Dalam The Future of Islam, John L Esposito menyuguhkan pernyataan dilematis bahwa kaum Muslim abad ke-21 berada di persimpangan jalan besar. Hal ini karena umat Muslim sedang berada dalam dunia modernitas majemuk, dari Afrika Utara sampai Asia Tenggara, dari Amerika Utara sampai Eropa. Umat Islam, sebagaimana agama-agama lain sedang berjuang menerapkan keimanan.
Pada satu sisi, orang ingin membatasi agama pada persoalan privat saja, namun banyak lainnya melihat Islam bagian integral dari seluruh aspek kehidupan Muslim. Menurutnya kalangan Muslim pembaruan (ulama maupun awam, pria maupun wanita) berusaha mewujudkan seuatu kerangkan Islam konstruktif. Dengan berpijak pada tradisi keagamaan dan pendidikan modern, mereka mampu menafsir ulang pemahaman keislaman dengan memadukan antara iman dan sejarah yang dinamis.
Masalah Mendasar
Selain ekstimisme dan konservatisme, masalah mendasar dunia muslim adalah otoritarianisme dan pluralism. Karena itu, fokus perhatian Dunia Barat (Amerika) seharusnya bukan agama, melaikan perubahan politik, ekonomi dan budaya di tempat umat Islam tinggal. Mayoritas umat Muslim secara global jelas tidak melihat konflik dengan Barat adalah masalah keagamaan atau peradaban, melainkan politik.
Menariknya, dunia muslim disebut bukan satu-satunya arena perubahan. Karena itu, menurut Esposito, pada masa depan “agama akan tetap menjadi kekuatan politik dan sosial signifikan untuk pembaruan karena mayoritas Muslim dewasa ini menekankan pentingnya peran agama bagi kemajuan masyarakat”.
Pernyataan Esposito semakin memiliki relevansi jika membaca hasil riset Pew Research Center tentang The Future of World Religions: Population Growth Projections, 2010 2050.Dinyatakan bahwa profil religius dunia berubah dengan cepat, terutama didorong oleh perbedaan tingkat kesuburan dan ukuran populasi pemuda di antara agama-agama besar dunia, dan juga oleh orang-orang yang mengalihkan kepercayaan.
Menurut riset ini, selama empat dekade berikutnya, umat Kristen akan tetap menjadi kelompok agama terbesar, namun Islam akan tumbuh lebih cepat daripada agama besar lainnya. Jika tren saat ini terus berlanjut, pada tahun 2050.Islam Tumbuh Tercepat Jika tren demografis saat ini terus berlanjut, bagaimanapun, Islam hampir akan mengejar ketinggalan pada pertengahan abad ke-21. Antara tahun 2010 dan 2050, jumlah penduduk dunia diperkirakan meningkat menjadi 9,3 miliar, meningkat 35 %.1
Pada periode yang sama, Muslim – populasi yang relatif muda dengan tingkat kesuburan tinggi – diproyeksikan meningkat sebesar 73%. Jumlah orang Kristen juga diproyeksikan meningkat, namun lebih lambat, pada tingkat yang sama (35%) sebagai populasi global secara keseluruhan.Akibatnya, menurut proyeksi Pew Research, pada tahun 2050 akan ada paritas dekat antara umat Islam (2,8 miliar, atau 30% dari populasi) dan Kristen (2,9 miliar, atau 31%), mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Generasi M
Pada sisi lain, kemunculan Generasi M juga menjadi peta baru perkembangan umat Islam di Dunia, yang selama ini belum terpetakan. Shelina Janmohamed, dalam bukunya M Generation: Generasi Muda Muslim dan Cara Mereka Membentuk Duniamenjelaskan “rata-rata generasi muda amerika pada 2010-an mengalami disorientasi agama”. Pendapat ini berpijak pada hasil riset Jeand Twenge, Universitas Negeri San Diego yang menyatakan bahwa generasi Millenial AS semakin tidak berminat dengan kegiatan keagamaan, dan semakin kehilangan spiritualitas juga individualism semakin meningkat.
Menurut saya religiusitas di Amerika dan Eropa telah mendominasi diskursus global. Sehingga membuat asumsi bahwa ada penurunan religiusitas atau sekulerisasi dan modernitas mengalahkan agama di tingkat global. Tetapi hasil riset Pew Research Center, menunjukkan perkembangan Muslim yang semakin meningkat. Juga kemunculan Generasi M yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi ditambah sikap kepedulian terhadap social yang juga tinggi perlu menjadi perhatian bagi para pengamat agama-agama di dunia.
Dengan adanya Generasi M, semakin menguatkan tesis bahwa “modernitas bukanlah lawan agama, sebaliknya agama tidak menghalangi kemajuan” sebagaimana tesis zaman Renaisans, dan faktanya iman umat muslim kian meningkat.
Editor: Nabhan