batu dan karang menjadi lilin. Ketika kau tatap Qahr-Nya, lilin menjelma karang. Kasih-Nya mendahului Murka-Nya. Jika kau menginginkan keutamaan rohani, sifat utama yang kau cari. Api neraka tiada lain hanyalah debu Qahr-Nya, sebuah cambuk ancaman.

Baca Juga  Seni Memaknai Patah Hati ala Rumi

Meski Dia berlimpahan qahr dan memiliki segala kuasa, tapi lihatlah kelembutan luthf-Nya, ia yang utama. Dia adalah keutamaan yang tak terkatakan dan tak terpahami dari dunia makna. Pernahkah kau lihat yang utama dan yang sebaliknya tanpa kemenduaan…? Qahr benar-benar menggetarkan, tapi suatu ketika kau akan menggigil, betapa yang menggetarkan menjadi halus dan lembut. Karena yang menggetarkan itu hanya bagi para pengingkar.

Suatu ketika kau akan mengalami keputusasaan. Ia masuk ke dalam kelembutan dan kebaikan. Dunia diciptakan untuk mengejawantahkan, supaya perbendaharaan kebijaksanaan tak lagi tersembunyi. Cinta adalah inti, dunia adalah kulit, cinta adalah manisan, dunia adalah panci (Chittick, 2002).

Editor: Yahya FR

Dimas Sigit Cahyokusumo
20 posts

About author
Alumni Pascasarjana Studi Perdamaian & Resolusi Konflik UGM
Articles
Related posts
Tafsir

Apakah Allah Bisa Tertawa?

4 Mins read
Sebagaimana menangis, tawa juga merupakan fitrah bagi manusia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Najm [53]: 43 mengenai kehendak-Nya menjadikan…
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds