Report

Masdar Hilmy: Kebaruan Apa Lagi yang Akan Ditemukan Muhammadiyah? NU Ngikut Saja

1 Mins read

Malang – Jelang Muktamar ke-48 2020, Muhammadiyah menggelar Seminar Pra-Muktamar dengan tema “Islam Berkemajuan: Manhaj, Implementasi dan Internasionalisasi” di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Salah satu pembicara, Rektor UINSA Surabaya Prof. Masdar Hilmy. “UMM ini bagi saya adalah jembatan epistemologis antara NU dan Muhammadiyah,” katanya mengawali pembicaraan, disambut aplaus hadirin.

Prof Masdar lantas menyampaikan disclaimer sebelum memberikan pendapat. Pertama, katanya, saya tetap NU sekalipun bicara tentang Muhammadiyah. “Tapi, sekalipun NU, saya Muhammadiyah part excellence. NU yang termuhammadiyahkan secara substansial,” katanya disambut gelak tawa. Prof Masdar Hilmy memang pernah menulis buku dan melakukan penelitian tentang Muhammadiyah sebagai ormas modernis.

“Kedua, saya di sini sebagai outsider. Karena outsider, sifatnya memberikan second opinion. Boleh didengarkan, boleh dipakai, atau boleh ditinggalkan,” tegasnya.

Prof Masdar menuturkan, peran Muhammadiyah terlalu banyak bagi Indonesia. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana Islam dan Indonesia tanpa Muhammadiyah. Tapi, katanya, sekarang Muhammadiyah sudah tak kelihatan. Apa maksudnya? “Ya, semuanya sudah menjadi mainstream. Sekolah sudah mainstream, universitas sudah mainstream, rumah sakit sudah mainstream. Termasuk pakaian yang membedakan Muhammadiyah dengan NU,” terangnya. Sekarang yang mengenakan jas bukan hanya orang Muhammadiyah.

“Apa yang baru. Ya, kebaruan apa lagi yang hendak ditemukan Muhammadiyah?” begitu kritik Prof Masdar Hilmy setelah mengatakan bahwa semua yang ditemukan Muhammadiyah sudah diikuti ormas lain, termasuk NU, preferensi ormasnya. “Tugasnya Muhammadiyah yang menemukan, NU ngikut saja,” ujarnya, lantas tersenyum.

Dia lantas menyampaikan kritik juga, misalnya, soal makanan. Kurma bagi sebagian orang adalah makanan yang islami. Padahal salak dan manggis juga sama-sama manis dan tidak haram. “Itu soal budaya. Di Arab dan Indonesia berbeda,” ungkapnya.

Baca Juga  Konsolidasi Kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah

Prof Masdar juga memberikan pandangan terhadap pengarusutamaan Muhammadiyah agar fokus pada modernisasi atau dinaminasi kian diperbanyak. Sebab, tantangan Indonesia dan umat Islam ke depan semakin kompleks. “Muhammadiyah yang memelopori penemuan hal baru lagi,” katanya mengulangi sekaligus menegaskan.

Reporter: Ahmad San

Editor: Azaki Kh

Admin
185 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Hamim Ilyas: Islam Merupakan Agama yang Fungsional

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut, Islam merupakan agama yang fungsional. Islam tidak terbatas pada…
Report

Haedar Nashir: Lazismu Harus menjadi Leading Sector Sinergi Kebajikan dan Inovasi Sosial

1 Mins read
IBTimes.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir memberikan amanah sekaligus membuka agenda Rapat Kerja Nasional Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan…
Report

Hilman Latief: Lazismu Tetap Konsisten dengan Misi SDGs

1 Mins read
IBTimes.ID – Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hilman Latief mengatakan bahwa Lazismu sudah sejak lama dan bertahun-tahun terus konsisten dengan Sustainable Development…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds