Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah khas bulan Ramadhan yang dilakukan setelah shalat Isya. Umat Islam melaksanakannya dengan jumlah rakaat yang beragam, ada yang memilih 8 rakaat, sementara yang lain melaksanakan 20 rakaat sesuai dengan tradisi di berbagai masjid.
Dalam setiap rakaat, terdapat 2 kali sujud, sehingga dalam satu malam seorang Muslim bisa melakukan 16 hingga 40 kali sujud, tergantung jumlah rakaat yang dijalankan. Dari perspektif fisika, gerakan sujud ini melibatkan berbagai konsep ilmiah seperti tekanan, gravitasi, elastisitas, dan resonansi, yang memberikan dampak positif bagi tubuh dan pikiran. Selain bernilai ibadah, sujud yang dilakukan berulang kali dalam shalat Tarawih ternyata memberikan manfaat kesehatan yang bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sujud dan Konsep Tekanan dalam Fisika Fluida
Ketika melakukan sujud, posisi kepala lebih rendah dari jantung sehingga menyebabkan darah yang kaya akan oksigen mengalir lebih lancar ke otak. Fenomena ini dikenal sebagai gravitational force effect, di mana gaya gravitasi membantu mendorong darah ke area yang lebih rendah. Hal ini meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi ke otak yang berdampak positif pada memori, konsentrasi, jiwa dan kemampuan kognitif lainnya (Kamran, 2018). Selain itu, pergantian posisi dari berdiri, rukuk, hingga sujud menciptakan dinamika tekanan darah yang bermanfaat bagi kemampuan sistem kardiovaskular (Doufesh dkk, 2013).
Peregangan dan Prinsip Elastisitas dalam Sujud
Gerakan sujud melibatkan peregangan otot dan sendi, terutama pada area punggung, leher, dan bahu. Menurut hukum elastisitas dalam fisika, peregangan yang konsisten dapat meningkatkan fleksibilitas jaringan. Elastisitas ini berhubungan dengan kemampuan jaringan untuk kembali ke bentuk semula setelah mengalami tekanan. Shalat Tarawih yang dilakukan secara rutin selama sebulan penuh memberikan latihan yang konsisten bagi otot-otot tersebut sehingga membantu menjaga kelenturan dan kekuatan tubuh (Setianto, 2024).
Resonansi Tubuh dan Efek Relaksasi
Gerakan berulang dalam shalat Tarawih, khususnya sujud, menciptakan pola ritme tertentu yang dapat menginduksi resonansi dalam sistem tubuh. Dari perspektif fisika, resonansi terjadi ketika frekuensi gerakan alami suatu sistem bertemu dengan frekuensi gaya eksternal. Dalam konteks sujud, ritme napas dan gerakan tubuh yang teratur dapat menyinkronkan gelombang otak dan menciptakan kondisi frekuensi gelombang alfa (Doufesh dkk, 2012) yang berhubungan dengan relaksasi dan kesadaran. Hal ini membantu mengurangi stress dan meningkatkan kualitas tidur (Shalforoushan & Golmakani, 2021).
Gaya Gravitasi dan Dampaknya Pada Tulang Belakang
Posisi sujud mengubah cara gaya gravitasi bekerja pada tulang belakang. Saat berdiri, tulang belakang mengalami kompresi vertikal penuh akibat gravitasi. Namun ketika bersujud, tulang belakang berada dalam posisi horizontal, sehingga mengurangi tekanan kompresi pada cakram intervertebralis (bantalan antar tulang belakang).
Perubahan orientasi ini menciptakan efek dekompresi yang bermanfaat untuk kesehatan tulang belakang (Rofiqoh, 2020). Gerakan berulang dari berdiri ke sujud juga menghasilkan siklus kompresi-dekompresi yang memfasilitasi pergerakan cairan di sekitar tulang belakang dan cakram, meningkatkan nutrisi jaringan dan membantu proses regenerasi alami.
Detoksifikasi Alami dan Peningkatan Sirkulasi Darah
Posisi sujud juga membantu detoksifikasi (proses mengeluarkan racun dari dalam tubuh) alami tubuh. Saat kepala berada di bawah, gravitasi membantu mengalirkan racun dan limbah metabolisme dari sel-sel tubuh menuju sistem limfatik untuk dibuang. Selain itu, sirkulasi darah yang lebih lancar selama sujud membantu membersihkan darah dari zat-zat berbahaya dan meningkatkan efisiensi sistem peredaran darah.
Kesimpulan
Shalat Tarawih, khususnya gerakan sujud, tidak hanya memiliki nilai spiritual yang tinggi, tetapi juga menyimpan rahasia fisika yang luar biasa. Dari peningkatan aliran darah ke otak, peregangan otot, resonansi tubuh, hingga efek dekompresi pada tulang belakang, sujud memberikan manfaat ilmiah yang mengejutkan bagi kesehatan tubuh. Seorang muslim yang melakukan 16 hingga 40 kali sujud setiap malam selama Ramadhan tidak hanya memperoleh pahala ibadah, tetapi juga manfaat fisik yang sangat besar dan telah terbukti secara ilmiah.
Dengan memahami rahasia ini, kita dapat semakin menghargai setiap gerakan ibadah dan menjalankannya dengan lebih khusyuk. Mari manfaatkan momen Tarawih ini tidak hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga untuk menjaga kesehatan fisik dan mental kita. Semoga ibadah Tarawih kita semakin bermakna dan membawa berkah bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Editor: Soleh