Perspektif

Pemuda Tersesat, Dakwah Kreatif ala Husein Ja’far Al Hadar

3 Mins read

Yang muda yang beragama. Begitulah kiranya fenomena keberagamaan anak muda hari ini tergambar. Pesatnya kemajuan teknologi tidak membuat agama ditinggalkan anak muda. Alih-alih ditinggalkan, kajian-kajian keagamaan justru semakin digemari generasi muda.

Aktivitas dakwah keagamaan semakin kreatif dalam menarik simpati generasi muda. Fenomena ini bisa dilihat misalnya dari gerakan Pemuda Hijrah. Gerakan ini dipopulerkan oleh Ustaz Hanan Attaki dari Masjid Al Lathief Bandung. Hanan berhasil mengemas ulang materi-materi keislaman dalam bentuk yang disukai anak muda. Sampai saat ini, gerakan hijrah masih menjadi salah satu tren corak keagamaan anak muda.

Dakwah ala “Pemuda Tersesat”

Muncul lagi seorang pendakwah yang sedang populer di mata anak muda. Dialah Husein Ja’far Al Hadar, seorang habib muda yang akrab dengan duo komika Tretan Muslim dan Coki Pardede. Sebelum membuat konten dengan platform Youtube, Habib Husein gemar menulis isu-isu keIslaman dalam platform daring seperti Geotimes dan Qureta. Saya adalah pembaca tulisan-tulisannya yang bagus.

Pada awalnya, saya tidak tahu bahwa beliau adalah seorang habib. Habib Husein kemudian memutuskan beralih media, dari seorang penulis menjadi content creator youtube. Channel miliknya diberi nama Jeda Nulis, yang artinya dia membuat konten saat jeda dari menulis.

Hal menarik dari Habib Husein adalah dia tidak segan untuk bergaul bahkan berkolaborasi dengan publik figur yang kontroversial. Contohnya Tretan Muslim dan Coki Pardede. Konten Habib Husein yang cukup digemari adalah Pemuda Tersesat, konten dakwah yang dikemas secara kreatif disertai parodi yang cukup menghibur.

Jika Ustaz Maulana terkenal dengan yel, “Jama’ah, oh Jama’ah, Alhamdulillah”. Maka Pemuda Tersesat mempunyai yel yang mirip. “Tersesat, oh Tersesat, Astaghfirullah”.

Pada masa ulama salaf, pernah muncul pertanyaan-pertanyaan yang tidak masuk akal. Pertanyaan ini bukan tentang hukum syariat, namun pertanyaan filosofis. Misalnya suatu ketika Imam Abu Hanifah pernah ditanya oleh seseorang, kalau setan terbuat dari api, maka apakah dia akan tersiksa di neraka? Sementara neraka sendiri berisi api yang membakar?

Baca Juga  Pandemi Covid-19 Telah Mengevaluasi Cara Beragama Kita

Menghadapi pertanyaan tersebut, Abu Hanifah menjawab dengan cerdas. Dia menampar orang yang bertanya. Sang penanya protes, “Kenapa saya ditampar ya Syaikh? Apa salah saya?” Abu Hanifah berkata, “Kulit pipimu itu terbuat dari apa?” Dia menjawab “kulit”. “Tanganku yang digunakan menampar pun adalah lapisan kulit juga.” Ujar Abu Hanifah.

Sang penanya menyadari bahwa tamparan itu adalah jawaban dari pertanyaannya. Siapa bilang bahwa karena setan terbuat dari api, maka dia tidak akan tersiksa di neraka? Buktinya orang yang ditampar oleh tangan bisa merasakan sakit, walaupun tangan yang menamparnya sama-sama dilapisi kulit.

Beberapa Pertanyaan yang Nyeleneh

Konten Pemuda Tersesat Habib Husein mempunyai pola yang mirip. Pertama, Tretan Muslim selaku moderator membacakan pertanyaan nyeleneh dari warganet yang dikirim melalui dm ke akun Instagram @yayasanpemudatersesat666. Setelah itu, Habib Husein menjawab pertanyaan tersebut. Di akhir acara, muncul Coki Pardede yang menampilkan parodi sebagai iblis, dan memilih pertanyaan mana yang paling sesat.

Saya akan mengambil 3 contoh pertanyaan yang membuat kita geleng-geleng kepala.

Pertanyaan pertama. “Apa hukum menggunakan penglaris agar masjid menjadi ramai dikunjungi?”. Pertanyaan yang sesat bukan? Menanggapi pertanyaan ini, Habib Husein menjawab dengan singkat, “Dakwah bukan, syirik iya”. Tentu saja menggunakan penglaris untuk tujuan apapun merupakan bentuk kesyirikan.

Habib Husen kemudian melanjutkan jawabannya. Menurutnya dalam Islam cara dakwah itu sudah jelas, yakni dengan hikmah, nasehat yang baik dan berdiskusi dengan cara yang baik. Islam tidak mengajarkan dakwah dengan cara memaksa, apalagi menggunakan penglaris. Dakwah Islam adalah menumbuhkan kesadaran agar umat Islam pergi ke Masjid dengan inisiatifnya sendiri.

Pertanyaan kedua. “Apa hukum melakukan shalat, setelah shalat kemudian clubbing atau dugem?”. Lagi-lagi pertanyaan ini membuat orang tidak habis pikir. Menurut Habib Husein, kalau kita shalat lalu clubbing, maka pahala shalat kita akan hilang oleh perilaku dugem yang dilakukan setelahnya. Namun menurut Habib, walaupun kita belum jadi orang yang baik, jangan tinggalkan shalat. Habib juga menyuruh kita introspeksi. Jika kita shalat namun masih maksiat, berarti ada yang salah dengan shalat kita.

Baca Juga  Segalanya Akan Punah, Kecuali Digital

Pertanyaan ketiga. “Apa hukum menjual ginjal agar bisa naik haji?”. Menurut Habib Husein, seseorang yang menjual ginjal untuk naik haji akan gagal dua kali. Pertama gagal ginjal, kedua gagal haji. Hal ini karena ibadah haji diperintahkan dalam Islam hanya bagi yang mampu saja. Bahkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Amr bin Ash, Allah tidak menyukai orang yang memaksakan diri beribadah haji padahal dia tidak mampu.

Berislam dengan Penuh Cinta

Menyimak jawaban-jawaban yang dilontarkan Habib Husein, kita tidak akan menemukan jawaban yang nyeleneh disampaikan oleh beliau. Beliau tetap memegang teguh prinsip-prinsip keagamaan walaupun radius pergaulannya luas dari yang muslim taat sampai kelompok yang tidak beragama. Saat ada hal yang dihukumi syirik menurut syariat, Habib mengatakan syirik. Saat ada suatu hal yang pantas dikatakan sebagai maksiat, Habib Husein mengatakan bahwa hal itu maksiat.

Tentu saja jika kita mendengar penuturan dakwahnya secara menyeluruh, Habib Husein senantiasa mengajak jamaahnya untuk berislam dengan penuh cinta, kasih sayang dan berkarakter tengahan. Habib Husein mengajak kita juga untuk menjauhi sikap ekstrem dalam beragama. Kehadiran Habib Husein merupakan anugerah bagi dunia dakwah anak muda hari ini. Dakwah Habib Husein juga semakin memperkaya corak dakwah dan pemahaman KeIslaman anak muda.  

Editor: Yahya FR

Robby Karman
26 posts

About author
Dewan Redaksi IBTimes.ID
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds