Peristiwa

Perayaan Hanukkah di Bondi Beach Berubah Jadi Tragedi Penembakan Massal

2 Mins read

IBTimes.ID – Malam yang seharusnya penuh kegembiraan dan cahaya di Pantai Bondi yang ikonik berubah menjadi mimpi buruk horor hanya dalam beberapa menit, saat ratusan keluarga Yahudi berkumpul untuk merayakan malam pertama perayaan Hanukkah, festival cahaya umat Yahudi.

Dilansir dari BBC News pada (16/12/2025), ribuan pengunjung, termasuk perenang, peselancar, dan penikmat matahari, memadati pantai terkenal Australia itu pada sore musim panas yang terik. Acara Hanukkah dimulai sekitar pukul 17.00 waktu setempat, dengan pembagian donat gratis dan musik meriah. Namun, tak lama kemudian, suara musik ceria tenggelam oleh jeritan ketakutan dan dentuman tembakan.

Panggilan pertama ke polisi masuk pada pukul 18.47. Dua penembak bersenjata membunuh sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan yang kini dideklarasikan sebagai aksi terorisme antisemit.

Seorang guru sekolah menengah setempat bernama Chavi menceritakan kepada media internasional bahwa ia rebah ke tanah untuk melindungi bayinya saat “peluru beterbangan di atas kami”.

“Situasinya chaos total,” ujar seorang saksi mata lain bernama Barry, yang menyaksikan kerumunan orang berusaha kabur dari lokasi yang tiba-tiba berubah menjadi neraka.

Video yang diverifikasi menunjukkan musik upbeat dari acara Hanukkah masih terdengar di latar belakang saat orang-orang meringkuk ketakutan, diselingi suara tembakan dan jeritan. Rekaman lain memperlihatkan kelompok orang berbaring menutupi satu sama lain di rumput, sementara seorang wanita berusaha melindungi kepala seorang anak kecil dengan tangannya.

Kepanikan dengan cepat menyebar dari taman ke area pantai, di mana video menangkap pengunjung pantai yang ketakutan berlari menjauh dari sumber tembakan. Suara jeritan, klakson mobil, dan sirene ambulans memenuhi udara. Beberapa mobil bahkan tabrakan saat orang-orang berusaha mati-matian melarikan diri.

Baca Juga  Belum Genap Sebulan, SUMU Berhasil Menghimpun Para Pengusaha Beromset Trilliunan

Rekaman video berdurasi hampir 11 menit memberikan gambaran kronologi serangan paling jelas. Dua pelaku, yang diidentifikasi sebagai Sajid Akram (50 tahun) dan putranya Naveed Akram (24 tahun), menyeberang Jalan Campbell Parade, jalur panjang berjejer kafe di sekeliling pantai – menuju jembatan pejalan kaki di atas taman tempat acara Hanukkah berlangsung.

Dari posisi tinggi itu, keduanya diduga melakukan sebagian besar penembakan menggunakan senjata shotgun olahraga. Satu pelaku tetap di jembatan, sementara yang lain turun ke taman. Tembakan terdengar secara beruntun, disertai jeritan para korban.

Beberapa menit kemudian, seorang warga sipil bernama Ahmed al Ahmed – yang bersembunyi di balik mobil parkir – berhasil merebut senjata dari Sajid Akram. Ahmed, yang tertembak dua kali selama insiden, kemudian meletakkan senjata di dekat pohon dan mengangkat tangan untuk menandakan kepada polisi bahwa ia bukan pelaku.

Aksi berani Ahmed dipuji sebagai tindakan heroik oleh Perdana Menteri New South Wales Chris Minns, yang menyebutnya telah “menyelamatkan nyawa tak terhitung”. Namun, tak lama setelah itu, Sajid Akram kembali ke jembatan dan melanjutkan penembakan dengan senjata lain. Penembakan berhenti sekitar dua menit kemudian setelah kedua pelaku terkena tembakan polisi.

Polisi kemudian mengonfirmasi bahwa Sajid Akram tewas di tempat kejadian, sementara Naveed Akram dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit.

Kedua pelaku tinggal di Bonnyrigg, suburb barat Sydney, sekitar satu jam berkendara dari Bondi Beach. Beberapa hari sebelum serangan, mereka pindah ke penyewaan jangka pendek di Campsie, yang lebih dekat ke lokasi. Rumah keluarga di Bonnyrigg menjadi fokus utama penyelidikan polisi, dengan penggerebekan dilakukan pada Minggu malam yang menangkap tiga orang – yang kemudian dibebaskan tanpa dakwaan.

Baca Juga  Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

Sajid Akram memiliki lisensi senjata rekreasi resmi dengan enam senjata terdaftar. Sementara itu, Naveed pernah diselidiki pada 2019 karena hubungan dekat dengan sel Islamic State (IS) di Sydney, meski dinilai tidak menimbulkan ancaman kekerasan saat itu.

Serangan pada malam perayaan Hanukkah ini menjadi penembakan massal terburuk di Australia sejak tragedi Port Arthur 1996, dan memicu janji pemerintah untuk memperketat undang-undang kepemilikan senjata. Perdana Menteri Anthony Albanese menyebutnya sebagai “serangan teroris antisemit” yang menargetkan komunitas Yahudi Australia.

Komunitas setempat masih berduka, dengan warga menggambarkan keguncangan mendalam di lingkungan yang biasanya tenang.

Related posts
Peristiwa

Australia Berduka, Polisi Selidiki Perjalanan Pelaku Penembakan Bondi ke Filipina

1 Mins read
IBTimes.ID – Australia masih diselimuti duka mendalam menyusul serangan penembakan mematikan di kawasan wisata Bondi Beach yang menewaskan 15 orang. Aparat kepolisian…
Peristiwa

Prabowo Gelar Rapat Terbatas dengan Menteri di Hambalang, Bahas Pemulihan Korban Bencana

2 Mins read
IBTimea.ID – Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan terbatas dengan sejumlah Menteri anggota Kabinet Merah Putih di kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, Jawa…
Peristiwa

Ketua MPR Tegaskan Keseriusan Pemerintah Tangani Banjir dan Longsor di Sumatra

1 Mins read
IBTimes.ID – Ketua MPR RI Ahmad Muzani menegaskan bahwa pemerintah menunjukkan keseriusan tinggi dalam menangani dampak bencana banjir dan tanah longsor yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *