Perspektif

Norma Baru Gowes di Era New Normal

4 Mins read

Kegiatan bersepeda atau yang dalam istilah bahasa gaulnya disebut “gowes”, akhir-akhir menjadi salah satu aktivitas yang digandrungi masyarakat. Penggemarnya pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua hingga para anak muda. Laki-laki dan perempuan. Baik yang sudah berpengalaman maupun yang pemula.

Para goweser ini sering kita jumpai kala tengah melintas di jalanan kota maupun di daerah pedesaan. Hampir sepanjang hari sejak dari pagi, siang, sore, bahkan malam hari sangat mudah kita temui para goweser. Baik perorangan (solo ride) maupun berkelompok alias “gobar” (gowes bareng) yang tengah mengayuh sepedanya.

Gowes dan Pandemi COVID-19

Gowes kini telah menjadi sebuah tren di masyarakat. Meski pandemi COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Justru semakin banyak warga yang menggemari kegiatan gowes. Buktinya, setiap kali kita membuka media sosial, kita akan menjumpai postingan maupun status seputar aktivitas gowes.

Indikator lain gowes semakin digemari masyarakat adalah terjadi peningkatan penjualan sepeda hingga tiga kali lipat atau 300 persen selama masa pandemi. Sebagaimana dilansir dari solopos.com dan okezone.com. Bahkan kini untuk membeli sepeda dengan jenis dan merk tertentu, pembeli sampai rela untuk indent.

Fenomena gowes pada masa pandemi ini merupakan bentuk kegiatan olahraga rekreasi masyarakat. Selain untuk mengusir kebosanan selama masa pembatasan sosial, aktivitas gowes juga mampu menjaga kebugaran dan meningkatkan fungsi imun tubuh.

Banyak yang menilai tren gowes ini merupakan sebuah tren yang cukup positif. Artinya, kesadaran masyarakat semakin tinggi dalam melaksanakan pola hidup bersih sehat dan aktif dengan berolahraga.

Meskipun demikian, sempat beredar pula beberapa kabar negatif seputar tren gowes, antara lain banyaknya pesepeda yang abai terhadap protokol kesehatan seperti tidak memakai masker dan berkerumun, melanggar lalu lintas, hingga rombongan pesepeda yang sampai membawa masuk sepedanya ketika berada sebuah cafe.

Baca Juga  Kebijakan Darurat Sipil: Presiden Salah Kasih Obat

Gowes Sehat, Aman, dan Beradab

Tren gowes yang telah berlangsung sejak masa pandemi hingga kini memasuki persiapan era new normal tampak belum surut juga. Gowes di era new normal tentu berbeda dengan gowes di era sebelum pandemi COVID-19.

Dari beberapa tips dan panduan bersepeda sehat dan aman di masa pandemi yang banyak kita jumpai dan pelajari di berbagai media, penulis mencoba memberikan norma baru gowes sehat, aman, dan beradab di era new normal sebagai berikut.

Pertama, niat yang lurus. Gowes sebagai ikhtiar untuk meraih karunia nikmat kesehatan dari Allah subhanallahu wa ta’ala. Perkara niat merupakan perkara yang penting dalam Islam, sampai-sampai Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan bahwa segala amal perbuatan itu tergatung dari niatnya. Jangan sampai kita salah niat, misalnya gowes hanya untuk ajang pamer sepeda atau pamer kemampuan menempuh rute yang sulit.

Kedua, persiapan matang baik kondisi fisik tubuh maupun perlengkapan yang akan digunakan. Aktivitas berolahraga gowes membutuhkan persiapan yang matang guna mendapatkan manfaat yang maksimal dan menghindari berbagai resiko yang tidak dikehendaki.

Sebelum memutuskan untuk gowes pastikan fisik dalam kondisi prima. Caranya adalah dengan menjaga pola makan dan pola istirahat yang baik. Konsumsi makan bergizi dan minum air putih yang cukup. Selain itu, hindari begadang hingga larut malam ketika akan gowes.

Tujuan Hingga Jaga Jarak

Sebelum berangkat, cek kondisi sepeda perhatikan tekanan ban dan seluruh komponen pastikan berfungsi dengan baik. Gunakan perlengkapan olahraga yang sesuai seperti pakaian lengan panjang, sarung tangan, masker, kacamata, penutup kepala, dan jangan lupa selalu membawa handsanitizer, bekal air minum pribadi, dan handuk kecil.

