Tarikh

Perang Enam Hari: Cikal Bakal Pendudukan Israel di Palestina

3 Mins read

Konflik Arab-Israel merupakan konflik yang selalu diperbincangkan dan diperdebatkan pada abad ke-20 dan 21. Konflik antara Arab dan Israel telah terjadi selama berpuluh tahun lamanya dan telah menjangkau Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan Perang Dingin.

Konflik Arab-Israel berperan dalam membentuk pandangan dunia mengenai Muslim, Yahudi, Kristen, Timur Tengah, minyak, dan peran negara adidaya, terutama Amerika Serikat yang sangat berperan dalam konflik tersebut.

Peristiwa serta orang-orang yang terlibat dalam konflik Arab-Israel menunjukkan kekuatan yang luar biasa dari sebuah ideologi nasional serta identifikasi agama dan etnis di dunia modern.

Konflik Arab-Israel telah mengakibatkan beberapa peperangan yang melibatkan banyak negara tetangga serta negara-negara Barat yang ikut andil dalam konflik tersebut.

Perang Enam Hari

Salah satu perang yang paling bersejarah dalam sejarah konflik Arab-Israel adalah Perang Enam Hari. Perang ini merupakan momen penting dalam hubungan Arab-Israel.

Perang Enam Hari terjadi pada bulan Juni tahun 1967, dan hanya berlangsung selama 6 hari dari tanggal 5-10 Juni. Tiga negara Arab yang ikut terlibat dalam Perang Enam Hari melawan Israel, adalah Mesir, Suriah, dan Yordania.

Perang Enam Hari ini menyebabkan tidak hanya pendudukan Israel atas beberapa wilayah Palestina yang dimandatkan Inggris, yaitu sebelah timur Sungai Yordania termasuk Yerusalem Timur, tetapi juga kolonisasi beberapa wilayah taklukan berupa kota-kota Yahudi yang disebut dengan settlements atau pemukiman’.


Pada saat itu, sebagian wilayah Palestina masih dikuasi Mesir dan Yordania, jalur Gaza masih berada di bawah kuasa Mesir, sedangkan Tepi Barat dan Yerusalem masih berada di bawah kuasa Yordania.

Pecahnya perang Enam Hari disebabkan beberapa peristiwa diplomatis yang berlangsung selama bertahun-tahun. Dimulai dari invasi Arab terhadap Israel disebabkan berdirinya negara Israel pada tahun 1948, kemudian krisis Suez pada tahun 1956 ketika Inggris dan Prancis menyerang Mesir sebagai tanggapan atas keputusan presiden Mesir Gamal Abdel Nasser untuk menasionalisasi terusan Suez.

Baca Juga  UEA Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel, Duka Bagi Palestina

Penyebab Terjadinya Perang Enam Hari

Banyak hal yang memicu pecahnya Perang Enam Hari, salah satunya adalah konflik yang terus menerus terjadi yang berkaitan dengan perbatasan. Konflik perbatasan pada pertengahan tahun 1960-an merupakan pemicu utama pecahnya perang Enam Hari pada tahun 1967.

Serangan yang dilakukan oleh Palestina di perbatasan Israel disokong dan diprovokasi oleh Suriah. Serangan tersebut merupakan serangan balasan atas Angkatan Pertahanan Israel.

Ketegangan semakin memburuk ketika Mesir bersama dengan negara-negara Arab lainnya menghentikan hubungan bilateral dengan internasional dan Israel, dan menempatkan sejumlah besar pasukan militer di sepanjang perbatasan Israel. Israel kemudian menyerang balik yang mengakibatkan terjadinya peperangan udara dan serangan meriam antara Israel dan Suriah.

Konflik ini kemudian dimenangkan oleh Israel. Setelah konflik Israel-Suriah, keadaan bertambah buruk ketika Uni Soviet memberikan informasi yang tidak akurat kepada intelejen Mesir terkait perpindahan pasukan Israel ke perbatasan utara Suriah dalam persiapan untuk invasi skala penuh.

Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser kemudian mengerahkan pasukannya ke Semenanjung Sinai. Ketika tahu bahwa informasi tersebut tidak akurat, pasukan Mesir tetap bertahan di Semenanjung Sinai dan mengusir pasukan darurat PBB yang menjaga perbatasan antara Mesir dan Israel.

Israel menanggapi aksi pengusiran tersebut sebagai upaya untuk memprovokasi perang. Perang antara Israel dan Mesir kemudian tak terelakkan. Pada 5 Juni 1967, yang merupakan awal dari perang Enam Hari, Israel menyerang Mesir dari sisi Utara dengan diperkuat 200 pesawat tempur.

Mesir yang kalah telak dari Israel kemudian berusaha membujuk Yordania untuk menyerang Israel dengan mengatakan bahwa pasukan Mesir berhasil melawan serangan Israel.

Yordania kemudian menyerang Israel dengan menembaki meriam dari Yerusalem. Akan tetapi, Israel berhasil menyerang balik dan mematahkan serangan Yordania.

Baca Juga  Jejak-jejak Komunitas Yahudi di Hindia Belanda

Pada tanggal 9 Juni 1967, Suriah kemudian ikut menyerang Israel, akan tetapi kekuatan Israel tidak terkalahkan kemudian menyerang di perbatasan timur laut Suriah.

Ketegangan antara Israel dan tiga negara Arab terus meningkat, dan pada akhir perang Enam Hari, Israel menyerang dan memenangkan Jalur Gaza, serta dapat merebut wilayah gurun Sinai dari Mesir, wilayah Tepi Barat dari Yordania, serta wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah.

Penentu Masa Depan Aran dan Israel

Perang tahun 1967 menentukan masa depan Arab-Israel dan membentuk hubungan antara negara-negara tersebut. Perang tersebut memicu kenaikan harga minyak empat kali lipat, dan tidak hanya melibatkan negara-negara Arab saja, akan tetapi juga melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam menyelesaikan konflik.


Amerika Serikat merupakan negara di belakang kemenangan Israel karena merupakan negara yang memasok senjata kepada militer Israel. Akan tetapi, untuk menghalau hal tersebut, Uni Soviet berusaha untuk memberikan pasokan senjata kepada negara-negara Arab.

Konflik Arab-Israel bukan hanya permasalahan perbatasan, akan tetapi juga melibatkan konflik politik negara-negara Barat. Salah satu contohnya adalah terlibatnya Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam konflik Arab-Israel.

Kedua negara adidaya tersebut terlibat konflik perang dingin dan masing-masing saling mendukung dan menyokong negara-negara Arab dan Israel yang sedang berperang.

Korban dari Perang Enam Hari

Lebih lanjut, perang Enam Hari mengakibatkan jatuhnya warga Palestina ke dalam kekuasaan Israel. Dalam kasus ini, orang-orang Palestina menjadi pengungsi di banyak negara-negara tetangga. Isu ini terus diperbincangkan yang akhirnya melebar kepada pembahasan mengenai pengembalian kembali tanah Arab yang direbut oleh Israel dan hak-hak warga negara Palestina.

Wilayah-wilayah yang direbut oleh Israel harus dikembalikan kepada Palestina sebagai syarat dari perdamaian. Akan tetapi, hingga hari ini Israel masih terus menduduki wilayah-wilayah tersebut dan terus membangun pemukiman Yahudi di wilayah-wilayah tersebut.

Baca Juga  Kuliner Nusantara, Pertemuan Agama dan Tradisi

Editor: Yahya FR

Unaisah Abdat
1 posts

About author
Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *