Gerakan Salam dalam Salat
Salat adalah salah satu bentuk ibadah yang Allah perintahkan bagi umat Islam. Bahkan salat fardu yang lima menjadi bagian dari rukun Islam yang harus diamalkan. Melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad memberikan tuntunan tentang ibadah salat, baik dari waktu, bacaan, gerakan, bahkan hingga keutamaan yang ada. Dalam fikih, secara umum salat memiliki definisi segala perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir/takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang ditentukan. Dari berbagai gerakan yang kita ketahui dalam salat, salam menjadi bagian penutup dari seluruh rangkaian ibadah. Gerakan salam juga menjadi salah satu rukun dalam menjalankan salat.
Makna Gerakan Salam
Ketika seorang hamba menjalankan ibadah salat, ia bukan hanya sedang menjalankan perintah Allah. Namun dalam waktu yang bersamaan ia sedang berkomunikasi dengan Allah, Sang Pemilik dirinya. Diawali dengan niat yang tertanam dalam hati dan dilanjut mengagungkan Allah dengan kalimat takbirnya menjadi pembuka atas ibadah salat yang agung. Melalui gerakan salat dapat terlihat bahwa disitulah manusia benar-benar merendahkan dirinya dan mengakui keagungan-Nya. Begitu juga dalam berbagai rangkaian kata bacaan dalam salat, terdapat bentuk pengagungan kepada Tuhan, pengakuan atas kehambaan, dan juga doa-doa pengharapan. Salat yang dilakukan setiap harinya menjadi pengingat bagi manusia dimana ia hanyalah seorang hamba dan manusia.
Ketika duduk dibangku sekolah dasar, salah satu teman non-muslim bertanya kepada saya. “Kenapa kalau orang Islam salatnya ditutup pakai menengok kanan dan kiri, kenapa kok ga melihat keatas dan kebawah?”, begitu pertanyaan yang hingga kini saya ingat betul. Sebagai anak SD yang polos, saya juga kebingungan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Saya hanya mengatakan bahwa ya memang begitulah ketentuannya.
Saya sangat ingat atas pertanyaan itu, walaupun tidak pernah berusaha mencari jawabannya. Namun suatu saat saya mendengar video kajian secara tidak sengaja. Penceramah tersebut menyampaikan bahwa gerakan salam diakhir salat memiliki makna bahwa setelah kita berkomunikasi kepada Tuhan maka kita harus menebar salam, kedamaian kepada sesama makhluk Tuhan. Disaat itu saya teringat kembali dengan pertanyaan teman non-muslim saat SD dan setelah itu saya langsung bertanya kepada diri sendiri atas berapa banyak rukuk dan sujud hingga salam yang selama ini dilakukan. Apakah saya telah menebar kedamaian bagi sesama manusia dan makhluk Tuhan lainnya?
Menebar Kedamaian adalah Tujuan Islam
Tidak sedikit pemeluk agama Islam yang masih menilai bahwa ibadah hanya sebatas bagaimana ia berhubungan dengan Tuhan melalui ritual seperti salat, puasa, mengaji, dan ibadah lainnya. Namun disisi lain, kadang terlupa bahwa menebarkan kedamaian di muka bumi juga menjadi bagian dari perintah Tuhan dan tugas sebagai manusia. Menebarkan kedamaian dan keselamatan pada hakikatnya adalah hasil berharga dari kewajiban ibadah ritual yang telah ditunaikan.
Dalam hadis bahkan diriwayatkan ketika Rasulullah memberikan nasihat kepada para sahabat, dimana akan ada seseorang yang paling rugi di hari akhir. Mereka bukanlah orang yang tidak punya harta, tetapi mereka adalah orang yang membawa pahala puasa, salat, dan zakat akan tetapi pahala itu hilang karena suka mencaci maki, menuduh, dan menzalimi orang lain. (HR. Muslim). Rasulullah juga menyampaikan bahwa muslim yang baik adalah dimana ia menjaga saudaranya dari gangguan lisan dan tangannya. (HR. Bukhari)
Bukan hanya kepada sesama manusia saja, Islam juga telah mengajarkan bagaimana seorang manusia juga menjaga alam lingkungan sekitar yang telah Tuhan berikan untuk dikelola sebaik-baiknya. Menjaga alam dengan menghemat energi, membuang sampah pada tempatnya, hingga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai juga menjadi bentuk menebar kedamaian dan keselamatan yang bernilai ibadah dihadapan Allah.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin bukan hanya mengajarkan pemeluknya beribadah secara ritual saja, namun dalam kesehariannya pemeluk Islam juga diajarkan untuk memberikan peran kebaikan bagi sekitarnya. Bukan hanya melalui lisan belaka, Rasulullah sebagai sosok keteladanan telah memberikan berbagai contoh paripurna menjadi sosok manusia yang bukan hanya saleh dalam ritual tetapi saleh pula dalam sosial. Semoga rukuk, sujud, hingga salam yang hingga saat ini ditunaikan dapat terpancar dengan menghadirkan kedamaian dan keselamatan bagi sesama. Aaminn.
Editor: Soleh