Perspektif

Muhammadiyah Diisi Cendekiawan atau Cerdikiawan?

4 Mins read

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata cerdik berarti cepat mengerti (tentang situasi dan sebagainya) dan pandai mencari pemecahannya dan sebagainya; panjang akal.

Namun, ada pula makna lain dari diksi cerdik, banyak akalnya (tipu muslihatnya); licik; licin. Tapi nampaknya arti yang kedua tidak lah tepat, karena konotasinya negatif dan bertentangan dengan kittah perjuangan Muhammadiyah. Jadi kita mengambil makna yang pertama, cepat mengerti dan dapat mencari solusi.

Organisasi yang didirikan oleh Muhammad Darwis pada 107 tahun silam ini memang diisi oleh orang-orang yang intelek, serta anggun dalam moral. Di mana, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan haruslah mengikuti kemajuan yang ada di zamannya.

Untuk itu, memerlukan sumber daya manusia yang unggul, terutama intelektual. Kehadiran Muhammadiyah memberikan dampak yang sangat signifikan. Di mana, dakwahnya selalu diiringi dengan kemajuan peradaban yang ada.

Bahkan, Muhammadiyah menjadi dan turut serta dalam membangun peradaban itu, terbukti dengan banyaknya amal usahanya yang melayani umat dan menjadi solusi bagi umat.

Muhammadiyah Gerakan Visioner

Sedari awal didirkan oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah memang menjadi gerakan yang memiliki cara pandang yang maju. Di mana, sudut pandang Muhammadiyah yang dilandasi dengan ilmu agama, dipadukan dengan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin berkembang.

Ketika Kiai Dahlan meluruskan arah kiblat bangsa, dia memakai ilmu pengetahuan. Gerakan visioner Muhammadiyah terus berlanjut dari masa-masa, itu semua tidak lepas dari adanya kader, tokoh, aktivis, dan anggota persyarikatan.

Banyak orang-orang Muhammadiyah yang memiliki ide dan gagasan bagi masa depan umat dan bangsa, terbukti dengan banyaknya tokoh persyarikatan yang menjadi Pahlawan Nasional.

Para tokoh-tokoh itulah para orang-orang yang visioner, dan cerdik dalam memahami situasi. Serta mereka tau bagaimana keluar dari permasalahan yang ada di zamannya, tentunya dengan ilmu agama dan pengetahuan yang mereka miliki.

Baca Juga  Charles J. Adams: Tiga Pendekatan dalam Memahami Islam

Itulah salah satu ciri Muhammadiyah dalam menghadapi situasi yang ada, memadukan apa yang di nas kan dalam Al Qur’an dan As Sunnah bersama ilmu pengetahuan.

Cendekiawan Muhammadiyah

Cendekiawan atau intelektual ialah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan. 

Banyak sekali tokoh, kader, dan aktivis Muhammadiyah yang berkompeten diberbagai bidang, dan bisa disebut sebagai seorang cendikiawan. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar menyampaikan bahwa sangat penting bagi para cendekiawan Muhammadiyah untuk duduk di forum-forum seperti ini untuk membicarakan problem-problem kebangsaan.

Sehingga, cendekiawan muda ini mampu membaca realitas dengan pendekatan interdisipliner, serta nanti mampu hadir ditengah kemelut zaman dengan penuh percaya diri.

Cendikiawan Muhammadiyah dan bagaimana seharusnya sudah banyak disampaikan oleh Ayahanda Haedar Nasir di Kampus Putih pada Kolokium Nasional Interdisipliner kemarin, sebagaimana yang pernah terbit di IBTimes.ID.

Bahkan dari dulu kala, Muhammadiyah selalu ikut berperan dalam mengatasi permasalahan bangsa. Banyak tokoh Muhammadiyah yang terlibat. Ki Bagus Hadi Kusuma yang ikut merumuskan Pancasila, sila pertama, dan rumusan yang menggabungkan yang mampu menyatukan perbedaan saat itu.

Ada juga Kahar Muzakir, Juanda yang menghasilkan deklarasi juanda serta para pahlawan nasional lainnya. Maka dari dahulu, Muhammadiyah dikenal sebagai kumpulan para intelektual yang mempunyai kecerdikan dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan bangsa.

Cerdikiawan Muhammadiyah

Sebagai organisasi yang sudah cukup matang dalam melihat berbagai situasi bangsa, Muhammadiyah tidak hanya menyampaikan retorika untuk menghadapi suatu masalah, tapi tindakan nyata dengan segala upayanya.

Salah satunya saat menyikapi dan mewaspadai adanya virus COVID-19, Muhammadiyah sudah menyiapkan rumah sakitnya untuk mengatasi dan mengantisipasi virus yang bersumber dari Wuhan, China ini.

Baca Juga  Bagaimana Cara Meneguhkan Nalar Humanitas di Era Disrupsi?

Tidak hanya rumah sakit, tim khusus juga dibentuk. Dengan dipimpin oleh dokter yang memiliki nama sama dengan virus COVID-19, dr. Corona Rintawan, seorang dokter spesialis Emergency dari Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML).

Bukankah ini merupakan langkah yang rasional yang dilakukan oleh Muhammadiyah, mungkin ini salah satu kecerdikan Muhammadiyah dalam menghadapi situasi dan permasalahan yang ada saat ini.

Dalam Muktamar ke 47, Muhammadiyah ada 13 rekomendasi Muhammadiyah untuk isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Mengingat gerakan Muhammadiyah bukan hanya didalam negeri saja, namun juga sudah merambah ke berbagai negara.

Salah satunya adalah, peningkatan sumber daya manusia. Melalui perguruan tinggi Muhammadiyah, yang bertujuan untuk menjadi Center of Excellence (pusat inovasi unggulan) berbasis sustainability dan center of technopreneurshop dalam bentuk universitas riset.

Ini merupakan salah satu bentuk kecerdikan Muhammadiyah dalam melihat situasi dan kondisi bangsa, yang di mana masih banyak sumber daya manusia kita yang masih tertinggal jauh dari negara-negara sekitar.

Kecerdikan Muhammadiyah juga terwujud dalam perannya menghadapi bencana. Di mana, Muhammadiyah memiliki Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) lewat MDMC.

Dan beberapa organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang turut aktif memberi pelayanan kepada masyarakat. Ada KOKAM, Lazismu, dan program lainnya.

Bukankah ini merupakan bentuk kecerdikan dalam menghadapi suatu masalah yang ada? Semangat ta’awun untuk negeri lah yang membuat Muhammadiyah selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa ini melalui berbagai macam program dan amal usahanya.

Cerdekiawan dan Cerdikiawan

Di samping personal para tokoh, aktivis, dan kadernya, secara organisasi, Muhammadiyah mempunyai gerakan cerdikiawan yang perannya sudah terasa sejak dulu.

Dengan berpedoman kepada ayat Allah dan sunah Rasulullah, Muhammadiyah terus bergerak dan sinarnya memancar di seluruh pelosok tanah air, hingga mancanegara.

Baca Juga  Cita-cita Masyarakat Islam

Muhammadiyah selalu konsisten melahirkan insan yang cerdik-pandai, dengan diiringi keislaman yang tercermin dari akhlaknya melalui pendirian sekolah modern hingga saat ini.

Dengan memadukan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, lembaga pendidikan milik persyarikatan mampu melahirkan insan akademis yang memiliki basis kuat dalam spiritualitas. Sebagai organisasi Islam yang tidak hanya berdakwah melalui lisan, namun juga dengan gerakan.

Muhammadiyah mampu bertahan hingga lebih dari satu abad dan selalu memberi tanpa pamrih bagi bangsa Indonesia. Muhammadiyah telah banyak melahirkan para cendikiawan dan juga cerdikiawan, yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang visioner serta mumpuni dalam rangka meneruskan gerakan dakwah, dan memberi untuk negeri.

Menjaga dan merawat kebangsaan, kebhinnekaan, dan juga memajukan umat dan bangsa adalah tugas kita semua, dengan iman. Ilmu dan amal pastinya kita bisa berguna bagi umat dan Indonesia pada umumnya. Semua tidak lepas dari para tokoh, aktivis, dan kader Muhammadiyah, mereka adalah para cendekiawan dan cerdikiawan yang merawar spirit KH. Ahmad Dahlan.

Editor: Yahya FR
Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds