IBTimes.ID, Jakarta – Berkembangnya potensi bisnis syariah di Indonesia kian melonjak dengan adanya dorongan dari beberapa faktor pendukung seperti kebutuhan pasar, pemerintahan, dan potensi pasar global. Hal ini mendasari dari Kajian Ekonomi & Keuangan Syariah dengan pangsa aktivitas usaha syariah yang meningkat hingga 45,66 persen dalam kinerja ekonomi syariah nasional seperti pemulihan kinerja ekonomi dari Halal Value Chain (HVC) yang didorong oleh sektor pariwisata ramah muslim dan pertanian, inflasi dan permintaan, transaksi produk halal, ekspor bahan makanan halal, serta literasi eksyar yang meningkat hingga 23,3 persen pada tahun 2022.
Selain itu, kinerja keuangan syariah nasional melihat adanya peningkatan pada pembiayaan ekonomi melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), pembiayaan jasa keuangan syariah, pasar modal syariah, penggalangan ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah), dan likuiditas perbankan syariah yang berlimpah.
Berangkat dari ini, MarkPlus Islamic kembali menghadirkan ajang festival pemasaran bisnis syariah dan webinar secara online di Islamic Entrepreneurial Marketing Festival (IEMF) 2023 dengan tajuk Islamic Service Excellence and Digitalization in Recover Era pada Selasa, 28 Maret 2023.
Webinar hari pertama ini dimeriahkan dengan kehadiran para pebisnis yang mengangkat nilai Islami dalam memasarkan produknya. Di antaranya Kiki Imanuddin selaku Head of Community Manager Evermos, Hj Dita Tania Maharani selaku Business Development Head Shabilla Travel, Pungky Nurhayati selaku Section Head of Customer Experience Management Anteraja, dan Zhakiah Joban selaku Owner Musawa Royal Stable.
Pembukaan webinar ini disambut oleh Taufik selaku CEO of MarkPlus Islamic dengan menegaskan adanya peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pusat industri Halal di dunia, “Indonesia ditargetkan menjadi pusat industri halal dunia pada 2024 dengan peluang dan hasil yang sudah terlihat cukup jelas dari kinerja ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Pemerintah pun memiliki strategi untuk meningkatkan Halal Value Chain yang ada, seperti program Pengembangan Global Halal Hub, Akselerasi Sertifikasi Halal, dan IN2MOTIONFEST yang menduduki peringkat ke-3 dalam modest fashion indicator di Global Islamic Economic Report pada 2022. Ini merupakan permulaan yang besar untuk membawa Indonesia menjadi pusat industri halal dunia,” tegas Taufik.
Selain itu, perhelatan ini mulai memfokuskan kepada kalangan Usaha Mikro Kecil (UMK) yang telah menjalani program Sertifikasi Halal Gratis dari BPJPH dan Kemenang. Taufik menambahkan, “Berbicara mengenai perkembangan produk halal di Indonesia, IEMF 2023 memfokuskan kepada pelaku UMK yang telah mempunyai Sertifikat Halal. Hal ini harus terus dikembangkan karena Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi pusat industri halal dunia,” lanjutnya.
Azwar Anar, S. E., M. E. selaku Kepala Biro Perekonomian dan Keuangan Setda Provinsi DKI Jakarta, turut hadir untuk mengupas Perkembangan Ekonomi Syariah Global, Outlook Bisnis Syariah Pasca Pandemi, Fenomena Digital Payment Syariah, serta Peran Pemerintah dalam UMKM dan Ekosistem Bisnis Syariah.
“Secara global, pengembangan ekonomi berbasis syariah di Indonesia meningkat hingga menempati posisi ke-4 di The Global Islamic Economy Indicator (GIEI), dengan indikator keuangan, makanan halal, muslim-friendly travel, modest fashion, farmasi, hingga media. Hal tersebut juga menjadi dobrakan baik bagi seluruh sektor ekonomi syariah yang telah pulih kembali setelah pandemi hingga mendapatkan momentum akselerasi transformasi digital di tahun 2022 untuk memajukan bisnis syariah di Indonesia.” jelas Azwar
Menjadi “top of mind” platform social commerce, Kiki Imanuddin selaku Head of Community Manager at Evermos turut membeberkan cara Evermos yang terus membangkitkan bisnis syariahnya pasca pandemi. Ia menjelaskan, “Saya percaya Indonesia dapat menjadi pusat industri halal. Oleh karena itu, melalui Evermos saya mendukung kemajuan ekonomi Indonesia secara syariah dengan menerapkan ekonomi gotong royong dan prinsip bisnis halal melalui UMKM dan Brand Lokal, Reseller, serta Konsumen,” ujar Kiki.
Untuk membawa Indonesia menjadi pusat industri halal, IEMF menghadirkan dua sesi yang antara lain adalah The Rise of Sharia Business dan Customer Satisfaction through Islamic Values guna mengupas kebutuhan pelanggan dalam menjalani wirausaha dengan nilai Islami secara berkelanjutan.
Dalam sesi Customer Satisfaction Through Islamic Values, Hj Dita Tania Maharani selaku Business Development Head Shabilla Travel menjelaskan pula jumlah jamaah di Statistik Kementerian Haji Umroh Saudi yang kian meningkat. Ia menyatakan bahwa Shabilla Travel membangun service excellence dengan nilai Islami untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan melalui Reliability (FATHONAH & SHIDDIQ), Assurance (AMANAH), Tangible (TABLIGH), Empathy (TABLIGH & AMANAH), dan Responsiveness (FATHONAH & AMANAH).
Selain itu, Pungky Nurhayati selaku Section Head of Customer Experience Management Anteraja menambahkan, “Kepuasan pelanggan menjadi nilai utama bagi kami, Anteraja selalu memegang pelayanan dengan nilai islami berdasarkan Al-quran, memegang amanah, serta menjalankannya dengan konsisten sesuai etika dan norma yang ada. Itu yang menjadi kunci bagi Anteraja untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,” tegas Pungky.
Menutup perhelatan ini, Zhakiah Joban selaku Owner Musawa Royal Stable menyinggung indikator untuk mengukur Customer Satisfaction, “Saya setuju dengan konsistensi yang harus terus dipegang setiap perusahaan. Adapun indikator dalam mengukur kepuasan pelanggan bisa dilihat dari hasil atau perasaan pelanggan, pengalaman, kepercayaan, persepsi, bahkan harapan pelanggan yang bisa dijadikan evaluasi suatu perusahaan untuk memahami kebutuhan customernya. Hal ini saya yakini dapat membantu Indonesia berkembang menjadi pusat industri halal dengan pelayanan ekstra dengan kualitas produk premium,” ujarnya.
(Soleh)