Ketika pemuda atau pemudi yang sudah memasuki usia matang untuk melangsungkan pernikahan, tetapi terkadang cita itu terhalang oleh suatu permasalahan. Hal ini wajar, karena bisa jadi Allah Swt. sedang menguji rasa kita terhadap makhluk-Nya, atau Allah sedang menunjukan bahwa dia bukan jodoh yang dipersiapkan untuk kita.
Akan tetapi, sesungguhnya kita dapat meminta jodoh kita kepada Allah dan memang perihal jodoh sudah menjadi ketentuan-Nya. Di samping itu, Sebagai hamba-Nya kita punya cara untuk meminta atau request jodoh yang kita inginkan. Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan, salah satunya adalah dengan doa. Doa merupakan alat komunikasi kepada Allah yang langsung didengar oleh Dia Yang Maha Mendengar.
Menjemput Jodoh melalui Doa
Waktu-waktu yang paling mustajab untuk berdo’a memang banyak sekali, di antaranya pada saat sepertiga malam, antara adzan dan iqomah, pada saat hujan, ketika malam lailatul qodar, dan sebagainya. Kali ini, penulis ingin membahas berdoa ketika khatib duduk di antara dua khutbah pada saat salat Jum’at.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. menyebutkan tentang hari Jum’at, lantas beliau bersabda:
فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta.” (HR. Bukhari no. 935 dan Muslim no. 852).
Maka, hari Jum’at merupakan hari mulia dan merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Memang banyak waktu sebagaimana diatas telah disebutkan. Namun, untuk berdoa di antara dua khutbah salat Jum’at, penulis sudah merasakan bagaimana doa itu dikabulkan oleh Sang Maha Mendengar. Sehingga, berdoa adalah salah satu cara yang tepat untuk meminta jodoh yang kita inginkan, karena Allah akan mengabulkan doa dari hamba-Nya. Allâh berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60).
Memperbaiki Diri
Jikalau berdoa belum dapat membuat keinginan kita terkabul, maka untuk menggapainya adalah dengan memperbaiki diri. Kita yakin, Allah pasti mendengar doa kita, namun doa kita masih ditangguhkan, dan bisa jadi karena masih banyak kekhilafan yang ada pada diri kita. Mungkin ucapan yang keluar dari mulut kita masih sering menyakiti hati orang lain, kaki dan tangan kita masih suka membuat kecewa teman kita, dan sebagainya.
Maka dengan memperbaiki diri kita adalah cara tepat yang selain berdoa untuk memperoleh jodoh. Bukankah wanita baik akan berjodoh dengan lelaki baik pula? Sebagaimana Firman-Nya:
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS. an-Nur: 26).
Setiap kita pasti menginginkan memiliki suami atau istri yang baik akhlaknya. Oleh karena itu, sudah seharusnyalah kita terlebih dahulu memperbaiki diri kita. Meski penulis masih jauh dari sebutan sebagai orang baik, namun Alhamdulillah penulis lebih baik dari sepuluh tahun yang lalu. Dimana bisa disebut pemuda yang tidak baik, jangankan jodoh, perempuan melirik saja mungkin tak mau.
Untuk mendapatkan jodoh yang baik, maka memperbaiki diri dengan dibarengi doa adalah cara yang tepat dan akhirnya jodoh itu datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, memiliki akhlak yang baik, bisa jadi bukan hanya jodoh yang datang dengan mudah, tetapi juga rezeki. Lantas, bagaimana dengan mereka yang baik tapi berjodoh dengan orang yang kurang baik?
Jodoh Kita Kadang Jadi Ujian
Mungkin kita sering melihat sinetron atau FTV yang mengisahkan seorang istri yang berjodoh dengan lelaki kurang baik, bahkan hampir setiap hari cerita itu hadir di layar kaca. Bisa jadi itu merupakan kisah nyata yang ada di sekitar kita, namun bisa juga hanya cerita fiksi yang belum tentu menjadi fakta.
Namun, sejatinya tontonan bisa menjadi tuntunan bagi kita yang menyaksikan. Banyak juga kita melihat ada mereka yang baik berjodoh dengan orang yang kurang baik akhlaknya. Sesungguhnya itu merupakan suatu ujian bagi seorang hamba yang dikehendaki-Nya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS At-Taghabun: 14).
Ujian untuk Menjadi Orang yang Takwa
Jadi, anak, istri atau suami kita terkadang menjadi ujian bagi kita, sebagaimana hakikat manusia tidak lepas dari berbagai macam ujian hidup. Oleh karena itu, mereka yang baik dan mendapat jodoh yang kurang baik akhlaknya, itu merupakan ujian. Dan ketika suami atau istri dapat membuat ketidakbaikan itu berubah menjadi lebih baik, hal tersebut akan menjadi nilai tambah serta bernilai ibadah.
Ketika kita menginginkan mendapat jodoh yang baik, sudah seharusnya kita memperbaiki diri kita. Kemudian kita memohon kepada Allah Swt. agar mendapat jodoh yang baik melalui do’a. Tentunya berdoa di saat yang baik, yakni saat setelah salat dan di waktu-waktu mustajabnya do’a. Bukan malah berdo’a di status media sosial, namun tidak diimbangi dengan memperbaiki kesalahan yang ada dalam diri.
Jika nanti kita mendapat jodoh orang yang kurang baik akhlaknya, kita terima dengan ikhlas serta berharap serta berusaha melalui perbuatan dan do’a. Agar suami atau istri kita yang masih kurang baik akhlaknya diberikan hidayah oleh Allah. Karena, semua itu adalah ujian bagi kita, melalui ujian itulah kita berharap agar bisa naik kelas dihadapan Allah menjadi orang yang bertakwa.
Editor: Nirwansyah/Nabhan