Tarikh

Mengenal Historiografi Islam Modern

3 Mins read

Berbicara tentang historiografi Islam modern, empat konteks ini mesti dilibatkan. Pertama, peradaban Islam klasik dan pertengahan, baik di Timur (Baghdad, Mesir dan Syria) maupun di Barat (Spanyol dan  Turki Usmani). Kedua, Renaisans Barat (Eropa), pasca Revolusi Inggris dan Prancis. Ketiga, historiografi orientalis dan keempat historiografi aliran annales.

Dipengaruhi Islam Klasik dan Pertengahan

Historiografi Islam modern sangat dipengaruhi oleh corak dan metodologi historiografi Islam klasik dan pertengahan. Al-Jabarti, dalam karyanya Tajarub al-Umam, menggambarkan secara dominan sejarah lokal Mesir dari menjelang abad pertengahan hingga modern, menunjukkan pengaruh hisroriografi Islam klasik dan pertengahan.

Meskipun al-Jabarti hidup pada masa awal modernitas dan menyaksikan penaklukan Mesir oleh Prancis di bawah Napoleon. Namun metode dan corak historiografinya masih kental dengan metode dan corak historiografi Islam klasik dan pertengahan. Hal ini ditandai oleh penggunaan metode hauliyat atau Tarikh ala sinin, atau sejarah berdasarkan tahun dalam karya historiografinya.

Hauliyat adalah metode dalam penulisan sejarah Islam klasik, yang sudah digunakan oleh al-Tabari, al-Mas’udi dan al-Ya’qubi. Bahkan sejarawan sebelum mereka, seperti Ibnu Khayyath, al-Dinawari juga menggunakan metode yang sama. Demikian juga dengan historiografi Islam abad pertengahan.

Dalam corak penulisan, al-Jabarti juga masih bersifat naratif-deskriptif dalam menjelaskan peristiwa. Contoh inilah yang menunjukan bahwa sebagian sejarawan tetap mempertahankan tradisi penulisan tradisionalisnya, seperti yang dilakukan al-Jabarti. Mengapa al-Jabarti tidak terpengaruh oleh historiografi Barat modern, baik annales maupun orientalis?

Karena al-Jabarti hidup dalam masa transisi dari akhir abad pertengahan dan awal modern. Pada waktu itu mana aliran annales pada masanya belum muncul. Demikian juga dengan historiografi orientalis. Baru muncul pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 hingga pertengahan abad ke-20. Meskipun agenda orientalis sudah muncul sebelum itu.

Baca Juga  Ashabul Fil: Kisah dalam Al-Qur'an yang Dianggap Sebuah Dongeng

Pasca al-Jabarti, meskipun banyak bermunculan sejarawan Muslim di Mesir, namun corak naratif-deskriptif masih tetap menjadi bagian dari historiografi-historiografi Islam modern, mengecualikan para sarjana alumni Barat, seperti Prancis, yang pada umumnya menggunakan metode modern ala Barat.

Dominasi Barat

Abad modern menunjukkan awal dominasi Barat atas Timur termasuk dunia Islam. Ilmu pengetahuan menjadi dominasi Barat atas Timur. Jika pada periode Islam klasik Baghdad menjadi sentral ilmu pengetahuan dunia, demikian juga historiografi Islam. Kemudian pada abad pertengahan beralih dari Baghdad ke Mesir di bawah Kerajaan Mamluk.

Pasca renaisans, baratlah yang menjadi sentral dalam ilmu pengetahuan dan historiografi. Historiografi Islam modern tidak dapat dilepaskan dari dominasi dan pengaruh ilmu pengetahuan Barat, baik aliran annales maupun orientalisme.

Pada masa ini, banyak dari sarjana-sarjana Muslim dari dunia Islam, yang belajar ke Barat, khususnya Prancis, Jerman dan Belanda, yang kemudian setelah pulang ke Tanah Airnya banyak dipengaruhi oleh pemikiran dan perpsektif Barat modern. Namun sebagaian dari ulama-ulama Muslim tradisionalis masih tetap mempertahankan gaya dan metode kajian yang sebelumnya berkembang di dunia Islam.

