Perspektif

Otak Manusia dan Kuasa-Nya

4 Mins read

Kehidupan manusia memanglah suatu misteri yang takkan bisa disangka oleh nalar pikiran dengan secara penuh. Setiap manusia dilahirkan dengan sejuta perbedaan yang terdapat dalam diri masing-masing, kemampuan analisis yang dimiliki dan kemampuan otak untuk membuat suatu keindahan perbuatan pun sangatlah berbeda. Di setiap kehidupan yang kita rasakan sampai saat ini, pasti kita telah bertemu dengan aneka ragam sifat, akhlak, dan pola pikir.

Otak Manusia

Semua kenangan yang telah kita lampaui dengan senyuman bahkan tangisan yang amat keras, terekam dalam memori otak. Otak sendiri mempunyai berjuta-juta sel yang sangat halus, dan semua sel tersebut mempunyai ikatan yang kuat sehingga terbentuknya otak yang berjuta misteri yang terdapat di dalamnya.

Saya teringat dengan perkataan Buya Hamka, “Di dalam otak terdapat 180.000 juta sel halus yang tidak dapat dilihat satu persatu kalau tidak dengan mikroskop. Tiap-tiapnya terbagi kepada beberapa tympukan berhubungan dengan tumpukan yang lain”. Ibarat otak adalah pusat perdagangan data, tempat terjadi suatu kesepakatan dagangan mana yang akan dijual.

Pekerjaan yang tidak ada habisnya, dilakukan otak dengan sejuta kemampuan. Ilmuwan jenius Albert Einsten yang digadang-gadang mempunyai kapasitas kemampuan otak 15% lebih besar daripada manusia biasa. Dengan kata lain otak manusia ketika mendapatkan suatu tekanan dalam hal berpikir, semakin lama akan membesar dan membuat banyak lipatan.Lebih sulit lagi bagi dokter spesialis otak untuk mempelajarinya secara penuh.

Kemajuan demi kemajuan yang terjadi, pekerjaan yang dilakukan oleh otak manusia akan terhadang dengan suatu peristiwa kecelakaan yang menimbulkan cedera di otak. Sebagaimana ketika tubuh manusia sehat akan menghasilkan suatu hal yang teratur dan semua pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat, akan tetapi ketika bagian tubuh yang lain mengalami kerusakan, maka pekerjaan yang setiap harinya dilakukannya dengan cepat akan terhambat. Demikian pula kerja otak.

Baca Juga  Indeks Kota Islami: Islam bukan Definisi, tapi Indikasi

Otak dan Akal

Berdasarkan pengalaman saya, ada seorang anak yang mempunyai gangguan di otaknya atau biasanya kita sebut dengan syndrome. Keterbatasan anak untuk mengolah data yang telah diberikan, karena suatu kejadian yang mengakibatkan kepalanya terbentur dengan benda keras, dan memberikan efek buruk atau cacat pada sebagian otak. Akan tetapi dokter-dokter yang mempunyai sepesialisasi untuk menangani otak, anak yang dikatakan bodoh, lemah dalam hal berpikir menyatakan bahwa semua itu bisa ditangani dengan kemajuan teknologi zaman sekarang.

Maka nyatalah otak itulah hidup sendiri dalam kehidupan manusia, otaklah yang menghasilkan angan-angan, imajinasi, dan syahwat. Semua itu bisa dikatakan hidup apabila otak masih mendapatkan suplai kekuatan dari oksigen. Oksigenlah yang menghidupi otak, ketika pasokan oksigen habis maka berhentilah kerja otak, sebagaimana nyala lilin yang ditutupi dengan gelas maka matilah nyala api itu.

Oleh sebab itu otak adalah hal yang sangat berharga yang. Perlu dijaga dari segala macam bahaya yang akan merusaknya, karena kesehatan otak akan mempengaruhi kesehatan akal. Hal ini direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Perjalana kehidupan memang takkan bisa terlepas dari peran penting otak. Terkadang dari semua itu muncul suatu pertanyaan, apa perbedaan akal dengan otak?

Akal menurut Ibn Manzhur dibagi menjadi enam makna yakni, pikiran, intelegensi, menahan, mencegah, membedakan, dan tambang pengikat. Dilihat dari pemaparan Ibn Manzhur tadi bisa dikatakan bahwa akal adalah sebuah alat untuk menahan hawa nafsu, mengikat ide-ide, membedakan yang baik dan yang buruk. Menjadikan seseorang bijaksana dalam mengambil tindakan atau menyelesaikan masalah.

Jadi gari besar yang didefinisikan Ibn Manzhur tadi bahwa orang yang berakal adalah orang yang mampu menahan segala hal yang buruk. Juga mengelola gejolak syahwat yang terkadang menjurus kepada keburukan.

Baca Juga  Bai' Najasy Gaya Baru: Ulasan Fiktif dalam Jual Beli Online

Pembagian Tugas

Otak dapat diibaratkan sebagai komputer yang istimewa. Semua program yang dilakukan manusia berasal dari program-program yang ada di dalamnya. Otak mempunyai inti yang disebut saraf neuron, saraf ini mempunyai juluran-juluran yang bisa menghantarkan rangsangan gerak ke anggota badan. Otak sendiri dibagi menjadi bagian-bagian, otak besar, otak kecil, otak tengah, otak depan, dan jembatan varol (serabut saraf yang menggabungkan otak kanan dan otak kiri). Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar bagian otak tadi.