Ketiga, tetapkan tujuan dan rute perjalanan yang aman dan sesuai dengan kemampuan. Segala aktivitas termasuk gowes  membutuhkan perencanaan yang baik. Pilih jalur yang menghindari keramaian dan daerah zona merah COVID-19. Selain itu, pilih jalur yang sesuai dengan kemampuan misalnya jalur yang tidak terlalu banyak tanjakan.

Baca Juga  Perhelatan Pernikahan, Bagaimana Tata Caranya di Era New Normal?

Keempat, wajib pakai masker sebagai salah satu perlengkapan yang efektif mencegah penularan COVID-19. Masker kini menjadi perlengkapan yang wajib dipakai saat beraktivitas di luar rumah. Saat gowes, pilihlah masker berbahan kain yang tidak terlalu rapat dan mengganggu pernapasan. Jangan lupa untuk selalu membawa masker cadangan.

Penggunaan masker saat gowes memang akan membatasi oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, goweser harus mampu mengenali kondisi tubuhnya masing-masing. Jika napas sudah terasa berat, maka intensitas gowes-nya harus diturunkan.

Kelima, jaga jarak dan selalu waspada dan memperhatikan jarak dengan pengguna jalan lain. Jaga jarak kiri-kanan antar goweser dan kendaraan lain minimal 2 meter. Jaga jarak depan-belakang antar goweser minimal 4 meter.

Tertib

Keenam, hindari keramaian saat gowes maupun ketika berhenti untuk istirahat. Hindari tempat-tempat yang menjadi icon atau pusat-pusat keramaian. Jika hendak beristirahat ataupun sekedar mengabadikan momen, secukupnya saja dan jangan berhenti terlalu lama apalagi nongkrong dan berkerumun.

Ketujuh, tertib lalu lintas baik itu ketika ada aparat penegak hukum maupun tidak. Perlu disadari bahwa jalan yang digunakan untuk melintas merupakan fasilitas publik. Oleh karena itu, sebagai bagian pengguna fasilitas publik, wajib bagi para goweser untuk mentaati peraturan rambu lalu lintas yang ada guna menghindari peristiwa yang mambahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Meskipun dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, sepeda dikategorikan sebagai kendaraan tidak digerakkan mesin sehingga mendapatkan prioritas. Bukan berarti goweser boleh seenaknya menerobos dan melanggar rambu lalu lintas.

Kedelapan, hormati pengguna jalan lain dengan tidak memenuhi jalur kendaraan. Tetap berada di lajur sepeda masing-masing kecuali ketika hendak mendahului dengan tetap memperhatikan situasi yang aman.

Baca Juga  Menikah di Bulan Syawal: Antara Sunah dan Larangan

Tetap Sehat!

Kesembilan, sadari kondisi tubuh dan jangan memaksakan batas kemampuan diri. Dianjurkan untuk gowes dengan intensitas rendah hingga sedang saja, karena latihan fisik dengan intensitas sedang memiliki keutamaan dapat meningkatkan fungsi imun tubuh.

Sebaliknya, intensitas tinggi tidak dianjurkan bagi goweser karena akan meningkatkan sekresi hormon kortisol yang berdampak pada menurunnya aktivitas natural killer cells  dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan mengalami period open window yaitu keadaan dimana kondisi tubuh ketika itu sedang dalam imunitas rendah dan sangat rentan terserang penyakit akibat latihan fisik yang dilakukan terlalu berat.

Kesepuluh, jaga kebersihan diri, sepeda, dan lingkungan. Bersihkan diri terutama cuci tangan dengan sabun ataupun gunakan handsanitizer sebelum berangkat, saat istirahat, maupun setelah sampai dirumah. Sebelum masuk rumah, upayakan untuk mampu merasa bahwa tubuh kita kotor setelah beraktivitas di luar rumah.

Oleh karena itu, lepaskan semua perlengkapan yang digunakan lalu semprot dengan cairan disinfektan. Lepas pakaian yang dikenakan dan segera cuci dengan deterjen kemudian bersihkan diri dengan mandi dan keramas. Jangan lupa untuk beristirahat dan memulihkan cairan tubuh yang hilang selama gowes.

Salam sehat dan bugar selalu! New normal, new norm, and new habbit.

Editor: Sri/Nabhan

Avatar
2 posts

About author
Anggota Bidang Olahraga Seni Budaya dan Rekreasi PCPM Wedi Klaten
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *