Inspiring

Masyitoh, Rektor Perempuan Pertama di PTM, Jadikan UMJ Kampus Terkemuka di Indonesia

5 Mins read

Masyitoh, putri pasangan H. Hadits dan Hj. Murhati ini, lahir di Cikarang, Jawa Barat, pada 25 Desember 1953. Terlahir dari keluarga Muhammadiyah. Ia pun menempuh pendidikan menengahnya di Madrasah Muallimat Muhammadiyah, Yogyakarta, pada tahun 1971. Pendidikan dasarnya ditempuh di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1, Cikarang, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Djannatul Amal, Cikarang (1965).

Setelah menamatkan pendidikan menengah di Muallimat Muhammadiyah, Masyitoh melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, tapi hanya semester I dan II (1979–1980), lalu pindah ke Fakultas Adab Universitas Islam At-Tahiriyah (UNIAT), Jakarta, dan berhasil meraih Sarjana Muda (1985). Pada tahun 1987, ia pun meraih sarjana lengkap (S1) pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadijah Jakarta (UMJ).

Masyitoh melanjutkan studinya di Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (S2) Konsentrasi Studi Islam (1994). Setelah menamatkan S2 di IAIN Jakarta pada tahun 1994, ia meneruskan pendidikan S3 di almamater yang sama dan tamat pada tahun 2003.

Jika Masyitoh pernah mengenyam pendidikan di institusi perkaderan di Muhammadiyah, demikian juga dengan Chusnan Yusuf, suaminya. Masyitoh lulusan Madrasah Muallimat, sedangkan Chusnan Yusuf lulusan Madrasah Muallimin. Kedua-duanya termasuk lembaga pendidikan dan perkaderan yang ditangani langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dari pernikahannya dengan Chusnan Yusuf, ia dikaruniai empat orang anak: Haikal Jauhari, Faiz Rafdhi, M. Alva Ashri, dan Savirul Afifi.

Masyitoh termasuk perempuan yang penuh aktivitas. Berbagai jabatan akademik pernah dipegang oleh perempuan kelahiran Cikarang ini. Sebagai kader yang pernah digembleng di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta, ia juga aktif di Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah.

***

Tidak hanya aktif di ‘Aisyiyah, Masyitoh juga pernah mengajar di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan UNMUH Banda Aceh. Selain mengajar di berbagai fakultas di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), ia juga menjadi salah satu Ketua Himpunan Pendidik Anak Usia Dini (HIMPAUDI), Mitra Kemendiknas R.I.  Ia juga pernah duduk sebagai Pengurus Bidang Moral Agama di KOWANI dan Ketua Darma Wanita unit Departemen Sosial di Propinsi Lampung dan salah seorang Ketua Darma Wanita Departemen Sosial Republik Indonesia.

Baca Juga  Kiai Abdul Karim: Santri Pengelana Pendiri Pesantren Lirboyo

Tahun 2006, untuk pertama kalinya, Masyitoh menjabat sebagai Rektor UMJ (2006-2010). Barangkali, ia menjadi satu-satunya rektor perempuan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia. Barangkali pula, ia menjadi perempuan pertama di Muhammadiyah yang mendapat amanat memimpin sebuah PTM. Tahun ini (2011), ia pun kembali dipercaya memimpin UMJ untuk yang kedua kalinya periode 2011-2015.

Untuk menambah wawasan, Masyitoh beberapa kali melakukan studi banding ke berbagai negara, seperti studi banding tentang Gender ke Thailand dan Singapura (1997), bench marking ke La Trobe University dan Australian National University (ANU), Australia (2002) tentang program studi di perguruan tinggi. Selain itu, ia juga pernah studi banding tentang gender dan pendidikan anak di Jerman, Belanda, dan Perancis pada tahun 2004. Tahun 2007 studi banding tentang budaya Islam ke Republik Islam Iran. Pada tahun yang sama, ia menghadiri World Forum Children di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan wawasan tentang dunia pendidikan, pada tahun 2009, ia mengikuti studi banding ke sekolah-sekolah Turki di kawasan Asia Tenggara.

Di tangan perempuan kelahiran Cikarang dan alumni Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta ini, UMJ menatap masa depan menuju “Universitas Terkemuka, Modern, dan Islami.”

Dengan segudang pengalaman, baik selama beraktivitas di pemerintahan maupun di Muhammadiyah, Masyitoh dipercaya kembali untuk memimpin UMJ menyongsong masa depan.   

Menuju Universitas Terkemuka di Indonesia

Mendapat kepercayaan untuk memimpin UMJ untuk kedua kalinya, Masyitoh telah mempersiapkan kebijakan strategis. Kebijakan sebagai dasar penyelenggaraan dan pengelolaan PTM harus selalu berorientasi kepada tiga tujuan pokok.

Pertama, tujuan nasional. Sebagaimana tertera pada pembukaan UU’45 bahwa tujuan nasional penyelenggaraan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan selaras dengan peningkatan kualitas masyarakat, berkepribadian mandiri, disiplin, gotong royong, dan semua nilai-nilai yang terkandung dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Dalam konteks kebangsaan, tujuan nasional ini juga berarti tumbuhnya jiwa cinta patria (tanah air) atau jiwa patriot/ cinta tanah air.

Kedua, tujuan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi mempunyai tugas dalam menyiapkan individu (dalam hal ini mahasiswa atau pelajar) agar terbentuk menjadi SDM yang memiliki kemampuan akademis di bidang teknologi, budaya, seni dan sebagainya. Selain itu, individu tersebut diharapkan untuk dapat mengembangkan dan menyebarluaskan demi kepentingan kemajuan taraf hidup dan kualitas bangsa.

Baca Juga  Dzawin Nur Ikram, Pelawak Tunggal Humoris Radikal

Ketiga, tujuan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). Tujuan penyelenggaraan pendidikan di PTM didasardasarkan atas nilai-nilai keislaman. Pembangunan kualitas SDM tidak akan cukup tanpa pembangunan kepribadian, moral, etika, budaya, dan nilai-nilai Islam lainnya. Aspek keislaman yang diterjemahkan menjadi aspek kemuhammadiyahan itulah yang menjadi pokok tujuan penyelenggaraan dan pengelolaan PTM.

Beberapa aspek perlu diperhatikan agar penyelenggaraan dan pengelolaan PTM mempunyai peluang untuk menjadi lembaga berkualitas dan unggul. Aspek-aspek tersebut menjadi kinerja utama sebuah perguruan tinggi. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain: aspek sarana dan prasarana; aspek ini penting karena menyangkut aspek fisik dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.

***

Kemajuan teknologi menuntut sarana dan prasarana yang juga sesuai dengan kemajuan teknologi tersebut. Aspek SDM; aspek ini melingkupi beberapa orang yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan seperti: para pimpinan di universitas maupun fakultas, dosen, karyawan mahasiswa bahkan masyarakat sekitar pada umumnya. Aspek keuangan, aspek ini menuntut transparansi dan efesiensi dalam penggunaannya karena jika tidak maka jalannya akan tidak efektif atau tidak tepat sasaran. Terakhir sistem informasi, akhir-akhir ini sistem informasi selalu dikaitkan dengan teknologi atau yang dikenal dengan ICT (Information and Communication Technology) karena semakin terbukanya arus informasi menggunakan media teknologi.

“Selain keempat aspek tersebut, ada aspek penting lainnya yang perlu diperhatikan, yakni aspek legalitas. Aspek ini penting karena menyangkut adanya kepastian bahwa semua program studi di UMJ mempunyai dasar hukum penyelenggaraan dan pengelolaan”, terang Masyitoh.

Di antara aspek tersebut antara lain: mempunyai ijin penyelenggaraan, akuntabilitas memalui EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri), dan terakreditasi oleh lembaga yang berwenang dalam hal ini BAN-PT.

“Pola manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan UMJ berdasarkan pola dan prinsip sebagai berikut: pertama, ransparansi, dalam arti semua kebijakan dibicarakan secara terbuka. Kedua, kesetaraan, yakni memperlakukan semua prodi sama sebagaimana umumnya sivitas akademika. Ketiga, kuntabilitas, yaitu semua kebijakan dapat dipertanggungjawabkan secara vertical kepada pimpinan pusat dan sivitas akademika.”

Baca Juga  Idris, Rektor UMP, Gembleng Dosen Demi Tingkatkan Mutu Kampus

Untuk itu, terang Masyitoh, memang harus ada kebijakan khusus dalam perbaikan SDM, seperti: peraturan bahwa yang berhak menjadi pimpinan fakultas adalah dosen yang mempunyai kesamaan bidang ilmu dengan fakultas yang akan dipimpinnya juga bahwa dosen yang akan studi lanjut harus sesuai dengan bidang ilmu (linier) dengan bidang ilmu sebelumnya.

***

Oleh karena itu, beberapa upaya dilakukan dalam pengembangan skill sivitas akademika, antara lain: membuat kurikulum yang berbasis kompetensi, dalam arti tiap lulusan prodi di UMJ diharapkan antara lain mampu menggunakan ilmu yang diperoleh untuk memecahkan masalah dalam masyarakat, mendatangkan tenaga ahli/pakar untuk memberikan pencerahan atau memperluas wawasan ilmiah seluruh sivitas akademika melalui kegiatan, seperti kuliah umum atau kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya, dan rekrutmen dosen atas dasar kesesuaian bidang keahlian dengan prodi.

“Di luar itu semua, dalam rangka meningkatkan peran PTM, UMJ telah melakukan kerjasama. Adapun kerja sama-kerja samanya bisa dilakukan dengan beberapa instansi dengan beberapa bentuk kerjasama, seperti kerjasama pendidikan dengan PTM di daerah-daerah, kerjasama penelitian dengan Kementerian Pendidikan Nasional dan instansi lainnya, juga kerjasama pengabdian pada masyarakat dengan Kementerian Hukum dan HAM dan instansi lainnya.”

Hal-hal yang telah dijalankan oleh UMJ tersebut telah meningkatkan kualitas lulusan. Setiap tahun, kata Masyitoh, UMJ menyelenggarakan Peringatan Hari Alumni yang jatuh pada tanggal 14 November. Dari kegiatan tersebut dapat diketahui bahwa alumni UMJ telah tersebar di seluruh pelosok nusantara dan bekerja di instansi pemerintah maupun swasta dan umumnya mereka menduduki jabatan strategis.

Untuk kemajuan berikutnya, UMJ telah menargetkan beberapa hal sebagai prioritas yang terbagi dalam beberapa jangka waktu. “Target jangka pendek, pada tahun 2012, diharapkan semua prodi terakreditasi. Target jangka panjang, pada tahun 2025, diharapkan UMJ menjadi salah satu universitas terkemuka di Indonesia”, demikian jelas Masyitoh.

Editor: Yahya FR

Avatar
1339 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Inspiring

Bintu Syathi’, Pionir Mufassir Perempuan Modern

6 Mins read
Bintu Syathi’ merupakan tokoh mufassir perempuan pertama yang mampu menghilangkan dominasi mufassir laki-laki. Mufassir era klasik hingga abad 19 identik produksi kitab…
Inspiring

Buya Hamka, Penyelamat Tasawuf dari Pemaknaan yang Menyimpang

7 Mins read
Pendahuluan: Tasawuf Kenabian Istilah tasawuf saat ini telah menjadi satu konsep keilmuan tersendiri dalam Islam. Berdasarkan epistemologi filsafat Islam, tasawuf dimasukkan dalam…
Inspiring

Enam Hal yang Dapat Menghancurkan Manusia Menurut Anthony de Mello

4 Mins read
Dalam romantika perjalanan kehidupan, banyak hal yang mungkin tampak menggiurkan tapi sebenarnya berpotensi merusak, bagi kita sebagai umat manusia. Sepintas mungkin tiada…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *