Membaca buku-buku Nurcholis Madjid atau akrab disapa Cak Nur dibutuhkan suatu konsentrasi atau keseriusan. Sebab kebanyakan buku-buku Cak Nur adalah buku-buku yang mendalam mengkaji suatu tema pembahasan. Namun demikian, ada juga buku-buku Cak Nur yang ditulis dengan bahasa yang ringan namun tidak meninggalkan kedalaman isi pesan yang dikandungnya. Dan itu memang dipersiapkan Cak Nur untuk para penyampai pesan-pesan keagamaan khususnya para mubaligh atau da’i ataupun pembaca umum yang ingin membaca pesan-pesan lebih santai tanpa meninggalkan pesan-pesan yang serius.
Setidaknya ada dua buku Cak Nur yang menjadi santapan yang enak, karena tulisan yang agak singkat namun sangat padat isi yang dikandungnya. Buku tersebut adalah pesan-pesan taqwa dan pintu-pintu menuju Tuhan. Pesan-pesan taqwa adalah merupakan kumpulan khotbah Cak Nur di Paramadina, dikemas dalam bahasa khotbah dan lebih banyak mengupas tema-tema ketaqwaan dalam berbagai perspektif. Dan yang kedua yaitu pintu-pintu menuju Tuhan, suatu buku yang komplit yang membahas tentang tema-tema keislaman atau dalam bahasa Cak Nur pintu-pintu menuju Tuhan.
Buku yang kedua ini, yakni pintu-pintu menuju Tuhan adalah buku menarik untuk dibaca. Buku yang tidak tebal sebagaimana buku-buku Cak Nur lainnya, tetapi di buku ini banyak memberikan makna yang sangat dalam tentang pemikiran keagamaan Cak Nur yang disampaikan secara singkat dan padat. Disini, kita bisa membaca pesan-pesan keagamaan Cak Nur dalam berbagai perspektif. Cak Nur yang kita kenal selama ini, sebagai cendekiawan yang ahli filsafat Islam, juga merupakan tokoh pembaharu pemikiran keagamaan, yang sangat menguasai term-term keislaman klasik maupun modern.
Penguasaan Keilmuan Klasik yang Matang
Sejak kecil sudah terbiasa dengan keilmuan tradisional. Ayahnya seorang kyai dan ia sempat mondok di salah satu pesantren tradisional di Jombang tepatnya di pesantren Darul Ulum. Di samping belajar di pesantren tradisional dan menguasai keilmuan klasik khususnya bacaan kitab kuning, Cak Nur juga melanjutkan pendidikannya di pesantren modern yakni di Darussalam Gontor. Disini Cak Nur ditempa dengan keilmuan modern khususnya Bahasa Inggris dan Bahasa Arab.
Disinilah kelebihan Cak Nur jika dibandingkan cendekiawan-cendekiawan muslim lainnya. Cak Nur sangat familiar dengan ilmu-ilmu tradisional yang banyak dikuasai oleh ulama-ulama NU. Ia juga sangat terbiasa dengan kajian-kajian ilmu-ilmu sosial modern, karena punya dasar penguasaan yang baik terhadap ilmu-ilmu modern sewaktu menjalani pendidikan di Gontor.
Dengan melihat latar belakang pendidikan Cak Nur, yang dimulai dari pesantren tradisional dan pesantren modern kemudian lanjut mendalami ilmu sejarah di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN), kemudian ke Chicago mendalami ilmu politik dan filsafat Islam. Penguasaan terhadap ilmu-ilmu keislaman itu sangat matang, bukan hanya dalam perspektif teori keilmuan, tapi juga penguasaan dalam mengkomunikasikan ilmu-ilmu tersebut Cak Nur sangat piawai.
Ini terbukti dengan karya-karya Cak Nur dalam bentuk buku begitu banyak, khususnya yang berkaitan dengan sejarah peradaban Islam, filsafat Islam, dan kajian-kajian tokoh-tokoh Islam yang punya pengaruh dalam pemikiran Islam sampai hari ini.
Sisi Lain dari Cak Nur
Namun demikian, Cak Nur bukan hanya mahir dalam memproduksi buku-buku atau tulisan-tulisan yang bernuansa filsafat Islam dan pemikiran keislaman. Ada juga buku-buku Cak Nur yang bernuansa rileks, tapi punya kandungan keilmuan yang dalam. Seperti yang dikutip di atas, yakni pesan-pesan taqwa, pintu-pintu menuju Tuhan dan 30 sajian ruhani.
Ketiga buku Cak Nur sangat ringan untuk dibaca khususnya para penyampai pesan-pesan keagamaan yakni para da’i atau mubaligh, sekalipun pesan-pesan penyampaian dari Cak Nur agak mudah untuk dipahami, tapi nuansa keilmuannya sangat terasa karena penuh dengan referensi atau rujukan yang jelas seperti ayat-ayat Al-Qur’an, hadis, perkataan-perkataan ulama, dan hasil pemikiran dari Cak Nur.
Dengan membaca ketiga karya Cak Nur ini, itu dapat mewakili pemikiran Cak Nur khususnya dalam faham-faham keagamaan yang menjadi dasar pemikiran keislaman dari Cak Nur. Betapa runtut pemahaman keislaman ketika membaca buku-buku ini, khususnya di dalam buku pintu-pintu menuju Tuhan, yang diawali dengan pemahaman dasar beragama yaitu aspek keimanan. Cak Nur mencoba memberikan pemahaman yang holistik terhadap keimanan yang sangat penting dalam kajian keislaman ini.
Uraian-uraian Cak Nur tentang aspek keimanan dalam Islam, bukan hanya pendekatan teologi sebagaimana yang uraian dari ulama-ulama kalam. Penjelasan Cak Nur dalam memahami keislaman dengan pendekatan keimanan yang fleksibel atau keimanan yang dinamis, bahwa keimanan itu punya aspek sosial.
Pintu-pintu yang diperkenalkan Cak Nur dalam mendekati Tuhan, seperti pintu iman, pintu sejarah dan peradaban, pintu tafsir, pintu etika dan moral, pintu spritual, pintu pluralisme dan kemanusiaan dan pintu sosial dan politik. Sekalipun dalam buku ini adalah kumpulan tulisan-tulisan Cak Nur, tapi sangat teratur atau punya nilai hirarkis dalam memahami keislaman.
Disinilah kepiawaian Cak Nur dalam memberikan interpretasi keislaman yang sifatnya aktual dan memberikan kemudahan dalam memahami keislaman dengan pendekatan keimanan yang dinamis dan menampilkan nilai-nilai spiritual dalam memahami keislaman.
Editor: Soleh