Dua alat yang dimiliki manusia, dan memiliki kemampuan yang sangat luar biasa tadi mempunyai perbedaan yang sangat mencolok. Akal sendiri lebih mengatur dalam segi pengambilan tindakan, menentukan baik dan buruk. Berbeda dengan otak, yang menerima program dari akan dan dirangsangkan kepada anggota tubuh untuk melakukan tindakan. Hubungan harmonis yang akan melahirkan suatu tidakan-tindakan yang terkadang baik ataupun buruk.

Sebagaimana yang dikatakan Buya Hamka “Kekuatan otak itu timbul daripada pertalian zat dan benda dengan roh. Akan tetapi akal dan roh itu ialah bekas daripada perjalanan otak yang sehat laksana gejala api itu timbul dari lilin yang sedang terbakar”.

Menurut penyelidikan ahli ilmu kedokteran, terkadang ketika otak kita mati bekerja, jantung masih bisa begerak, padahal tubuh sudah terhempas tanpa daya. Para dokter bahkan bisa memindahkan jantung dari jasad yang telah mati berpindah ke jasad orang lain yang masih hidup, dan jantung itu tetap bisa hidup. Inilah yang kita sebut dalam dunia kedokteran sebagai transpalasi jantung.

Padahal kematian itu tidak akan datang secepat kilat. Sebagaimana rakyat yang terkena wabah yang sangat mengerikan dan kematian akan menjalar ke kehidupan yang paling tidak kuat. Rakyat yang lemahlah yang akan merasakan kematian lebih awal kemudian berjalan ke rakyat yang kuat, memang begitulah kematian. Rahasia rangkaian tadi lantaran asas kehidupan yang mana manusia dibekali alat untuk manusia itu hidup, seperti air, udara, dan makanan umtuk memelihara hidup.

Baca Juga  Menerapkan Pendidikan Berbasis Hati dalam Dunia Pendidikan

Siapakah yang Menjadikan Manusia Berpikir?

Manusia perlu asupan untuk hidup. Dengan pasokan yang teratur maka kehidupan manusia akan berjalan dengan teratur, ketika urusan tadi selesai maka otak akan berfungsi dengan baik dapat melahirkan kegiatan-kegiatan yang positif. Akan tetapi perlulah juga asupan yang lebih untuk menambah kemampuan otak, buah akal yang baik tidak akan tumbuh dari otak yang kekurangan asupan.

Telah dijelaskan di dalam hadis tentang penciptaan manusia itu sendiri, manusia yang berasal dari pertemuan antara air mani dan sel telur, yang terbuahi di dalam rahim. Kemudian hari demi hari menjadikan hasil dari pertemuan tadi berupa segumpal darah yang mana dari segumpal darah tadi menjadi segumpal daging. Lama-kelamaan diberikan rupa dan bentuk, semula manusia tercipta dari cairan yang tidak bisa dilihat kecuali mengunakan teleskop, akan tetapi diberi bentuk oleh Tuhan.

Di sinilah peran otak dalam berfikir, mempelajari hal-hal yang telah Pencipta kita berikan melalui kalam-kalam-Nya dan perkataan orang yang telah Dia pilih. Semua aspek kehidupan manusia dipelajari manusia sendiri seperti Al-Ghazali yang memikirkan bagaimana perbuatan manusia itu berasal, dan ilmuwan-ilmuwan yang lain. Maka diperlukan yang dinamakan otak sebagai pengendali program-program yang akan dilakukan manusia, dan diperlukannya asupan-asupan yang baik agar otak menjadi baik.

Lantas muncul pertanyaan siapa yang memberikan kekuatan kepada benda yang lembek (otak), yang dapat menjadikan manusia itu berpikir? Siapa Dia? Kita tidak tahu dan tidak mengetahui apa zat-Nya. Sebagaimana Nabi Ibrahim yang merasakan adanya kekuatan yang mengatur segalanya dengan memikirkan dan mengetahui bekas-bekas perbuatan-Nya.

Editor: Nabhan

Avatar
2 posts

About author
PK IMM Hajjah Nuriyah Shabran
Articles
Related posts
Perspektif

Psikologi Sosial dalam Buku "Muslim Tanpa Masjid"

3 Mins read
Dalam buku Muslim Tanpa Masjid, Kuntowijoyo meramalkan pergeseran signifikan dalam cara pandang umat Islam terhadap agama dan keilmuan. Sekarang, ramalan tersebut semakin…
Perspektif

Paradoks Budaya Korupsi Masyarakat Religius

2 Mins read
Korupsi yang tumbuh di masyarakat yang dikenal religius memang menjadi paradoks. Di masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama, mestinya kejujuran, integritas, dan…
Perspektif

Mau Sampai Kapan IMM Tak Peduli dengan Komisariat?

2 Mins read
Barangkali unit terkecil IMM yang paling terengah-engah membopong organisasi adalah komisariat. Mereka tumbuh serupa pendaki yang memanjat gunung tanpa persiapan dan dukungan….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds