Networking sekolah Muhammadiyah tidak bisa lepas dari manajemen kepemimpinan yang handal. Terutama kepemimpinan dan pengelolaan sekolah yang diperankan oleh kepala sekolah dan seluruh pengelola lembaga pendidikan Muhammadiyah. Networking dan manajemen kepemimpinan adalah dua aspek yang tidak bisa dipisahkan karena saling berkaitan.
Dalam pengamatan penulis, selama ini networking dan jejaring internasional sekolah Muhammadiyah masih berjalan secara sporadis. Artinya, belum dirancang secara simultan dan prospektif sehingga memiliki daya peningkatan mutu dan kualitas sekolah yang terukur. Sedangkan perubahan sekolah tidak terlepas dari peranan kepala sekolah. Untuk dapat membangun networking yang kuat dibutuhkan model kepemimpinan kepala sekolah yang handal dalam memainkan peranan terpenting proses perubahan di sekolah.
Pada tulisan sebelumnya, penulis telah menggarisbawahi pentingnya: (1) penyelesaian problem disparitas mutu dan (2) penanganan sekolah Muhammadiyah “outstanding” (Baca artikel: Peningkatan Mutu Itu Penting, Tapi Penanganan Sekolah “Outstanding” Jangan Dilupakan). Tulisan tersebut merupakan lanjutan dari hasil analisis penulis sebelumnya yang menggarisbawahi pentingnya: (1) basis data dan (2) transformasi teknologi dan informasi dalam pembelajaran (baca artikel: Peta dan Basis Data Sekolah Muhammadiyah: Mengapa IT Mutlak Dibutuhkan).
Tulisan ini kembali melanjutkan hasil analisis sebelumnya yang secara spesifik membahas tentang: (1) networking sekolah Muhammadiyah dan (2) manajemen kepemimpinan dan pengelolaan sekolah.
5. Networking Jejaring Internasional Sekolah Muhammadiyah
Langkah networking jejaring internasional sekolah Muhammadiyah mestinya selaras dengan gerakan internasionalisasi Persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah memiliki nilai keunggulan dan daya tawar yang bisa diperhitungkan selain visi keislaman yang berkemajuan. Persyarikatan Muhammadiyah lahir sebagai hasil dari interaksi KH Ahmad Dahlan di tengah pergumulan dialogis diskursus Islam di kacah internasional bersama Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah bersama Majelis Hubungan Internasional, Majelis Dikti dan Litbang PP Muhammadiyah telah bersatu padu melakukan upaya networking jejaring internasional sekolah Muhammadiyah. Terutama di kalangan sekolah Muhammadiyah berskala premium atau outstanding. Sehingga sekolah yang al-Maun pun diberdayakan dan dikuatan. Sekolah yang outstanding pun dibuka jejaring networking-nya saling bersinergi dan berkolaborasi.
Dalam diskusi webinar seri ke-4 yang lalu, tema mengenai “Internasionalisasi Sekolah Muhammadiyah” mendapatkan banyak respon dan antusiasme yang tinggi dari para audiens. Jika potensi networking sekolah Muhammadiyah dioptimalkan dan didesain secara mendalam akan menjadi arah baru pengembangan sekolah Muhammadiyah sebagai pusat keunggulan dan peradaban dunia.
6. Manajemen Kepemimpinan dan Pengelolaan Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah menjadi penentu perubahan yang digulirkan untuk kemajuan dan pengembangan sekolah. Melalui manajemen kepemimpinan, kepala sekolah mampu meyakinkan berbagai pihak untuk melakukan perubahan kemajuan sekolah yang ingin diraih. Artinya, inovasi sekolah tidak terlepas dari peranan kepala sekolah. Sebagaimana diungkapkan oleh Meanwhile Beare et. all. (1989), Leithwood et. all. (2006), Franklin (2007), Heck & Hellinger (2009), Sammons (2011).
Dalam proses keberhasilan melakukan perubahan sangat ditentukan oleh menajemen kepemimpinan. Karena kepemimpinan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kepemimpinan adalah masalah prioritas tinggi bagi banyak orang yang peduli dengan pendidikan hari ini. kepemimpinan selalu muncul sebagai karakteristik utama sekolah yang luar biasa.
Kepemimpinan sekolah dianggap memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh kepemimpinan sekolah pada keberhasilan sekolah sering ditemukan di sekolah ‘biasa’ dan sekolah dengan peran atau fungsi tertentu atau terletak di lingkungan yang menantang karena kepemimpinan kepala sekolah (Rachma Fitriati et. all., 2014: 258-268).
Peran kepala sekolah sangat penting karena pengaruhnya pada kehidupan dan strategi sekolah melakukan perubahan, sebagaimana diungkapkan Anderson, et. all. (2018), Hillmann, et. all. (2017). Kepala sekolah harus memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk dapat menjawab, tidak hanya kebutuhan organisasi, tetapi juga untuk berkontribusi secara efektif terhadap transformasi masyarakat melalui praktik menjalankan perubahan di sekolah.
Beberapa keterampilan yang dibutuhkan oleh kepala sekolah masa depan adalah: mengantisipasi perubahan, menangkap peluang, pemecahan masalah secara kreatif, kemampuan bertahan dalam menyikapi berbagai perubahan yang terjadi (Gebaur, 2013; Hillmann et. all., 2018; Qingling Zhang et. all., 2018; Joao Almeida et. all., 2019).
***
Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Kepala sekolah memainkan peranan penting sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah. Artinya, manajemen kepemimpinan menjadi sangat urgen. Dalam hal ini, konteks pemimpin mengandung makna kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berbagai literatur menyebutkan, manajemen kepemimpinan kepala sekolah memainkan peranan peningkatan mutu sekolah. kepemimpinan sekolah pada kualitas guru dan peningkatan sekolah (Tony Yeigh, David Lynch, David Turner, Stephen C. Provost, Richard Smith & Royce L. Willis 2018; Coelli dan Green 2012; Grissom, Kalogrides, dan Loeb 2015; Hanushek dan Woessmann 2009; Leithwood et. all. 2004; Marzano 2003).
Dalam hal peningkatan mutu akademik siswa pun sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Yaitu peran para pemimpin sekolah dalam kinerja akademik sekolah (Tony Yeigh, David Lynch, David Turner, Stephen C. Provost, Richard Smith & Royce L. Willis 2018;Grissom, Kalogrides, dan Loeb 2015; Hanushek dan Woessmann 2009; Hattie 2009; Leithwood et. all. 2004; Louis et. all. 2010; Marzano 2003).
Beberapa riset di antaranya Pepper dan Thomas (2002) dan Moonlenaar (2010) memperlihatkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah yang transformasional mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya iklim positif yang sangat dibutuhkan bagi kemajuan sekolah. Juga mempengaruhi iklim inovatif sekolah dan komitmen organisasional, dan kepuasan para guru serta tenaga kependidikannya.
***
Menurut Sadler, “transformational leaderships is the process of engaging the commitment of employees in the context of shared values and shared vision”. Bahwa pemimpin mengembangkan komitmen pengikutnya dengan berbagai nilai-nilai dan visi organisasinya. Secara ringkas, seorang pemimpin transformasional adalah komitmen, berbagi nilai-nilai organisasi, dan berbagi visi organisasinya. Menurut Bass (1985), “Transformational leadership contains four components: charisma or idealized influence (attributed or behavioral), inspirational motivation, intellectual stimulation, and individualized consideration.”
Ada tujuh prinsip nilai kepemimpinan transformasional, yaitu:
- Mengembangkan nilai-nilai organisasi kerja keras, semangat dan motivasi yang tinggi untuk berprestasi, disiplin, dan sadar akan tanggung jawab.
- Mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan tanggung jawab atau sense of belonging and sense of responsibility.
- Proses pengambilan keputusan selalu menggunakan kemampuan intelektualnya secara cerdas dan smart.
- Memperjuangkan nasib staf dan anggotanya peduli akan kebutuhan-kebutuhannya.
- Berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
- Mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
- Mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.
Lebih lanjut dan detail, menurut Sadler (1997), beberapa karakteristik pemimpin transformatif, yaitu:
- Pemimpin menempatkan posisinya sebagai agent of change.
- Berani bertindak melakukan perubahan, berani menghadapi resistensi, menanggung resiko, dan berani menghadapi kenyataan.
- Pemimpin percaya kepada pengikut dengan cara mengembangkan kepercayaan melalui motivasi, kejujuran, dan pemberdayaan, peduli terhadap aspek-aspek kemanusiaan.
- Menunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Selalu belajar sepanjang hayat.
- Mampu mengatasi permasalahan yang kompleks, tidak menentu, dan membingungkan.
- Memiliki pandangan ke depan (visioner)
***
Marzano, Waters, dan McNulty (2005), serta dari para peneliti seperti Mendels (2012), Scheeens dkk. (2007) dan Hattie (2009) menyampaikan pentingnya memiliki pemimpin sekolah yang kompeten yang mengatur bakat dan sumber daya sekolah untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
Schiemann menyebut jenis kompetensi eksekutif ini sebagai ‘pengoptimalan bakat’ (2014, 282). Ia menjelaskan hal ini dalam hal para pemimpin yang mengetahui cara mengoptimalkan dan menyelaraskan bakat yang relevan dengan berfokus pada hal itu. Yaitu, mengembangkan kemampuan yang tepat dan menciptakan keterlibatan dengan persyaratan tujuan dan visi untuk perbaikan. Dengan demikian, atribut kunci dari kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan kepala sekolah untuk mengoptimalkan bakat dan sumber daya sekolah.
Temuan Maria Granvik Saminathen, Sara Brolin Låftman, Ylva B. Almquist & Bitte Modin (2018) menunjukkan bahwa indikator kepemimpinan sekolah, kerjasama staf, dan etos sekolah secara positif terkait dengan prestasi sekolah rata-rata siswa. Kepemimpinan sekolah yang kuat dan suportif bekerja bersama memberikan dampak siswa berprestasi lebih baik.
Kepala sekolah inovatif sangat erat kaitannya dengan sosok pemimpin yang visioner. Pemimpin yang mampu membaca tanda-tanda zaman dan mengkreasikan visi futuristik tersebut dalam perubahan yang akan dilakukannya. Dan juga memastikan kebermanfaatan dari gebrakan visioner tersebut.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mujamil Qomar dalam buku Strategi Pendidikan Islam (2013), kepala sekolah mampu menembus “kabut gelap” masa depan. Ia mampu membaca gelagat zaman, menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan masa depan, dan merespons tuntutan masa depan. Bahkan, pemimpi visioner ini mampu berpikir dan bertindak melampaui zamannya.
***
Mengingat pentingnya peran kepala sekolah sebagai lokomotif perubahan sekolah, maka perlu perhatian khusus peningkatan kapasitas kepala sekolah secara simultan, kontinyu, dan mendalam. Keikutsertaan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dalam program sekolah dan organisasi penggerak GTK Kemdikbud RI menjadi pintu masuk peningkatan kualifikasi kompetensi manajemen kepemimpinan kepala sekolah dan guru sekolah Muhammadiyah. Karena disadari betul, kegiatan semacam ini masih sangat minim di Muhammadiyah. Padahal, kegiatan tersebut sangat berpengaruh pada penguatan kapasitas kepala sekolah dan guru Muhammadiyah.
Merilis laporan The Future of Skills harus dilengkapi dengan serangkaian keterampilan baru. Seperti praktik pemecahan masalah yang inovatif serta kapasitas untuk menciptakan alternatif baru, dan untuk mendeteksi perubahan atau peluang baru di lingkungan (Bakhshi et. all., 2017).
Demikian juga kompetensi seperti visi jangka panjang, pemikiran kritis, dan keterampilan interpersonal dianggap sebagai persyaratan penting untuk kinerja masa depan (Hillmann et. all., 2018; Schumacher & Mayer, 2018). Menurut Adner dan Helfat (2003), kemampuan manajerial yang dinamis berakar pada tiga faktor mendasar: kognisi manajerial, modal sosial manajerial, dan modal manusia manajerial (João Almeida, Ana Dias Daniel, et. all. :2019).
Program-program kemitraan bisa menjadi alternasi penguatan kapasitas kepala sekolah dan guru Muhammadiyah satu sekolah dengan yang lainnya. (Bersambung)
Baca artikel terkait sebelumnya: Peningkatan Mutu Itu Penting, Tapi Penanganan Sekolah “Outstanding” Jangan Dilupakan.
Editor: Arif