Maka dalam dunia Islam, corak pemikiran pun terbelah: berkiblat ke Barat atau mengikuti pola perkembangan pemikiran barat atau tetap mempertahankan tradisi lama dalam kajian keislaman, termasuk historiografi Islam.

Pengaruh historiografi Barat terhadap perkembangan historiografi Islam dapat ditemukan dalam banyak karya historiografi Islam modern. Dalam kaitan ini, historiografi Islam modern menjadi bagian dari “proyek garapan” orientalis melalui karya-karyanya yang berkembang meluas, baik dalam kajian biografi nabi, sejarah dunia, sejarah Islam lokal dan sejarah kawasan.

Tidak heran jika sebagian karya-karya orientalis justru menjadi rujukan, seperti Philips K. Hitty, Bernard Lewis, H.A.R. Gibbs, Montgommery Watt, Ignaz Golziher, Marfoliouth dan yang lainnya. Ini bukti dominasi historiografi Barat orientalis dalam karya-karya historiografi Islam modern.

Baca Juga  Asal Usul Ahlussunnah Wal Jama'ah

Sebagian sejarawan dan intelektual Muslim ada juga yang melakukan kajian kritis terhadap karya-karya historiografi Islam modern karya orientalis. Husein Haikal, Hamdi Zaqzuq, Tharif Khakidi, dan sejarawan Muslim lainnya di antara contoh sebagian dari counter attack terhadap karya-karya historiografi Islam orientalis.

Meskipun antara orientalis dan aliran sejarah annales sama-sama produk historiografi Barat modern yang berpengaruh terhadap histoirografi Islam modern, namun polemik dan diskursus terhadap historiografi orientalis lebih kuat dan dominan dalam khazanah karya-karya historiografi Islam modern.

Perkembangan dalam Historiografi Islam Modern

Dengan muncul dan berkembangnya aliran sejarah annales dan historiografi orientalis, maka sejarah Islam modern mengalami perkembangan dalam aspek metodologi, perspektif dan lingkup tema kajian sebagai pengaruh dari kedua domain historiografi Barat modern di atas.

Dari kedua domain di atas, metodologi orientalis lebih banyak memberikan pengaruh daripada aliran sejarah annales. Karena historiografi orientalis banyak menuliskan tema-tema biografi nabi, sejarah para khalifah dan sejarah dunia Islam, termasuk sejarah peradaban Islam, yang sebagiannya mengundang respon balik dari para sejarawan atau intelektual Muslim.

Historiografi orientalis juga banyak memunculkan konfrontasi dan polemik terhadap keyakinan dasar umat Islam dan melakukan pola skeptisisme terhadap ajaran-ajaran fundamental Islam dan tokoh-tokoh utama dalam Islam. Secara teologis, historiografi orientalis juga melakukan vis a vis dengan fakta kesejarahan Islam dengan interpretasi yang bias.

Sementara aliran annales tidak melakukan agenda konforntatif dan polemik seperti yang dilakukan orientalis, namun lebih fokus pada pengembangan sejarah sosial yang menjadi agenda utamanya.

Corak dan Karakteristik

Dari pemaparan di atas, sebenarnya dapat disimpulkan corak dan karakteristik hisroriografi Islam modern; antara pengaruh historiografi Islam modern ala Barat (mengikuti/terpengaruh orientalis dan aliran annales) di satu sisi dan tetap mempertahankan tradisi penulisan sebelumnya yang mengacu ke masa Islam klasik dan pertengahan.

Baca Juga  Masa-Masa Islam Awal (3): Konsolidasi Paham Sunni

Secara spesifik, corak dan karakteristik historiografi Islam modern di antaranya adalah; menggunakan pendekatan ilmiah dengan melibatkan ilmu-ilmu bantu sosial humaniora; sejarah kritis, sebagai pengaruh dari munculnya fisafat sejarah; interpretasi atau penafsiran sejarah; deakriptif analisis, sebagai efek dari penggunaan kerangka teori dan pendekatan dalam kajian sejarah dan historiografi; tema-tema sejarah dan historiografi Islam modern tidak lagi didominasi oleh sejarah politik, tapi sudah bergeser ke sejarah sosial, intelektual, dan kultural.

Editor: Dhima Wahyu Sejati

Mohammad Azmi Fauzi
1 posts

About author
Mahasiswa Magister Sejarah Peradaban Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *