Berikut ini adalah contoh naskah khutbah Jumat yang cukup ringkas dan dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat di masjid-masjid manapun secara umum. Tema yang dimuat dalam naskah khutbah Jumat ini adalah tentang hubungan yang harmonis. Naskah khutbah Jumat ini terbagi menjadi dua bagian untuk khutbah pertama dan khutbah kedua.
Naskah Khutbah Jumat
Mewujudan Hubungan yang Harmonis dalam Surah Al Hujurat
Naskah Khutbah Jumat : Khutbah Pertama
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا .
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyirol muslimiin rahimakumullah
Manusia merupakan makhluk sosial yang tak bisa lepas dari manusia lainnya dalam menjalani kehidupan. Dunia akan terasa sempit bagi seseorang yang menjalani aktivitas hidupnya sendirian. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, setiap insan akan mengadakan hubungan kerja sama di antara mereka. Tujuannya tak lebih untuk saling melengkapi kebutuhan satu sama lainnya.
Naskah khutbah Jumat lainnya: Akhlak Khalifah Allah Terhadap Alam
Stiap manusia yang terlahir di dunia memiliki potensi untuk berbuat Fujur dan Taqwa. Jika kecendrungannya berbuat taqwa maka kedamaian hidup yang akan didapatkan. Namun Jika sebalikya, maka bukan kedamaian yang didapatkan. Melainkan Hubungan yang terjalin diantara mereka tidak akan selamanya berjalan Mesra.
Kesalahpahaman, pertikaian, dan perselisihan yang terjadi dalam stiap hubungan tak jarang berujung pada darah kaum muslimin yang menjadi taruhannya. Padahal Terbunuhnya seorang muslim tanpa dasar yang dibenarkan sangat dibenci oleh Allah SWT.
Ma’asyirol muslimiin rahimakumullah
Setiap Insan beriman yang mau memperhatikan Kitabullah pasti akan menemukan isyarat-isyarat Rabbani yang berisikan tuntunan, bimbingan dan panduan dalam menjalankan perannya di dunia. Begitupun ketika terjadi perselisihan di antara mereka. Allah SWT telah memberikan suluh penerang untuk meniti Jalan yang terang benderang.
Maka dari itu, jika terjadi ketidakharmonisan diantara Kaum muslimin. Marilah kita tadabburi isyarat-isyarat rabbani itu pada beberapa ayat dalam Qur’an Surah al-Hujurat berikut ini.
Pertama, Melakukan verifikasi informasi terhadap berita yang beredar (Tabayyun) sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap perpecahan dan perselisihan.
sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat : 6)
Hubungan antar insan bagaikan sebuah bangunan, dan Informasi diantara mereka menjadi tiang penyangganya. Pergaulan yang benar, baik dan positif hanya akan terwujud jika dilandasi dengan informasi yang benar dan valid. Terkadang ada kemungkinan beredar berita rekaan dan palsu dengan maksud tertentu. Tujuannya adalah mencegah umat islam untuk bersatu. Dengan dukungan teknologi saat ini, peredarannya begitu cepat dan luas.
Maka dari itu, insan yang beriman harus mengambil peran nyata dalam membendung arus informasi yang jauh dari kebenaran dengan melakukan tabayyun. Sehingga perselisihan di antara kaum muslimin bisa terhindarkan.
Ma’asyirol muslimiin rahimakumullah
Kedua, Melakukan upaya mendamaikan (al-Islah) jika terjadi perselisihan.
Setiap Mukmin harus berupaya menjadi pelopor terwujudnya kedamaian dan perdamaian. Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim menjadi sumber perselisihan. Sebaliknya, ia harus menjadi pihak yang berperan dalam mendamaikan setiap perselisihan yang terjadi di antara mereka.
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang maka damaikanlah diantara mereka..” (QS. Al-Hujurat ayat 9)
Dalam Tafsir al-Muyassar dijelaskan betapa penting peran seorang mukmin dalam upaya islah (Pendamaian) di dalam perselisihan antar orang-orang yang beriman. Menjadi sebuah tugas mulia untuk melakukan langkah-langkah mendamaikan, merukunkan, dan menciptakan rekonsiliasi di antara pihak yang berselisih.
Ma’asyirol muslimiin rahimakumullah
Ketiga, tegas dalam melaksanakan langkah-langkah islah.
فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّه
“Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.” (QS. Al-Hujurat ayat 9)
Ini merupakan bagian sikap dan etika luhur yang sangat ditekankan dalam al-Qur’an. Seandainya ada dua pihak yang berkonflik dan kemudian api permusuhan semakin berkobar. Tugas mukminin adalah menyiraminya dengan air perdamaian. Dan jika masih belum kunjung padam maka harus dilakukan upaya yang lebih tegas yang memberikan efek jera pada pelakunya.
Dalam hal ini tidak semua kaum muslimin mampu untuk melakukannya. Hanya mereka yang memiliki wewenang sebagaimana seorang hakim yang memutuskan perkara antar kedua belah pihak yang berselisih. Atau orang tua yang menyelesaikan pertikaian antara kedua putranya. Bisa juga seorang pimpinan organisasi, lembaga, dan semisalnya terhadap anggotanya yang sedang berseteru.
Ma’asyirol muslimiin rahimakumullah
Keempat, bersikap adil dalam upaya mendamaikan (Al-Islahu bil-Adli).
Kaum muslimin yang telah berupaya mendamaikan harus berusaha berbuat seadil-adilnya. Jangan memihak salah satu diantara kedua belak pihak yang berselisih. Karena stiap tindakan yang diambil kelak akan dipertanggung jawabakan di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.
فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِين
“Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat ayat 9)
Ma’asyirol muslimiin rahimakumullah
Demikian naskah Khutbah Jumat yang dapat Khatib sampaikan. Semoga substansi naskah khutbah Jumat ini dapat membuka mata hati kita. Sehingga kita bersedia mengambil peran nyata dalam mewujudkan kedamaian dan perdamaian diantara kaum muslimin sekalian.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Naskah Khutbah Jumat : Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Demikian naskah khutbah Jumat tentang hubungan yang harmonis dalam Surah Al-Hujurat. Semoga naskah khutbah Jumat dari IBTimes.ID bermanfaat.
Editor: Nabhan