Tarikh

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

2 Mins read

Membincang tentang Rumi, tidak akan lepas dari hasil karyanya yang telah dikenal oleh dunia. Hingga zaman ini syair-syairnya berada dalam jiwa setiap insan yang mengenalnya dan sangat bermanfaat dalam membangun diri dan generasi mendatang. Juga kisah hikmahnya menjadi pesan moral yang isinya sarat dengan apa yang terjadi pada kehidupan keseharian kita.

Ada satu kisah hikmah dari sufi agung Jalaluddin Rumi. Suatu hari Rumi pernah berkata kepada murid-muridnya. Ia mengatakan, tahukah kalian mengapa Allah mencela meniru suara keledai dan dikatakan dalam Al-Quran suara ini paling tidak baik. Tentu penyebutan suara keledai ini tidaklah tanpa makna dan pastinya memiliki hikmah yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Rumi kemudian menjelaskan intisari ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa:

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Sesungguhnya suara yang paling buruk adalah suara keledai.”  (QS. Lukman [13]: 19).

Kata Rumi: Perumpamaan Keledai dalam Al-Quran

Dahulu kala, ketika Allah menciptakan semua makhluk, Allah memberi masing-masing dari mereka kemampuan untuk mengeluarkan suara. Ketika suara mereka keluar pertama kalinya, semua makhluk memuji dan mengagungkan Tuhan, terkecuali keledai. Keledai mau bersuara hanya ketika lapar atau saat ingin memuaskan hawa nafsunya.

Kita melihat manusia pada masa ini, banyak dari mereka yang seperti keledai. Bagaimana tidak? Dunia tengah dilanda berbagai guncangan, hutan rusak terbakar, kemarau berkepanjangan, dan banyak orang kelaparan, mereka diam seakan-akan tidak mau peduli. Masyarakat boleh resah, jutaan orang telah kehilangan pekerjaan karena krisis atau moneter, mereka juga mentup mulut rapat-rapat, karena merasa dan menganggap itu bukan menjadi urusannya.

Namun suatu ketika, begitu dihadapkan dirinya pada persoalan gaji dan tunjangan mereka sendiri, mereka begitu semangatnya untuk angkat bicara. Segera setelah tuntutan kenaikan gaji mereka dipenuhi, mereka sunyi kembali. Ada juga orang yang bersuara keras, vokal dan kritis. Dimana-mana dia menjadi singa mimbar, bahkan ada juga dikenal sebagai pengikut garis keras, tetapi tiba tiba suaranya hilang. Rupanya ia kini sudah menduduki jabatan yang basah di tengah-tengah orang yang dahulu dikecamnya.

Baca Juga  Seni Memaknai Patah Hati ala Rumi

Rupanya lagi, suara kerasnya itu hanya suara keledai. Suara yang keluar disebabkan lapar.

Pesan untuk Aktivis, Jangan Berperilaku Seperti Keledai

Sebagaimana Jalaluddin Rahmat yang menafsirkan ayat di atas, bahwa keledai memiliki sifat yang buruk. Berbeda dengan hewan dan binatang lain, ia memiliki sifat egois yang hanya bersuara jika berhubungan langsung dengan kepentingan dirinya, seperti lapar, haus, dan kawin. Artinya keledai tidak begitu peduli dengan kondisi sekelilingnya jika belum menyangkut dengan kebutuhannya.

Sifat tersebut juga tidak jarang dimiliki oleh manusia, individualis, egois, pragmatis oportunis, mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Dalam konteks sosial masyarakat misalnya, seorang aktivis atau pejabat pemerintahan mulai kritis dan mau berbicara vokal jika hal itu berurusan untuk kepentingannya sendiri. Atau sebalikanya yang biasanya bersuara lantang untuk melawan kedzaliman tiba-tiba suaranya mengecil atau bahkan hilang karena ternyata telah diberikan uang sogokan.

Padahal sejak dulu Islam telah menganjurkan kita untuk berpikir tentang pentingnya jam’iyah atau kebersamaan ketimbang memikirkan kepentingan dirinya atau kelompoknya saja.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Nabi Saw bersabda: “Seorang pemimpin adalah pelayan bagi masyarakatnya.” Sehingga setiap perilaku dan kebijakan pemimpin, aktivis, atau orang yang memiliki kedudukan dan dihormati seharusnya diorientasikan untuk kemaslahatan masyarakat bukan kemaslahatan diri maupun kelompoknya semata. Wallahu a’lam.

Editor: Soleh

Avatar
12 posts

About author
Khidmah di Yayasan Taftazaniyah
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *